e l f

1.6K 358 22
                                    

Ada tiga pria yang tengah berbincang di salah satu bar di pelosok gang. Tidak banyak yang tahu gang tersebut, karena bar ini berisi khusus untuk orang-orang tertentu.

Dari arah pintu masuk, seorang pria berambut putih pudar masuk dengan tergesa-gesa. Keadaannya sedikit berantakan bahkan ada bercak darah yang menempel pada jasnya. Kedua matanya memerah dan orang lain pasti mengira bahwa ia bukanlah manusia jika bisa berlari secepat bayangan.

Ia menghampiri tiga pria yang semula tengah berbicara. Tepatnya pada salah satu dari tiga pria itu, pria yang memilik rambut berwarna hitam.

"Hyung!" ucapnya, memanggil pria yang jelas lebih tua darinya.

Sehun mengernyit. Menatap adik tidak sedarahnya itu dengan tatapan menyelidik. Sesaat mereka menjadi pusat perhatian. Sehun menariknya untuk ke tempat yang lebih sempit. Instingnya berkata bahwa ada yang ingin adiknya sampaikan dan itu penting.

"Kau habis dari mana, Daniel?" tanyanya.

Nama orang itu, Kang Daniel. Tengah berusaha menetralkan napasnya sejenak, membiarkan kakaknya ini menunggu. Bayangan kejadian barusan langsung berantakan di dalam otaknya saat ini.

"Seoul, sudah tidak aman, hyung."

"Kau ...?"

"Mereka nyaris membunuhku. Aku sudah bersikap senormal mungkin, tapi mungkin bauku sedang tidak stabil. Mereka memojokkanku, ada dua orang, dan aku bisa lari dari mereka dengan mengahapus jejakku sendiri. Kita harus pindah, hyung. Dan ada satu fakta lagi," terang Daniel, ia terbatuk sebentar akibat bergerak terlalu banyak dalam sekali napas.

"Apa?"

"Bahwa me--"

"Niel-ah, kau kenapa?"

Keduanya lantas menoleh. Atensi Daniel seketika teralihkan begitu mendapati mate-nya, Seongwoo yang menghampiri keduanya. Sehun masih di sana, melihat bagaimana keduanya yang sepertinya akan melakukan hal sudah sewajarnya.

"Kau terluka? Bagaimana bi--"

"Aku membutuhkanmu, hyung!"

Dan seketika afeksi Daniel teralihkan. Membuat Sehun menunda, membiarkan perkataan pria itu padanya tidak selesai.

"Selesaikan di kamar. Jangan di tempat umum apalagi toilet!"

[***]

Seorang wanita ada di depan apartement Taehyung tepat di pukul enam pagi. Membuat pria itu tidak habis pikir, beruntung tubuhnya sudah dalam keadaan baik. Ia sudah berniat akan berangkat kerja hari ini karena sudah terlalu lama absen, bahkan ia sudah memiliki spekulasi bahwa bosnya akan marah atau bisa saja memecatnya.

Dan di hadapannya kini adalah teman kerjanya. Kim Seolhyun, wanita yang merupakan mantan model dan sekretaris bosnya sendiri. Berdiri di hadapannya dengan senyum manisnya yang memikat.

"Ada apa, Seolhyun-ssi?" Taehyung tetaplah Taehyung, yang bersikap dingin entah di mana saja.

"Syukurlah kau sudah terlihat sehat. Seungcheol bilang, kau sakit makanya tidak masuk nyaris seminggu. Aku ke sini ingin menjengukmu tapi ternyata kau sudah tampak sehat. Oh, apa kau ingin berangkat kerja?"

Pria di hadapan wanita itu mengangguk pelan. Canggung menguar tapi tidak mematahkan semangat wanita itu. Taehyung sudah rapi dan hendak memakai sepatunya.

"Kita berangkat bersama, bagaimana?"

"Terserah."

Taehyung sudah jauh menduga bahwa Kim Seolhyun adalah wanita yang cerdas, baik, supel dan pandai bicara. Dan nyatanya wanita itu cukup ulet termasuk mengajaknya untuk berinteraksi lebih banyak. Setelah menolak tawaran sarapan dari wanita itu, nyatanya Seolhyun tetap menarik berbagai topik agar bisa berbincang banyak dengannya.

die Zeit fängt an✔ [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang