Pada suatu hari aku iseng ingin menyambangi kegiatan Demon di pemukiman warga. Aku memaksa Anna untuk memberitahuku dimana Demon saat ini berada disiang hari. Awalnya Anna tak mau memberitahuku, tapi aku terus mendesaknya hingga akhirnya ia luluh juga.
Aku menyelinap masuk kerumah salah satu warga, yang ku tahu terdapat Demon didalamnya. Kusuruh Anna berjaga-jaga diluar, dan ia menurut, walau sempat ragu.
Rumah ini lebih kecil dari tempat tinggalku. Dindingnya terbuat dari kayu, begitu juga dengan lantainya. Modelnya tak jauh berbeda dengan rumah nenek. Aku masuk melalui pintu belakang yang tidak terkunci.
Aku tidak tahu apa yang dilakukan Demon di rumah orang-orang yang ia sering kunjungi. Ia hanya bilang, jika itu pekerjaannya. Apakah ia semacam kepala desa atau tukang kredit yang sering keliling menyambangi rumah warganya satu-persatu? Aku tidak tahu pasti. Maka dari itu, kali ini aku ingin mengintipnya, sekali saja.
Yang kulihat saat pertama kali masuk adalah ruangan dapur yang gelap. Untuk keadaan siang hari, ini terlalu gelap hingga aku tak dapat melihat sekeliling. Jika begini terus, akan sia-sia saja aku mengendap-endap kemari. Jadi, aku meraba-raba dinding, mencari saklar lampu. Akhirnya ketemu. Lampu pun menyala, menerangi ruangan.
Mataku membelalak kaget, hampir saja aku menjerit. Namun tiba-tiba ada telapak tangan seseorang yang lebih dulu membekap mulutku dari belakang.
"Sssttt!" tangannya yang satu lagi memberi isyarat menyuruhku diam.
Kini aku diam terpaku ditempatku berdiri. Seseorang yang membekap mulutku sebelumnya telah melepaskannya. Keadaanku mulai tenang. Sebenarnya ingin sekali aku menjerit, marah, bertanya, dan meminta penjelasan yang entah pada siapa harus kutuju.
Dihadapanku saat lampu menyala tampak tergeletak seorang wanita yang sepertinya berusia empat puluh tahunan. Ia bersimbah darah dari kepalanya, dan daster yang ia kenakan sudah berlumuran darah hingga ke lantai. Saat ku mendekatinya, kucoba meraih pergelangan tangannya mencari urat nadi yang mungkin saja bisa membuatku lega, jika saja ia masih hidup. Dan kuberanikan diriku mengecek napas dari hidungnya. Tapi tetap tak kutemukan udara yang berhembus dari sana. Nyawanya telah tiada. Itu yang kutangkap.
"Siapa yang membunuhnya Anna?" tanyaku akhirnya, pada Anna-wanita yang tiba-tiba datang tadi-
Kudengar helaan napas dari Anna. Lalu berujar "Tuan Demon," singkat, namun mendalam.
"Apa maksudmu Anna?" tanyaku makin tak mengerti.
Tiba-tiba saja datang seorang gadis muda dari balik pintu dapur. Rambutnya lurus terurai panjang berantakan. Wajahnya kusam memelas. Matanya yang kecil sudah berkaca-kaca.
"Tolong aku nona. Kau kah itu nona Sheryl?" ucapnya penuh putus asa.
"Tolong selamatkan keluargaku, tuan demon... dia.." kalimatnya terpotong, karena dari balik pintu ada sebuah tangan yang menarik rambutnya, menyeretnya masuk ke dalam kembali.
Aku hendak berlari menyusulnya. Namun Anna tak tinggal diam. Tangannya menahanku pergi dari belakang. Aku memberontak meminta dilepaskan. Tapi kekuatan Anna dua kali lipat lebih besar dariku, seperti tenaga lelaki.
"Kalau begitu jelaskan padaku Anna, apa yang tengah terjadi? Aku harus menolongnya, nyawanya sedang dalam bahaya,"
🎬
2017.12.19
Big Luv fr Kim Alawra😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped
Fantasy[Selesai] Dunia apa ini? Start 16 Desember 2017 Finish 20 Desember 2017 Ditulis oleh Kim Alawra IG: itsmethebrightness_