Chapter 6

23.8K 1.1K 125
                                    

I lost my V card

***

"Aku masih masih perawan."

"Apa?" Mr. Kim mundur, menurunkanku dari pangakuannya. Ia berdiri mata hitamnya menajam padaku jika aku tidak salah dia terkejut.

"Perawan?"

"Ya." Lirihku malu. Aku mengambil selimut dan menutupi dadaku, setengah tubuhku telanjang. Sedangkan Mr. Kim berdiri di sana berpakaian lengkap, sangat tidak adil.

"Keberuntunganku kalau begitu, aku akan membuatmu tidak perawan lagi." Mr. Kim keluar dari kamar.

Aku tercengang mengdengar kata-katanya, membuatku tidak perawan lagi. Itu pasti tujuanku berada di sini. Tapi kenapa dia begitu terkejut saat aku berkata aku perawan.

Aku belum menikah tentu saja aku masih perawan. Dasar bodoh.

Aku merutukinya dalam hati. Kemana dia pergi meninggalkanku seperti ini? Apa kita tidak jadi melakukannya?

Oh bagus. Aku sangat gugup jadi tubuhku bergetar. Aku takut, untuk pertama kalinya aku akan tidur dengan seseorang dan itu dengan orang asing yang merupakan tunangan sahabatku yang baru kutemui tiga kali ini, dan yang terpenting tanpa ikatan apapun.

Mungkin sekarang aku bisa bernafas lega tapi aku tidak. Aku- aku tidak tahu tapi saat Mr. Kim pergi ada sesuatu di dalam diriku yang jatuh, aku sedikit, hanya sangat sedikit kecewa entah mengapa.

Mungkin karena aku tadi sangat bergairah dan tiba-tiba dia memadamkannya begitu saja. Dia terkesan membuat keperawananku seperti sebuah dosa.

Aku belum pernah merasakan keintiman seperti yang kami lakukan dengan orang lain. Dan jujur saja dengan Mr. Kim itu tidak buruk, tidak sama sekali. Aku gugup tapi dia tahu apa yang dia dilakukan. Dia tahu bagaimana membangkitkanku membuatku merasakan apa yang dia rasakan.

Pintu di buka, Mr. Kim masuk membawa gelas berisi cairan bening dan beberapa pack foil emas. Ia menyerahkan gelas itu padaku.

"Minum ini," aku menerima gelas bertangkai yang disodorkan, ragu untuk meminumnya, aku pikir itu wine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Minum ini," aku menerima gelas bertangkai yang disodorkan, ragu untuk meminumnya, aku pikir itu wine.

"Beberapa teguk saja itu akan menenangkanmu. Ku sangat tegang." Dia benar, dia bisa membacaku dengan sangat baik.

Aku menegaknya sedikit, rasanya ringan lalu hangat, enak. Jadi aku meneguknya lagi dan lagi hingga habis. Tatapan Mr. Kim tidak lepas dariku, dia menyunggingkan bibirnya penuh persetujuan.

"Terima kasih," Mr. Kim mengambil gelas dari tanganku, meletakannya di nangkas. Aku melihat bungkusan foil emas itu lagi yang mungkin berisi vitamin yang dia inginkan untuk kuminum.

NO REASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang