Sepanjang perjalanan, Zura berdoa memohon agar dia tidak terlambat. Karena tidak hanya menanggung malu tetapi hukumannya juga lumayan berat. Harus hormat di tengah lapangan sampai jam ketiga. Siswa-siswi berlarian karena gerbang hendak ditutup. Zura melihatnya dari kejauhan membuat Zura semakin gemas.
"Ayo pak itu keburu ditutup pak gerbangnya" Kata Zura sembari menepuk sandaran punggung jok mobil.
Mobil Zura sudah sampai di seberang gerbang sekolah. Dia cepat-cepat membayar lalu keluar dari mobil. Seharusnya taxi online itu turun didepan gerbang sekolah bukan di seberang. Pikirnya kalau harus memutar balik lebih lama. Dari kejauhan, gerbang sedikit lagi ditutup. Zura kesal karena lampu merah sangat lama munculnya sehingga dia tidak bisa menyebrang. Detik berikutnya lampu merah akhirnya muncul. Zura berlari melalui zebra cross secepat mungkin. Namun sayangnya gerbang sudah tertutup sesampainya Zura didepannya.
"Pak lewat 30 detik aja kok pak" Katanya
Zura melihat jam tangannya dan menunjukkan kepada satpam sekolah.
"Tidak boleh masuk dek" ucap pak satpam
Zura merayu dan terus merayu. Tetapi nihil, usahanya tidak membuahkan hasil. Zura memilih hormat di tengah lapangan daripada harus pulang karena usahanya dari rumah sampai detik ini tidak semudah itu.
"Zura?"
Zura berbalik dan mendapati David. Ternyata David juga terlambat dan kelihatannya santai banget. Tidak ada rasa resah dan gelisah.
"Terlambat?" Tanya David dengan nada coolnya.
Tak pernah terlewatkan tangan yang selalu berada di saku celananya.
Jangan bayangin kalo David itu badboy ya. David bukannya badboy cuma cool aja hehehe.
"Iya" Jawab Zura
Setelah itu tidak ada percakapan diantara mereka sampai diperbolehkan masuk oleh satpam. Setelah masuk, mereka harus hormat di tengah lapangan sampai jam ketiga.
"Ayo hormat kalian" Instruksi pak satpam
Zura dan David mengikuti perintah dari satpam itu. Cuma mereka yang terlambat hari ini. 30 menit kemudian Zura merasa pening, pusing, dan berkunang-kunang. Zura merasa tubuhnya terboyong.
"Masih kuat?" Tanya David
David merasa cemas dengan Zura tetapi dia tidak menampakkannya.
"Eh, masih kok" jawabnya
Zura berkali-kali memijat pelipisnya. Kepalanya serasa berputar. Tiba-tiba.....
Brruukk....
Zura terjatuh dan pingsan. David dan satpam terkejut.
"Zura!!" David berjongkok di dekat Zura. Sementara pak satpam yang sedari tadi duduk dibawah pohon, berlari ke arah Zura dan David. David langsung menggendong Zura ke UKS.
"Pak bawa ke UKS aja" kata David sembari berlari membawa Zura.
Kini mereka sudah berada di UKS. Kemudian penjaga UKS memberi minyak angin di sekitar kening, pelipis, dan leher Zura. David sangat terlihat cemas. Dia merasa aneh dengan dirinya.
"Perasaan cemas ini, kaya gue cemas ke Rara waktu dia sakit" Batinnya
Penjaga UKS meminta David melepas sepatu dan kaos kaki Zura. David terkejut setelah melepas kaos kaki Zura. Dibawah mata kaki Zura ada sebuah tanda lahir.
"Kenapa Zura juga punya tanda lahir sama kayak Rara?" batinnya
***
"Masih pusing ra?"
"Bahu lo sakit ga?"
"Kaki pasti pegal-pegal ya?" Dan masih banyak lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE NEVER ENDS
Teen FictionSahabat yang harus terpisah karena pekerjaan orang tuanya. Bersatu kembali setelah beberapa tahun. David dan Zura yang dulunya bersahabat. Harus berpisah karena orangtua Zura mendapat pekerjaan di luar kota. Beberapa tahun kemudian.... Zura kembal...