David Rolland, David menyusuri koridor sekolah. Sepanjang dia melangkah banyak pasang mata melihat ke arahnya. Siapa yang tidak terpaku dengan parasnya. Kulit sawo matang, perfect untuk seorang laki-laki, hidung mancung, alis tebal, lesung pipi.
David ialah kapten basket di Sunhigh School. Selain parasnya yang perfect, tingginya juga perfect.David menghiraukan tatapan dari siswa yang melihatnya kagum ataupun terpesona. Banyak kaum hawa yang menggandrungi dirinya. Tidak sedikit yang mencuri dan memberi perhatian kepadanya. Tetapi David menghiraukan semua itu. Dia juga terbilang cuek. Rumornya dari dia smp sampai sekarang kelas 11 dia tidak pernah tertarik kepada wanita di sekolahnya.
David mengecek ponselnya sembari berjalan menuju kelasnya. Di tikungan koridor tanpa terasa dia menabrak seseorang. Di dapatinya seorang perempuan. Perempuan itu adalah Zura.
"Maaf..." Kata Zura
David hanya menatapnya datar. Lalu melenggang pergi begitu saja.
Zura menatap punggung David.
"Itu kan cowok yang ada di tukang ketoprak tadi malem, Oh iya dia juga yang berantem di rumah kosong kemarin, ternyata dia sekolah disini, makanya gue ga asing sama dia"Zura tidak mengetahui jika David populer di sekolahnya. David memasuki kelasnya begitupun dengan Zura. Beruntung di tikungan tadi sepi, jika tidak, mungkin sekarang Zura banyak yang menghujat.
***
David memasuki kelasnya dan duduk di sebelah sahabatnya Harris Pratama. Di depan tempat duduknya ada dua orang lelaki yaitu Juna dan Aldi mereka juga sohibnya David.
"Males banget gue hari ini. Makin hari makin banyak cewe merhatiin gue" ujar David kesal.
"Biasanya juga gimana Vid" Harris pun tertawa
Harris adalah orang terdekat David. Orangnya tampan, perhatian, humble.
"Yowis kasihken aku aja la" ujar Aldi. Aldi adalah pindahan dari jawa. Wajar saja kalau bicara dan logatnya masih sedikit ada unsur jawanya. Rambut ikalnya seperti sarang burung, agak banyak omong dan hitam manis yang mempesona wkwk.
"Ambil dah.." jawab David
"Gue juga mau Vid" Juna menunjukan telunjuknnya lalu tertawa. Tidak banyak yang spesifik dari Juna. Hanya saja dia orangnya humble, perhatian dan lumayan lah tampangnya.
David hanya diam
"Dari semua perempuan disini, cuma kamu yang bisa membuatku nyaman. Entah mengapa? Aku pun tidak mengetahuinya. Perasaan itu datang dengan sendirinya saat kita masih SD, walaupun kamu lebih muda satu tahun dariku. Sekarang kamu pasti sudah kelas 10" Batin David
Harris menepuk bahu David.
"Apaan bro?" Tanya David"Pulang sekolah ada basketkan bro?"
David hanya mengangguk kemudian kembali membatin.
"Kapan kamu pulang? Katanya sebentar ini udah enam tahun. Aku nungguin kamu" David bertanya sendiri.
***
Kriiiing..... kriiiing......
Bel istirahat....
Semua siswa keluar kelas menuju kantin, perpustakaan, dan tempat lainnya. Kantin yang semulanya ramai menjadi bertambah ramai ketika empat orang cowok masuk ke kantin. Empat cowok itu yaitu David, Harris, Aldi, dan Juna.Zura berada di kantin. Melihat kedatangan David dan teman temannya membuatnya tercengang. Ditemani sahabatnya Vika, Zura duduk di bangku paling belakang. Zura kembali menyantap makanannya. Menghiraukan keadaan sekitarnya.
"Kak Daviiiiid"
"Kakak kakak ganss"
"Ciptaan tuhan yang sempurna"
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE NEVER ENDS
Teen FictionSahabat yang harus terpisah karena pekerjaan orang tuanya. Bersatu kembali setelah beberapa tahun. David dan Zura yang dulunya bersahabat. Harus berpisah karena orangtua Zura mendapat pekerjaan di luar kota. Beberapa tahun kemudian.... Zura kembal...