a c h t

1.6K 354 42
                                    

Berhenti urusi makhluk lain.

"Hei! Memangnya apa salahnya?!" Jungkook bertanya pada angin, raut wajahnya mendadak kesal dan ada buncahan emosi yang keluar dari dirinya.

Ucapan pria yang ia tolong pagi ini benar--benar membuat otaknya tak henti--hentinya berpikir apa maksud pria tersebut, marah, kesal, dan perlahan benci. Jungkook benci pria itu! Yang bahkan tidak mengucap terima kasih padanya yang sudah bersedia menolong meski nyatanya sudah pernah dilukai oleh pria itu. Bahkan Jungkook sudah memaafkanya sebelum pria itu memintamaaf!

'Kau kenapa, eoh?' Johny menatap temannya itu dengan heran.

Sesuatu ada yang membuat mood Jungkook menjadi jelek begini. Terlihat dari sejak pulang ke rumah di siang hari, tiada hentinya Jungkook mengomel atau sekadar berkata-kata kasar entah pada siapa.

"Menyebalkan! Mengapa ada manusia menyebalkan sepertinya?!" omel Jungkook entah pada siapa.

Ingin rasanya ia mencekik pria itu tapi keberaniannya hanya sebesar kacang kenari. Tidak ada apa-apanya dan lagi, ada kekuatan dari mana ia untuk melawan pria itu jika nanti melawan. Yang ada ia akan pulang dengan keadaan patah tulang dan menangis kesakitan.

'Siapa? Kau tidak memberitahuku kenapa kau pulang siang hari, kau bolos?'

Perlahan Jungkook membuang napasnya. Seolah emosinya ikut keluar dari sana, ingin rasanya ia menjambak siapa saja saat ini.

"Dia! Pria vampir! Aku menolongnya tadi pagi, dan kau mau tahu, aku malah diusirnya setelah memberitahu bahwa dia adalah vampir! Lalu juga dia bodoh, mengapa tidak tahu menahu bahwa dia adalah vampir? Apa semua vampir memang begitu?" kesal Jungkook, ia pun meremas bantal berbentuk kepala kartun olaf di pangkuannya. Seolah bantal boneka itu adalah kepala manusia yang mirip squishy.

'Tenanglah. Kau menolongnya dari apa?' tanya Johny yang penasaran.

"Aku menemukannya di ujung gang sempit sebelah bangunan tua. Ada luka besar di area dadanya, bahkan aku bisa melihat jantungnya berdetak pelan di sana. Tapi anehnya, begitu di apartement dan aku hendak membersihkan lukanya, luka bolong itu hilang, menutup seolah tidak pernah ada sebelumnya."

'Kau tidak berpikir siapa yang membunuhnya?' tanya Johny, lagi.

Dan pertanyaan tersebut membuat Jungkook terdiam. Beberapa saat ia berpikir.

"Jika dia vampir, lalu dibunuh. Berarti kemungkinan besar dia dibunuh oleh pemburu vampir!" ungkap Jungkook dengan semangat.

Johny hanya diam, tidak bisa menyalahkan ataupun membenarkan ucapan Jungkook barusan. Semuanya saat ini terlalu rancu, belum lagi ada kasus pembunuhan misterius yang belum mendapat titik terang siapa pembunuhnya. Padahal sudah jelas itu ulah vampir, namun banyak dugaan lain yang memungkinkan.

[***]

Seumur hidupnya Taehyung baru pertama kali menangis penuh dengan penyesalan seperti ini. Rasa menyakitkan dan ironinya, tubuhnya seperti bugar kembali, kekuatannya seolah penuh. Tapi hatinya terluka, rasa manusiawinya seolah hilang, dan ia merasa seperti orang paling tidak tahu diri dan berdoa di dunia ini.

Seluruh kantung darah itu habis. Hanya menyisakkan aroma tidak sedap dari darah, dan Taehyung menyesalinya. Mengurung diri di kamar, menangis pilu di dalam kegelapan kamar. Hujan tidak turun lagi, dan seolah langit tidak ikut bersedih dengan keputusannya tadi siang. Melawan pikiran rasionalnya demi nafsu yang sudah membelenggu ini.

Tiba-tiba ada sebuah langkah muncul dari arah jendela. Dengan ketakutan ia pun menoleh yang tengah membelakangi jendela kamarnya. Ada sosok yang tinggi, tampak seperti bayangan, tapi ada kedua mata merah yang menatapnya dengan tajam. Taehyung tidak mampu berpikir lagi, siapa gerangan? Apa malaikat pencabut nyawanya? Apa ia datang karena ia sudah bertindak tidak seperti manusia lagi?

die Zeit fängt an✔ [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang