The End

120 10 5
                                    

Tiba-tiba saja Demon masuk ke perpustakaan. Ia melihat nyalang ke arahku, mendapatiku memegang buku yang sepertinya akan membuatnya murka.

Demon hendak berjalan ke arahku ingin merebut buku itu dariku. Tapi Anna dengan sigapnya melindungiku, ia menghalangi Demon. Ia menahannya, yang terjadi sekarang adalah mereka berkelahi.

Aku mengambil kesempatan ini dengan terus merapalkan mantra itu di depan lukisannya. Tapi hingga saat ini aku masih tetap berada disini.

Tuhan apa yang terjadi? Bagaimana caraku bisa kembali? Mengapa ini tidak berfungsi?

“Percuma saja Sheryl, yang kau lakukan itu salah. Kau tak akan pernah bisa kembali ke duniamu,” Demon berteriak-teriak.

Lalu Anna kembali menghantam Demon dengan tinjunya.

“Sheryl, bacakan kalimat itu padaku. Mungkin kau salah mengartikan tulisan tersuratnya,”  ucap Anna.

Ia berhasil mengikat tangan dan kaki Demon, serta melakban mulutnya juga. Ia berjalan ke arahku, lalu meraih buku itu dan membacanya.

“Ah, aku mengerti. Kau harus pergi ke luar rumah. Perhatikan rumah beserta pohon yang terlukis dalam lukisan itu. Buku itu mengatakan kau harus membaca mantra itu secara terbalik. Cepat lakukan. Aku akan menjaga Demon disini,” ucap Anna lagi, lalu memberikan buku itu padaku kembali setelah membaca dan mengatakan instruksi yang benar.

Aku pun berlari keluar rumah. Melakukan hal yang disuruh Anna. Sekarang aku tengah berdiri didepan rumah dengan pemandangan yang sama seperti dilukisan. Aku mulai membaca mantranya.

Meht htiw retfa reve efil yppah. Ylimaf ym uoy evol i.” rapalku.

Tidak. Aku masih disini. Aku belum kembali ke dunia yang sesungguhnya. Aku masih terjebak dalam dunia lukisan aneh ini. Ah, iya aku ingat sekarang. Aku harus membacanya secara terbalik. Tapi bagaimana maksudnya. Aku tak mengerti.

Sementara itu dari dalam rumah ada yang baru saja keluar, itu Demon. Ia berhasil melarikan diri. Bagaimana bisa? Itu tidak penting sekarang. Aku mulai berpikir keras. Lalu membacanya lagi,

“I love you my family. Happy life ever after with them,” aku berucap.

Tiba-tiba gelap yang kurasa. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, silau. Samar-samar ku lihat tiga kepala orang-orang yang kusayangi. Aku mulai mendapati kesadaranku.

Ayah, ibu, dan nenekku berada dihadapanku sekarang. Mereka menungguiku. Aku tersenyum melihat mereka.

“Apa yang terjadi bu? Aku dimana?” Aku bertanya lirih.

Ibuku terlihat sembab seperti habis menangis lama dan terlihat amat senang akan keberadaanku. Dan baru kali ini aku melihat ayahku tersenyum padaku. Matanya kini berkaca-kaca. Nenek pun begitu.

“Kau sudah siuman nak? Syukurlah. Kami sangat cemas nak. Kamu ditemukan tidak sadarkan diri di perpustakaan atas, sambil menggenggam novel tebal milik mendiang kakek,” ucap ibuku sambil memelukku sangat erat.

“Berapa lama aku tak sadarkan diri bu?”

“Empat puluh hari nak. Kami kira kamu gak akan balik lagi, kami kira kami akan kehilangan kamu selamanya.

"Maafkan ayah dan ibu ya, Sheryl. Ayah dan ibu berjanji sekarang, kami nggak akan bertengkar lagi. Ibumu sudah berhenti dari pekerjaannya nak.

"Kita akan hidup bahagia nak. Kembali tinggal lagi dirumah ya nak,” ucap ayahku sambil beruraian air mata, dan mengenggam tanganku erat.

Terimakasih tuhan. Akhirnya aku dapat melihat senyum dari kedua orang tuaku kembali. Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku saat di dunia lukisan itu benar-benar nyata atau hanya bunga tidurku selama koma.

Ibu mendengar dari dokter katanya aku mengalami koma secara mendadak. Dokter baru pertama kali menangani kasus pasien yang satu ini, Tanpa kecelakaan tapi aku mengalami koma selama sebulan lebih. Dan sampai saat ini dokter masih mempelajarinya. 

Hanya tuhan yang tahu dibalik semua kejadian ini, yang pasti sekarang aku sangat bahagia. Aku bersyukur semua ini terjadi, dan tak ada penyesalan sedikitpun. Karena akhirnya aku mendapatkan kebahagiaan hidup yang ku dambakan selama ini.

Selesai

🎬

2017.12.20
Big Luv fr Kim Alawra😘

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang