TLNE-9

221 19 0
                                        

Kini deru motor David membelah kota, hawa dingin malam membuat Zura kedinginan di jok belakang. Langit pun tak bersahabat, sepertinya akan turun hujan. Memang benar, rintik-rintik hujan pun jatuh. Pikir David kalau cuma gerimis dia akan menerobos. Sialnya, hujan turun semakin deras. Mau tak mau dia harus meneduh pasalnya dia membawa anak orang, nanti kalau sakit bisa berabe. Ia harus tanggung jawab jagain anaka orang ya walaupun orang tuanya ga nyuruh langsung.

Flasback
Setelah selesai beberes stand sampai pukul delapan malam, mereka pulang kerumah masing-masing. Awalnya Zura ingin pulang bersama Vika, namun kata Vika dia pulang bersama Harris. Entah bagaimana mereka jadi dekat seperti itu? Dan apakah Vika sudah tidak gugup lagi? Entahlah masih menjadi misteri. Mau tak mau Zura harus naik taksi online. Kini Ia sudah menunggu lama datangnya taksi itu. Dia menunggu di depan gerbang sekolah. Hari ini sangat melelahkan baginya. Rasanya dia ingin cepat-cepat pulang, mandi, tidur, dan beruntungnya besok hari libur.

Drrrrttt.... drrrrttt...
Hp Zura bergetar, menandakan adanya sebuah pesan. Nomor tak dikenal?, setelah Zura menekan icon pesan ternyata driver taxi online yang ia pesan tadi.

088521890xxx

Mbak maaf ini saya cancel karena titik penjemputan terlalu jauh. Sekali lagi saya minta maaf mbak
21:15

Oh yaudah pak gapapa
21:16

Zura mengehela napas panjang. Dia pusing harus bagaimana dia pulang. Khayalannya tentang rebahan pun sirna. Ia memejamkan mata lalu memijat pelipisnya.

"Mau bareng?" Suara bariton David mengejutkan Zura.

Zura sontak terkejut. Darimana David datang?, kenapa dia tiba-tiba berada disampung Zura. Macam jalangkung saja, datang tak diundang pulang tak diantar. Zura mengatur nafasnya. Rasanya dia ingin menggampar laki-laki disampingnya ini.

"Bisa gak sih gak ngagetin gitu?" Gerutu Zura. Ia mengerucutkan bibirnya.

David terkekeh geli

"Tuhkan kadang baik, humble tapi kadang dingin, cuek. Emang gabisa ditebak" batin Zura

Tiba-tiba David mendekat ke gadis disampingnya. Ia menatap lekat wajah Zura. Membuat Zura tak karuan. Zura meneguk salivanya dengan sebisa mungkin. Jantung berdegub kencang saat mata David menatapnya dalam. Entah apa yang akan dilakukan pria dihadapnnya ini. Kini wajah David semakin dekat dan semakin dekat. Zura bersusah payah mengatur nafasnya. Ia memejamkan matanya.

"Nih" Kata David sembari menampakan daun yang diambilnya dati rambut Zura.

Zura membuka matanya. Ia merutuki dirinya karena kesalahannya. Ia merasa malu, pikirnya David akan menciumnya.

"Apa yang gue lakuinnn issshh, malu-maluin!" Batinnya kesal sembari memukul pelan kepalanya.

"Eh eh... kepala jangan dipukulin, diusap-usap halus gini aja" Kata David mengusap kepala Zura.

Zura menatap David, apa benar pria dihadapannya ini sahabatnya dulu. Dia berpikir kenapa dia tidak mengenali sahabatnya itu. Kalau David tidak mengenalinya wajar saja, karena memang ada insiden yang merubah total seorang Zura.

"Woi!! Woii!!"

Zura tersadar saat David menggerakkan tangannya kekanan dan kekiri dihadapan wajahnya.

TRUE LOVE NEVER ENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang