Berlari dan menangis. Itulah dua hal yang ingin Maryam lakukan. Namun, ia memilih diam kemudian mengadukan seluruh masalah kepada Sang Pencipta. Di dalam sujud panjangnya yang beralaskan sajadah. Meluapkan seluruh cerita. Atau sekadar berbisik, sebab dunia terlalu berisik. Dalam isaknya ia mulai paham, bahwa hanya pada-Nya tempat memudarkan sesak.
Barangkali, selama ini kerap kali tidak tahu diri. Mengaku berserah namun masih saja berlaku pongah. Merasa paling yakin walau sebatas syukur masih menjadi yang paling miskin.
Masa SMA yang tak terlupakan bagi Maryam. Pada kesempatan inilah yang membuat ia lebih mengenal diri, menemukan mimpi-mimpi sekaligus cara terbaik meraihnya, dan yang utama tahu, siapa Tuhannya. Itulah yang mengisi ruang kosong dalam lubuk hati terdalam selama ini. Karena segala kebahagiaan yang ia dapat hanya berlaku sesaat.
Ia paham hanya kepada-Nya, tenang kembali datang. Maka dengan sekuat tenaga, Maryam kembali menata hidupnya. Segala hal yang ingin dicapai, Surgalah yang menjadi ambisi tiada henti. Sebab, untuk menuju sebenarnya kekal butuh banyak bekal.
Ya, ketika dia sering mengatakan bahwa, "Aku tersesat di jalan yang tepat". Hanya perihal waktu, yang membuatnya dapat bertemu.
--- --- ---
Tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanya manusia yang mau menuju sempurna.
Lantas bagaimana nasib anak baru gede alias ABG yang mau menuju kesempurnaan itu? Bagaimana cara dia menghadapi tantangan dalam masa labilnya?
°°° °°° °°°
Jangan pernah lewatkan cerita Maryam ya..
Salam manis dari penulis :)Silahkan coment jika banyak typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Sujud Panjang Maryam
Genç KurguDibalik konsistensi ada visi yang tak luput mendasari. Juga misi seiring kuatnya kaki untuk terus berlari. Pada-Nya adalah ambisi yang tidak boleh sedetik pun berhenti. Jadi, masih mau tetap berdiam diri? atau sibuk berkemas ketika yang lain sudah j...