Aku diam. Tak ada yang terjadi. Suasana masih hening seperti biasa.
Kriekkk...
Tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbuka. Aku menoleh kearah suara. Berdiri seorang wanita cantik berkulit putih. Bibirnya merah muda penuh tapi proporsional, mempunyai mata cokelat hazel yang besar. Rambutnya ikal dikuncir satu kebelakang. Tingginya, sepertinya tidak berbeda jauh denganku.
"Nona Sheryl? Ternyata kau disini, makan malam telah siap, ayo kita makan. Tuan Demon sudah menunggumu," ucapnya.
Aku bergeming ditempatku. Bingung harus menjawab apa. Dia siapa? Siapa tuan Demon yang dimaksud?
Ia menghampiriku, tiba-tiba meraih dan menarik tanganku mengikuti langkahnya. Kami keluar dari ruang perpustakaan. Tapi ada yang aneh dengan ruagan disini. Tidak, bukan hanya ruangan, tapi seisi rumah. Tidak ada lagi lorong menuju kamarku. Tata letak ruangan serta interior rumah tampak berbeda. Hanya saja, lukisan besar didinding ruang perpustakaan masih tetap sama.
Perempuan yang sepertinya sebaya denganku, menarikku menuju ruang makan. Tapi kami tak perlu repot-repot menuruni anak tangga menuju lantai bawah. Karena memang tangga yang seharusnya ada ditengah ruang tidak terletak seperti semestinya. Entah hilang kemana. Rumah ini tampak asing, dan hanya berlantai satu sepertinya.
"Akhirnya kau datang juga Sheryl, ayo kita makan. Anna sudah menyiapkan makan malam," ucap lelaki, yang sepertinya disebut-sebut sebagai tuan Demon.
Ia menarik kursi yang berada disampingnya, mempersilakanku untuk duduk.
"Apa yang kalian lakukan disini? Kalian siapa? Dimana nenekku?" tanyaku bertubi-tubi.
"Tenanglah nona. Kita duduk terlebih dahulu ya," ucap wanita yang kutahu bernama Anna.
Ia menarikku duduk dikursi yang telah disediakan untukku. Kini aku pun terduduk di kursi meja makan. Terhidang berbagai macam makanan yang begitu mengunggah selera. Kebetulan aku memang sudah lapar. Membuat air liurku menetes.
"Kenapa kalian diam? Kalian ini siapa? Kenapa bisa masuk kerumah nenekku?
"Apa kalian adalah sekelompok pencuri?" selidikku.
"Tenanglah Sheryl. Lebih baik kita makan terlebih dahulu. Tidak baik membuat keributan dimeja makan," ucap Demon tenang.
Suaranya khas bariton yang tenang dan terdengar tegas membuatku segan, dan terdiam.
Aku pun mengalah. Kami makan dengan hening, dan dentingan sendok, dan piring saja yang terdengar. Sebenarnya tidak bisa disebut kami, karena wanita yang sepertinya bernama Anna tidak ikut duduk dan makan bersama. Hanya ada aku dan yang disebut tuan Demon. Anna tetap menemani kami makan, akan tetapi hanya berdiri disamping meja makan, menunggu kami selesai makan. Dan sesekali ia yang menyendokkan nasi ke piringku.
Sepanjang makan malam berlangsung pikiranku melayang ke udara. Sesekali aku melirik, memperhatikan pahatan wajah tampan disampingku. Harus ku akui, ia mempunyai wajah dengan kulit yang putih bersih. Hidungnya pun mancung, dan bibir yang menawan. Terlalu sempurna.
"Baiklah Sheryl, aku akan memperkenalkan diriku. Namaku Demon. Selamat datang di dunia Happy Life Ever After. Segala kebutuhanmu akan disediakan oleh Anna, dan ia juga yang akan menjagamu," ucap Demon setelah acara makan malam telah usai.
Aku mengerutkan keningku, masih belum mengerti.
"Aku masih belum mengerti. Apa maksudmu dengan dunia Happy Life apalah itu? Kamu pikir aku ada dimana? Ahh kau membuatku pusing."
"Anna lebih baik kau antar Sheryl ke kamarnya. Sepertinya ia lelah," ucap Demon lagi.
"Mari nona, saya antar," Anna membungkukkan setengah badannya, mempersilahkanku untuk jalan lebih dulu.
"Berhenti memanggilku nona! Namaku Sheryl, bukan nona," makiku kesal.
"Jika ada yang ingin kau tanyakan, saya akan jelaskan nanti dikamar. Ayo nona," ucapnya lagi, tak menggubris penolakkanku dipanggil nona.
"Ah, terserahlah!" kataku mulai frustasi.
Kami sampai dikamar. Anehnya lagi adalah, penampakan kamar ini sama persis seperti kamarku sebelumnya, hanya saja ada pintu ruangan lain disudut kamar. Anna mengatakan bahwa itu adalah kamar mandi. Aku bisa menggunakannya sekarang jika aku mau. Ia akan menyiapkan air hangat untukku mandi. Tapi bukan itu yang kubutuhkan atau yang kumau sekarang.
Tidak ada pilihan lain selain menerima keadaan sekarang, dan menjalaninya. Anna menjelaskan padaku, bahwa aku berada di dunia lukisan dengan cara masuk melalui membaca mantra yang ditulis di novel Happy Life Ever After. Aku makin tak habis pikir. Bagaimana mungkin semua itu nyata. Aku yakin pasti aku sekarang tengah bermimpi. Jadi ku putuskan untuk beranjak tidur, dan melupakan semua mimpi aneh ini. Anna pun keluar, pergi ke kamarnya.
🎬
2017.12.19
Big Luv Kim Alawra😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped
Fantasía[Selesai] Dunia apa ini? Start 16 Desember 2017 Finish 20 Desember 2017 Ditulis oleh Kim Alawra IG: itsmethebrightness_