Chapter 7

24.7K 1.2K 78
                                    

The dick

***


Aku terbangun karena cahaya yang menusuk mataku membuatku mengeliat dan berbalik membelakangi cahaya itu.

Mengerutkan kening, aku melihat ke sekitar ruangan yang tidak kukenal. Aku bertanya-tanya dimana aku berada. Namun saat wangi familiar yang baru-baru ini kukenali mulai menyeruak masuk ke hidungku. Realitas menghantamku seperti kereta yang melaju dengan kecepatan tinggi.

Kini aku sangat sadar dimana aku berada sekarang.

Aku menjulurkan tanganku membelai tempat tidur di sampingku yang ternyata masih hangat, itu berarti pemiliknya belum lama pergi.

Aku tersenyum kecil, apa yang aku harapkan? Bahwa Jongin ada di sini memelukku saat aku membuka mata di pagi hari dimana aku kehilangan keperawananku?

Jangan naif Soojung.

Aku tidak ingin tapi aku lakukan.

Aku selalu memiliki dongengku sendiri. Seperti gadis-gadis lain. Aku selalu berharap aku akan bertemu dengan pangeranku, menikah dengannya dan bercinta untuk pertama kali dengan dia, siapa yang kucintai dan mencintaiku di malam kami mengikat janji untuk hidup bersama selama-lamanya

Happy ever afer itu hanya dongeng pengantar tidur, sebelum kau mengenal kerasnya dunia. Dan bodohnya aku masih percaya dongeng itu setelah sekian lama.

Hah! Aku tersenyum miris.

Tapi bukankah kau melakukannya bersama seorang pangeran juga? Batinku mengejek.

Benar aku melakukannya dengan seorang pangeran yang menaiki Rolls Royce.

Bukankah Kim Jongin adalah Pangeran dari Kimsang Group?

Yes, he's did.

Kim Jongin adalah pangeran nyata yang kaya raya, bertubuh tegap dan tampan, dia sempurna.

Tapi pangeran itu bukan pangeranku, dia pangeran Sulli. Aku baru saja menghianatinya dan persahabatan kami.

Aku ingin menangis saat perasaan bersalah menelusup masuk dan menguasai hatiku sekarang. Tapi aku melakukan ini bukan untuk kepentinganku. Ini semua untuk Sica eonnie.

Eonnie, Ya Tuhan! Aku lupa menghubungi kakakku sejak kemarin sore. Sial dia pasti khawatir.

Aku mencari ponselku dan aku melihat celana jeansku tergeletak di lantai di dekat ranjang. Aku mengambil ponselku dari kantong celana. Begitu aku membuka layarnya aku melihat puluhan panggilan tak terjawab dan pesan dari eonnie dan Sehun.

Aku segera menghubungi eonnie pertama. Dan Sehun nanti saat aku tidak di sini, aku tidak mungkin bicara padanya, dia pasti akan bertanya panjang lebar. Dalam deringan pertama itu langsung diangkat, suara sakit kakakku bertanya khawatir.

"......"

"Aku- aku di toko eonnie. Tidak, tidak aku baik-baik saja." Eonnie memarahiku dengan suara kecilnya. Dia bertanya mengapa aku tidak menghubunginya.

"......"

"Emm. Aku. Itu. Aku sangat sibuk karena toko sangat ramai." Kataku cepat.

"Eonnie tahu kan ini akhir tahun. Temanku juga ada yang baru sakit jadi kami butuh tenaga ekstra." Sungguh aku tidak pandai berbohong tapi aku pikir alasanku cukup masuk akal.

"......"

"Aku baik-baik saja eonnie, aku tidak akan sakit. Jangan khawatir, eonnie istirahat saja. Aku akan ke rumah sakit nanti saat jam makan siang."

NO REASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang