"Maudy?" tanya Hoseok terkejut.
"Kau darimana saja?" lanjut Hoseok.
"Hey hyung, kenapa bisa sama dia?" lanjut Hoseok.
"Kau sedang apa di situ? Kan aku menyuruhmu mencari Maudy, kenapa kau malah disini?" Khalid pun sekarang mulai menatap Hoseok dengan tatapan tajamnya.
Hoseok pun balik menatap tajam kakanya itu. Dan mereka akhirnya saling menatap dengan tatapan yang membuat Maudy takut.
"Kalian kenapa..."
"Aku akan mengantarmu sampai rumah." Khalid pun memutus ucapan Maudy lalu berjalan yang diikuti Maudy meninggalkan Hoseok yang masih menatapnya tajam.
Skip~
"Alhamdulillah, akhirnya kau pulang, tapi kenapa kau yang mengantar Maudy?" tanya Aqilla yang kini memeluk Maudy.
"Iya, kebetulan saja. Yasudah aku pulang ya. Sudah malam." senyum Khalid.
"Terima kasih kak sudah mengantarku pulang." Khalid pun tersenyum kembali.
"Yasudah ya. Assalamu'alaikum." pamit khalid.
"Wa'alaikumsallam." Maudy dan Aqilla serentak.
Skip~
"Assalamu'alaikum." Khalid pun memasuki rumahnya dan duduk di sofa depan tv.
"Wa'alaikumsallam. Kenapa kau bisa bersamanya? Bukankah kau yang menyuruhku untuk mencarinya hyung?" Hoseok pun kini duduk di sebelah kakaknya.
"Aku tadi tidak sengaja bertemu dengannya di bus. Aku tadi ke supermarket sebentar." Khalid memakan makanan yang dibelinya tadi.
"Kenapa kau tidak menghubungiku kalau kau sudah menemukannya?" Hoseok masih menatap Khalid.
"Memangnya kau bawa handphone?" Khalid pun menatap Hoseok.
"Enggak."
Jawaban Hoseok pun dibalas dengan jitakan di kepalanya oleh Khalid.
"Sakit hyung." Hoseok mengelus-elus kepala yang sehabis dijitak oleh kakaknya tadi.
"Kenapa kau jadi mengkhawatirkannya?" tanya Khalid yang kini berjalan mengambil minuman di kulkas.
..........
"Lah, pertanyaannya gk dijawab-jawab." Khalid kini sudah duduk kembali di sofa depan tv.
"Udah punya pacar, jangan selingkuh!" sambung Khalid lalu meminum minumannya yang diambilnya tadi.
"Apaan sih hyung! Dia bukan tipeku!" Hoseok pun berjalan ke kamarnya dan menutup pintunya keras.
"Bagus lah." gumam Khalid.
Skip~
"Lelah sekali hari ini. Huufftt..." Maudy duduk di pinggir kasurnya.
"Kak Khalid baik banget deh." mengingat kejadian tadi, Maudy pun mulai senyum-senyum sendiri.
"Beda banget sama adeknya. Masa ninggalin cewe sendirian di negara orang." nada ucapan Maudy pun mulai kesal.
"Astagfirullah. Maudy... jangan mikirin cowo terus." Maudy memukul-mukul pelan kepalanya.
"Mending tidur." Maudy pun berdo'a sebelum tidur lalu memjamkan matanya.
Skip~
"Kakak mau kemana?" tanya Maudy yang berjalan menuju meja makan.
"Kakak ada urusan, tugas yang kemaren belum selesai." jawab Aqilla yang sedang memasukkan makanan ke dalam kotak makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah Mengirimku Untukmu
Teen FictionApakah pilihan yang diambil sudah benar? Sudah. Tapi, benar menurut siapa? Diriku sendiri atau benar menurut Allah? Melewati semua masalah dan semua proses tidaklah mudah, apalagi membutuhkan pengorbanan jiwa dan raga. Rasanya tak meyakinkan. Tapi...