Chapter 11

23.6K 1.1K 240
                                    


Pagi ini aku memulai hari dengan lebih baik dari kemarin. Semalam aku dan Jongin tidak bercinta. Dia tahu aku sangat sedih jadi kami langsung tidur dengan dia memelukku. Tapi paginya, dimana matahari bahkan belum menampakkan sinarnya aku terbangun karena kepanasan meski tahu ini musim dingin. Aku bermimpi erotis yang terasa begitu nyata.

Dengan malas aku membuka mataku mendapati kepala Jongin ada diantara selangkanganku. Baju tidurku sudah terangkat ke atas, aku pasti telanjang dari sana ke bawah.

"Jongin?" Aku bergumam antara sadar dan tidak, aku meraba rambut di kepala Jongin.

"Aku membangunkanmu?" Jongin mendongakkan kepala.

Aku menyangga tubuhku dengan sikuku untuk melihatnya kebih jelas. Kakiku mengangkang dan ditarik ke atas. Jongin ada di bawahku, tepatnya di antara pahaku, kepalanya persis di sana.

"Apa yang kau lakukan?" Aku sadar seketika.

"Aku ingin bercinta denganmu," suara Jongin dalam, penuh nafsu. Dia sama sekali tidak merasa bersalah telah membangunkanku.

Aku tercengang mendengarnya, Jongin tidak berbohong saat dia mengatakan jika dia kecanduan seks bukan?

"Kau sudah siap," Jongin menjilatku di sana. Aku langsung mengeliat, darahku mendesir dan panas. Dia benar aku sudah sangat basah di sana. Aku terangsang dalam tidurku, Demi Tuhan.

Jongin memainkan lidahnya membuatku mengerakkan pinggulku. Tapi tangannya memegangi kedua kakiku, membelengguku, "Jonginn..." Aku merintih antara sakit dan nikmat.

"Sssttt," Jongin mendesis, dua jarinya meluncur masuk kedalam diriku. Aku memejamkan mata, rentan dan terangsang oleh pria pencandu seks ini.

Jongin menciumku di sana lagi, membuka bibir kewanitaanku dengan lidah. Ia menemukan klitorisku, mengulumnya sebelum dia mengigitnya gemas.

Aku mendorong pinggulku ke jari dan mulutnya semakin liar, "Masukkan saja." Aku memohon padanya. Aku terangsang melebihi akal sehat, tubuhku mendambakannya.

Tapi Jongin tidak mengubrisnya mulutnya sibuk memberiku kenikmatan. Menjelajah setiap sudut vaginaku, memastikan tidak ada tempat yang belum tersentuh lidah trampilnya. Jari-jarinya keluar masuk berputar, melakukan apapun yang membuatku terbakar oleh gairah.

"Jongiinn!" Aku terengah-engah, basah, tersedia dan sangat siap untuknya.

Tanganku meremas rambut tebal Jongin yang kujadikan pegangan. Vaginaku berdenyut-denyut.

Jongin tersenyum di sana, dia tahu betapa aku terangsang olehnya. Satu tangannya yang bebas menyikap gaunku ke atas, payudaraku yang tidak terbungkus bra ia remas.

"Aghhh." Aku mengerang kesenangan. Semuanya semakin mengetat di intiku, membangun ketegangan yang siap meledak.

"Ayo Soojung, berikan padaku, Sayang." Jongin bergumam. Getaran suaranya masuk ke dalam tubuhku. Jari-jarinya masuk dan keluar semakin cepat, bibirnya menjepit clitku, dan tangannya menarik putingku.

"Sekarang!"

Aku datang, terjun bebas ke dalam pusaran gairah. Pinggulku kudorong kepadanya tanpa malu-malu aku mengerang keras menyebut nama Jongin. Klimaksku bertubi-tubi, aku tidak berpikir aku bisa bangun tidur dengan terangsang seperti itu dan tidak butuh waktu lama bagi Jongin untuk membuatku mencapai orgasme.

Aku membuka mataku melihat Jongin yang sedang melucuti pakaiannya sendiri. Ia mengangkat kaosnya ke atas, sekali lagi mempertontonkan badannya yang atlethis. Aku mengigit bibirku melihat six packs yang tersusun di perutnya dan dadanya yang keras. Ohh dia memiliki tubuh sangat begitu baik selain wajah tampannya.

NO REASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang