f ü n f z e h n

1.2K 305 41
                                    

Malam sudah tiba, purnama belum sepenuhnya terlihat dari balik awan yang menutupi. Kamar itu tampak cukup nyaman walau seluruh dindingnya berupa batu tua berwarna cokelat pudar. Cahaya lampu berwarna jingga adalah satu-satunya penerangan di dalam lorong yang menuju kamar.

Jungkook menatap sekitarnya dengan pandangan penasaran. Beberapa saat yang lalu ia terbangun dari tidurnya dan dibawa oleh Taehyung ke dalam sebuah goa. Tidak ada orang lain yang ia temui sedari tadi, sehingga semakin banyaklah tanda tanya yang muncul.

Hingga mereka memasuki lorong yang ternyata berada di dalam goa ini. Begitu mereka berada di pertigaan, seseorang datang dari arah kanan. Tampak mengenakan jubah berwarna hitam dengan warna merah di dalamnya.

Pria itu tampak cantik sekaligus mempesona di mata Jungkook. Membuat ia mengerjap polos menatap pria itu yang menyadarinya.

"Kau memang benar-benar manis, Jungkookie," puji pria itu, Luhan.

Mendengar namanya disebutkan sontak membuat Jungkook bersembunyi di balik punggung Taehyung. Mulai merasa takut, di tempat asing begini dan ada orang yang mengenalnya. Kalau Jungkook tidak salah, berarti pria di hadapannya ini juga termasuk vampir.

"K-kau siapa? Tahu dari mana namaku?" tanya Jungkook dengan takut-takut.

Sontak membuat Taehyung terkekeh pelan.

"Dia Luhan Hyung. Orang yang sangat berjasa, dia yang memberitahku semuanya. Dan dia adalah penjagaku selama ini," terang Taehyung kemudian mengusap sebelah tangan Jungkook yang berada di genggamannya.

Hal itu membuat Jungkook merasa tenang secara perlahan, rasa takutnya mulai luntur. Pria di depannya memang tidak menakutkan, bahkan tampak ramah dan bersahabat.

"Bisakah kita lebih cepat sedikit? Jungkookie, sebelum ritual. Ada sesuatu yang ingin kuberitahu padamu dan ada beberapa syarat yang harus kita lakukan terlebih dahulu," terang Luhan.

Lantas kedua pasangan itu berpisah di pertigaan. Keduanya sempat saling bertatap, Jungkook menangkap senyuman di wajah Taehyung yang membuatnya langsung merasa nyaman dan menganggap semuanya akan baik-baik saja.

"Kita tidak bisa berlama-lama di sini. Besok pagi, kita harus pergi ke Jerman," jelas Sehun yang tiba-tiba datang dari kegelapan.

"Waeyo, Hyung?" tanya Taehyung heran.

"Sesuatu yang buruk akan datang. Tapi tenang saja, kalian akan aman karena semua sudah menjaga di sekitar sini," terang Sehun yang masih tampak serius.

"Hyung, tapi ada satu masalah."

"Apa?"

"Itu ... aku belum pernah melakukannya."

Sehun menatap tidak percaya pada pria di hadapannya ini. Sementara Taehyung hanya berdeham pelan guna menutupi rasa malu dan gugupnya. Ini sungguhan yang pertama untuknya, dan itu juga berarti ia akan terikat dengan Jungkook, bukan?

"Dan, tolong kemari," ucap Sehun. Lalu seorang pria menghampiri mereka sembari membawa obor yang dalam keadaan menyala.

"Ne, Hyung? Oh! Kau Taehyung?" tanya pria itu, Daniel.

"Tolong beri dia pelajaran," titah Sehun yang seketika membuat Daniel mengernyit heran.

"Apa? Apa aku harus menghajarnya? Yang benar saja! Kau mau aku mati, Hyung?!"

Sehun berdecak malas mendengarnya.

"Ajari dia masalah hubungan penyatuan antara mate. Aku tidak pandai mengajari, jadi kau saja! Dan tolong jangan dilebih-lebihkan!" perintah Sehun, kemudian ia pergi meninggalkan keduanya.

Tinggallah Taehyung dan pria yang bernama Daniel itu. Yang menatapnya dengan sebentar lalu tersenyum dengan misterius.

"Malam ini, ya. Pantas saja, ah lebih baik kita bicara di ruang tetutup, Tuan," ajak Daniel yang hanya dapat diikuti oleh Taehyung.

Mereka berjalan ke lorong kiri. Gelap menyapa dan beruntung Daniel membawa obor yang dalam keadaan menyala. Suara gesekan langkah kaki mereka terdengar di sepanjang lorong panjang dan gelap ini.

"Daniel-ssi, bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Taehyung saat hening melanda mereka.

"Tentu. Jangan panggil aku begitu, informal saja."

"Baiklah. Apa sepasang mate harus melakukan itu untuk bersatu? Maksudku, tidak adakah cara lain?" tanya Taehyung dengan berani.

Langkah kaki pria di hadapannya sontak terhenti dan membuat Taehyung turut berhenti. Daniel menatapnya dengan tatapan aneh, sedikit misterius.

"Ya, hanya itu. Ah, kau pasti belum tahu, Tuan. Kita hanya bisa mendapat kekuatan dari pasangan kita, dan ya caranya memang hanya itu. Mungkin terdengar penuh nafsu dan maksiat, tapi takdir berkata seperti itu. Dan juga, kita hanya akan mendapat kekuatan kembali jika kita melakukannya secara ikhlas dan sama-sama menginginkan," terang Daniel dengan santai.

"Oh, tapi ada sesuatu yang aku tahu. Tapi ini hanya isu yang pernah kudengar," ucapnya dengan suara lebih pelan. "Setahuku, sang pemimpin selama ini hanya pernah beberapa kali bersatu dengan pasangannya. Bahkan, pernah hanya ada yang hanya sekali bersatu bersama pasangannya. Karena cukup sekali dan kekuatan mereka akan abadi."

[***]

Jungkook tidak tahu aroma apa yang dipakai saat ia mandi barusan. Tapi baunya benar-benar segar dan membuatnya merasa nyaman dan tenang. Setelah berganti pakaian, Luhan sudah menunggunya di kursi yang terdapat meja di dekatnya. Tersenyum ke arahnya.

"Kau tampak semakin bercahaya dan wangi. Aku jamin, Taehyung akan bertekuk lutut padamu," ungkap Luhan yang membuat rona merah tiba di kedua pipi Jungkook.

Yang lebih muda turut duduk di kursi yang satunya. Terdapat sebuah gelas kecil dengan aroma yang Jungkook tidak tahu apa, minuman itu seperti teh karena warnanya cokelat.

"Minumlah. Setelah meminum itu, kau akan merasa lebih segar dan kuat," titah Luhan.

Jungkook pun meraih cangkir itu. Membasahi kerongkongannya dan rasa manis dan agak sedikit pahit terasa. Minuman ini mirip sekali dengan teh, tapi ada perasaan segar dari tubuhnya setelah menghabiskan isi cangkir tersebut.

"Itu adalah minuman sebagai penguat dan penjelas aroma tubuhmu. Itu hanya untuk membuat pasanganmu menjadi lebih kuat dapat merasakan keberadaanmu dan menjadi lebih tertarik," jelas Luhan tanpa perlu diminta terlebih dahulu.

Hal itu hanya diangguki Jungkook. Kemudian hening beberapa saat.

"Apa kau gugup?"

"Ne, Hyung. Apa semuanya akan baik-baik saja?" tanya Jungkook penasaran.

Luhan tersenyum mendengarnya. "Pasti. Kekuatan Taehyung akan abadi setelahnya, dan kalian akan resmi terikat. Tidak bisa makhluk lain memisahkan ikatan kalian berdua," jelas Luhan.

Mendengarnya Jungkook tersenyum tapi ia tahan. Ada perasaan bahagia, antusias menunggu saatnya nanti. Tubunya kini menjadi lebih segar dan wangi, membuat mood-nya menjadi sangat bagus. Walau rasa khawatir dan takut itu masih ada meski tak seberapa.

"Eum, tapi ada sesuatu yang ingin aku beritahu. Jungkookie, apa kau tulus mencintai Taehyung?"

Jungkook mengangguk mantap. Mungkin terdengar omong kosong, tapi hatinya sudah mantap berlabuh pada pria itu. Bukan karena desakan takdir atau orang lain.

"Segala pilihan pasti ada risikonya, bukan? Aku bukan ingin menakutimu. Tapi ada beberapa risiko yang bisa saja terjadi, lebih baik aku beritahu sekarang juga padamu."

Dan Jungkook yakin bahwa topik selanjutnya akan terasa berat dan mungkin sensitif.

[***]

Ketakutan hanya akan membawa seseorang ke dalam kegelapan tak berdasar.

[***]

a.n
Dua chap lagi! Sad or happy end?

die Zeit fängt an✔ [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang