Chapter 2 #Berangkat

120 4 0
                                    

Setelah mendengar kata yang menggetarkan alam sadarnya, Dhika pun terdiam sejenak.

Kini hanya ada kesunyian diantara mereka, walaupun banyak orang yang berlalu-lalang berjalan di depan mereka.

"Apa ini? Apa ini pertanda kalau dia tidak mencintaiku lagi? Apa yang harus aku lakukan? Aku tak ingin berpisah dengannya" ucap Dhika dalam hati.

Setelah beberapa menit Dhika meminum minumannya kembali. Mungkin minum itu bisa mengurangi rasa kekhawatirnya. Setelah minum ia pun langsung menanyakan pada Maudy.

"Kenapa?" tanya Dhika sambil menatap minumannya yang kini tak sadar ia telah meneteskan air matanya.

"Bukan aku tak mencintaimu lagi, tapi aku tidak mau pacaran lagi kak. Aku tau kau sangat mencintaiku. Tapi aku tak ingin pacaran lagi karena di dalam Islam itu tidak ada yang namanya pacaran. Aku ingin fokus untuk pendidikanku dan memperdalam tentang agamaku yang masih setetes air laut ini. Aku tak ingin menambah dosaku lebih banyak hanya karena pacaran kak. Aku juga tidak mau menambah dosa orang tuaku." jawab Maudy yang juga mulai meneteskan air matanya.

"Baiklah aku mengerti." ucap Dhika sambil menghapus air matanya sendiri.

"Hey! Kau menangis?" lanjut Dhika yang melihat Maudy lalu mencari sapu tangan di tas kecilnya.

"Maafkan aku kak 😢." Ucap Maudy.

"Ini. Kau hapus air matamu. Kan sudah kubilang, aku tidak suka kau menangis di depanku. Aku tidak mau melihat matamu bengkak dan hitam seperti mata panda." ucap Dhika menenangkan Maudy sambil memberikan sapu tangannya.

"Tenang saja. Ini masih bersih ko, belum aku pakai." lanjut Dhika.

"Aish! Aku sedang menangis kak. Kenapa kau malah meledek." ucap Maudy lalu mengambil sapu tangan Dhika dan menghapus air matanya.

"Kita tetap jadi teman kan?" tanya Dhika lalu tersenyum.

"Iya." jawab Maudy lalu membalas senyuman Dhika.

"Ini sudah semakin sore, sebaiknya kita kembalikan sepeda ini." ucap Dhika lalu menaiki sepeda dan disusul Maudy.

Skip~

Kini mereka sedang berjalan menuju mushola pintu keluar.

"Kak, kau tidak marah kan denganku?" tanya Maudy

"Aku marah padamu." ledek Dhika tetap asyik memfoto sekitarnya.

"Benarkah?" tanya Maudy lalu berdiri mematung

Dhika yang masih asyik memfoto melihat sebuah toko boneka yang hanya 1 meter darinya lalu ia pun menuju ke toko itu dan masuk ke dalamnya.

Sedangkan Maudy masih berdiam mematung.

Beberapa menit kemudian Dhika pun keluar membawa sesuatu dan melihat Maudy masih berdiam di pinggir jalan tadi. Lalu Dhika pun menghampirinya.

"Aku bercanda. Kau ini serius sekali." ucap Dhika sambil memberikan barang yang dibelinya di toko tadi.

"Apa ini?" tanya Maudy lalu melihat ke arah Dhika

"Lihat saja." jawab Dhika

Maudy pun mengambil barang tersebut lalu membukanya.

"Boneka pinguin?" tanya Maudy heran

"Iya. Kau tidak mau? Yasudah untuk adikmu saja." ucap Dhika

"Aku mau!" ucap Maudy lalu memeluk bonekanya yang berukuran sedang.

~Anggep aja kaya gini 😁

~Anggep aja kaya gini 😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Allah Mengirimku UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang