s i e b e n

1.5K 366 25
                                    

Sayup-sayup terdengar suara langkah kaki yang perlahan memenuhi pendengeran, ditemani suara obrolan orang-orang yang sama. Aroma pekat tanah dan bau-bau menyegak tercium, serpihan cahaya perlahan memasuki penglihatannya yang terbuka.

"Shhh...."

Rasa sakit itu masih ada, bersarang di tempat yang sama. Taehyung terbangun, tengah terbaring di ujung dalam gang gelap nan lembap ini. Sekujur tubuhnya terasa sakit, ia meringis mana kala rasa sakit terasa di jantungnya tiap ia melakukan pergerkan.

Dengan susah payah, ia mendudukkan dirinya, bersandar pada tembok bata bertawa merah. Sebelah tangannya perlahan hinggap di luka besar itu, yang membolongi mantel hingga kulit belakangnya. Darah segar menguar dari sana, yang sudah perlahan mengering. Luka menganga itu masih terlihat, memperlihatkan jantungnya yang berdetak dengan tertatih, lemah seolah bisa berhenti kapan saja.

Apa yang terjadi semalam? Apa alam belum ingin membiakannya menyatu? Belum ingin membiarkannya kehilangan kesempatan hidup di dunia ini? Luka itu nyeri tapi tidak seperti malam kemarin. Malam di mana semuanya terjadi begitu cepat.

Ada sebuah langkah yang perlahan mendekat, Taehyung sudah pasrah jika seseorang yang jahat menemukannya. Ia tidak membawa dompet atau barang berharga kecuali organ-organ tubuhnya. Langkah itu semakin dekat, terlihat ragu-ragu namun terus mendekat.

"Ahjussi!"

[***]

Mereka sempat menjadi perhatian orang-orang. Seorang siswa SMA membopong seorang pria dewasa yang tampak lemas dan setengah hidup, banyak pertanyaan yang ingin terlontar dari mereka-mereka tapi itu semua hanya sekadar wacana.

Jungkook hanya mengikuti feeling-nya saja saat melewati gang sempit di tengah bangunan tua. Feeling-nya berkata bahwa ada seseorang di sana, lalu sesosok hantu berkata bahwa ada yang nyaris meninggal di dalam sana tapi tak kunjung meninggal meski keadaannya sudah sekarat.

Dan tak salah ia terkejut begitu mendapati siapa orang tersebut, langsung saja perasaan simpati sebagai mana manusia terhadap sesama melanda dirinya. Meski dengan kesulitan Jungkook tetap membantunya.

Mereka kini sudah berada di dalam apartement pria itu--Taehyung. Jungkook segera mencari kamarnya, merebahkan pria itu di atas kasur dan segera melakukan pertolongan. Melepas mantel pria itu, wajahnya seidkit menatap kengerian pada luka menganga besar di dada pria itu. Bahkan kedua matanya dapat melihat jelas bagaimana jantung berdetak tepat di depan kedua matanya, hal yang memang cukup mustahil tapi apa yang ia lihat benar nyatanya.

"A-aku akan mengambil air hangat dan kain untuk membersihkan lukamu! Tunggu sebentar!" ucap Jungkook yang sedikit gugup.

Seketika niatnya untuk sekolah runtuh sudah. Tasnya ia taruh di sofa ruang tengah sementara ia buru-buru ke dapur untuk mencari sesuatu yang diperlukan.

Meninggalkan Taehyung yang terdiam, berbaring di atas ranjangnya. Menatap langit-langit kamar dengan pikiran berkelana, kemarin, ia mungkin sudah dikatakan tidak bernyawa. Namun, esok semua seolah berubah, ia masih dapat bernapas saat ini. Menghirup udara, mendengar, dan melihat dunia yang ada. Segelintir rasa panas dan nyeri muncul meruak dari lukanya, Taehyung terdiam, memberikan ekspresi mengernyit yang menandakan bahwa ia kesakitan, tapi ia tetap diam tidak bersuara sedikitpun.

Dua puluh menit berlalu siswa SMA yang menolongnya kembali masuk. Membawa baskom kecil berisi air hangat dan handuk kecil, raut wajahnya tampak khawatir dan sedikit panik. Tetapi sesaat ia terdiam di pinggir kasur, kedua matanya membulat menatap ke arah Taehyung yang nyaris tertidur.

"L-lukamu ... hilang ...."

Tak kalah terkejutnya Taehyung mendengarnya. Ia pun buru-buru menyentuh permukaan dadanya, yang tertutup rapat tanpa celah atau goresan sedikitpun. Seolah luka menganga bekas semalam hanya tato yang bisa lenyap kapan saja. Yang tersisa hanya noda-noda darah yang sangat mengganggu.

die Zeit fängt an✔ [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang