Chapter 1

17K 1.4K 95
                                    

Her fiance

***

Hening.

Tidak ada yang bersuara. Bahkan Seulgi yang tadi tertawa keras kini bungkam. Gadis itu mengigit bibirnya, mati-matian menahan mulutnya agar tidak menyeringai lebar. Aku tahu tawa Seulgi akan meledak keras, lebih keras lagi saat melihat reaksiku begitu mendengar orang yang aku katakan seperti Kim Jongun itu ternyata sudah ada di belakangku. Wajahku pasti nampak sangat ngerikan sekarang.

"Ehem," Suara ceria Jinri memecahkan atmosfer cangung yang menegangkan disini. Dari nadanya, Jinri juga mencoba menahan tawa seperti Seulgi meski wajahnya tidak semerah Seulgi.

"Sial. Seribu sial."  Aku merutuki temanku dan mulut besarku yang sama sekali tidak membantu. Aku berani bersumpah pasti tidak pernah ada yang berani mengatai seorang Kim Jongin seperti itu.

Oh Sialan. Aku tidak bisa berhenti merutuki diriku sendiri.

"Aku merindukan kalian," Jinri memelukku lalu Seulgi. Senyum manisnya mengembang, menyilaukan. Dia sangat cantik.

"Jadi ini Kim Jongin tunanganku." Jinri melanjutkan karena kami semua masih diam.

Tangannya memeluk erat lengan pria berbaju hitam di sampingnya yang menatap lurus pada kami tanpa ekspresi.

Aku yang sedari tadi tidak berani melihat tunangan Jinri dengan ragu menggeser tatapanku pada sosok ramping yang tidak gembuk sama sekali yang berdiri tegak di sebelah sahabatku.

Mataku langsung menangkap dirinya indahnya yang begitu mencuri perhatian dan membuatmu  tidak bisa berpaling begitu kau sudah melihatnya.

Pria itu tinggi, lebih tinggi dari Jinri yang juga tinggi membuat mereka nampak sangat serasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu tinggi, lebih tinggi dari Jinri yang juga tinggi membuat mereka nampak sangat serasi. Itu sangat tidak adil, Jinri sangat cantik dan Jongin, tunangannya itu juga sangat tampan.

Rambut hitam kecoklatan tersisir rapi ke belakang nampak sangat lembut dan akan berkilau saat terkena lampu. Dia memiliki rahang tajam yang membingkai wajahnya dengan sempurna. Matanya hitam menyipit menatap kami, tidak. Bukan kami. Pria itu hanya menatapku, tepat ke iris coklatku dengan tajam, dahinya berkerut dan bibir tebalnya yang berwarna pink itu membentuk garis keras.

Oh dia pasti marah. Dia pasti berpikir gadis macam aku yang berani-beraninya mengatai seorang pengeran dari Kimsang Group seperti Kim Jongun.

Tentu saja dia marah. Bagaimana jika kau sediri yang dikatai seperti itu oleh orang asing?

Kepercayaan diriku menciut mendapat tatapan dingin darinya. Aku ingin menunduk lagi atau menghilang saja jika itu mungkin tapi aku tidak bisa. Mataku terpaku pada sosok jantan yang diapit lengan kecil nan feminim sahabatku. Aku tidak bisa menyembunyikan keterpesonaanku padannya, Kim Jonhmgin.

NO REASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang