Malam harinya aku mengendap-endap kembali menyelinap masuk keruang perpustakaan di rumah yang kutinggali sekarang. Aku menunggu semua orang dirumah terlelap. Jika tak ada yang bisa membantuku keluar dari dunia terkutuk ini. Maka biar aku saja yang mencari jalan keluarnya sendiri.
Aku mencari-cari novel yang berjudul Happy Life Ever After di setiap rak buku. Aku yakin novel itu ada disini, dan aku yakin pasti ada mantra untuk aku kembali.
Setelah hampir satu jam akhirnya aku menemukannya. Buku dengan kover lukisan rumah dan pohon besar di depannya. Tepat sekali, buku itu berjudul Happy Life Ever After. Tapi sayangnya buku itu ada di rak paling atas. Dan harus menggunakan kursi untuk meraihnya. Aku menyeret kursi yang berada di ruangan ini, berusaha sebisa mungkin tanpa suara agar tak menimbulkan keributan dan membangunkan Anna dan Demon. Jika itu terjadi, maka aku akan dalam bahaya besar.
Brukk!
Sialnya, buku-buku yang berada disamping buku itu malah berjatuhan juga. Aku melihat sekeliling, untung saja tak ada yang datang.
Saat aku merasa sedikit lega, tiba-tiba ada yang menepuk pundakku dari belakang. Hampir saja aku menjerit, tapi mulutku sudah dibekapnya. Ia adalah Anna.
“Tuan Demon mendengar keributan dari arah sini, dan menyuruhku memeriksanya. Apa yang sedang kau lakukan?” ucapnya kemudian.
Dengan sigapnya aku menyembunyikan buku yang kupegang kebelakang punggungku. Tapi lagi-lagi Anna dengan sekuat tenaganya dapat mengambil buku itu dariku.
Ia memperhatikan buku itu, lalu mengalihkan pandangannya padaku, lalu melihat buku itu lagi berulang dua kali. Sepertinya ia mulai menyadari sesuatu.
Ia membuka lembaran diakhir-akhir halaman, dan menunjukkannya padaku, memberikannya padaku kembali. Aku meraihnya, memperhatikan rentetan kalimat yang tercetak dalam halaman tersebut.
Jiwa yang hilang penuh penyesalan. Ia ingin kembali, membangunnya dari awal.
Sebelum semua terlambat pergilah ketempat semula kau berdiri. Perhatikan seksama, resapi dan rapalkanlah mantranya.
Semua yang terbalik harus disempurnakan. Katakan dengan lantang saat itu juga. Akan ada yang menghalangi, tapi kau harus melawan.
Merelakan satu nyawa lagi untuk kepulanganmu itu risiko terbesarnya.
‘Meht htiw retfa reve efil yppah. Ylimaf ym uoy evol i.’
Aku selesai membacanya. Mencoba memahami tiap kalimat yang tersirat. Lalu menatap Anna,
“Terimakasih Anna. Apa kau ingin ikut bersamaku? Kita bisa menjadi keluarga,” tawarku pada Anna.
“Tidak Sheryl. Ini hidupku, disinilah tempatku. Selamat jalan,” ucapnya tersenyum.
Kami pun berpelukan. Tak terasa pula air mataku luruh juga. Aku pasti akan sangat merindukan Anna. Aku berjanji tak akan pernah melupakannya.
Aku berjalan menuju sudut ruangan, dan menemukan lukisan yang sama lalu merapalkan mantra yang tertulis dalam buku itu.
Tapi tidak terjadi apapun. Anna masih berdiri di tempatnya. Padahal aku telah mengikuti semua intruksi awal. Caranya sama seperti saat pertama kali aku masuk dunia ini. Berdiri didepan lukisan, membaca mantranya.
Apa ada yang salah? Apa yang kurang?
🎬
2017.12.20
Big Luv fr Kim Alawra😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped
Fantasy[Selesai] Dunia apa ini? Start 16 Desember 2017 Finish 20 Desember 2017 Ditulis oleh Kim Alawra IG: itsmethebrightness_