"Apaan si?" Zura gemas karena Vika menarik seragamnya yang licin karena setrika.
Zura berdiri sempurna menatap Vika. Mata vika menginstruksikan Zura melihat ke depannya. Zura melihat ke depan dan mendapati seorang cowok yang pernah ditolongnya. Zura kembali menatap Vika, dan hendak berjalan menjauh dari cowok itu, namun aksinya gagal.
"Eitss, mau kemana?" Cowok itu mulai bersuara
Zura dan Vika berhenti lalu berbalik. "KABUUR!!" Kata mereka kompak. Kemudian mereka berbalik berniat melanjutkan aksi kaburnya. Tetapi sudah ada jajaran siswa dari SMA Jaya Sukma menghadang.
Vika geram lalu berbalik menghampiri cowok itu. Niat ingin marahnya tertunda dengan aksi cowok itu.
"Kenalin, gue Mario. Tadi gue liat temen lo nunjuk-nunjuk gue, ada apaan?" Tanya cowok tersebut
"Eh kak, lepasin kita dong!, temen gue kan udah pernah nolongin kakak. Jadi lepasin kita ya" kata Vika mengalihkan pembicaraan
"Nolongin gue?" Tanya Mario
Vika mengangguk. "Iya kata Zu..."
Zura berlari lalu membekap mulut Vika. Zura menyeringai membuat Mario bertanya-tanya.Vika mencoba melepas tangan Zura dari mulutnya. "Lepasin ra!!" Tanpa lama dia bisa melepaskan tangan Zura.
"Apaan si ra?" Tanya Vika
Zura tidak menjawab namun dia memberikan isyarat untuk diam.Vika tidak mengerti maksud Zura. "Iya, Zura pernah nolongin kakak waktu di rumah kosong" Vika berhasil meloloskan kata-katanya. Zura hanya bisa pasrah.
Setelah mengatakan itu Vika menggandeng Zura pergi dari situ. Mario hanya diam tak berkutik.
"Ternyata dia yang gue cari-cari"***
Banyak kendaraan berlalu lalang. Para pekerjapun pulang menuju tempat tinggalnya ditemani langit jingga memukau mata.
Para siswa pergi mengerumuni halte sekolah. Melihatnya saja Zura sudah risih. Bagaimana tidak? Sampai sampai banyak siswa yang menunggu bus diluar halte karena penuh. Zura enggan menaiki bus kota. Dia memilih angkutan. Sebenarnya dia tidak pernah menaiki angkutan karena harus transit dahulu dan tempat turunnya jauh dari komplek Zura. Dia harus berjalan lagi sekitar satu kilometer.
"Gini amat kalo pada ga ekskul" Zura menggerutu
Tak lama Zura menunggu akhirnya angkutan umum sudah berada didepannya. Kemudian Zura menaikinya, mencari tempat duduk yang kosong.
Setelah transit pertama, Zura langsung mendapatkan angkutan umum. Biasanya di tempat transit bisa satu jam untuk menunggu. Dia merasa dewi keburuntungan merundunginya.Lima belas menit berlalu, akhirnya Zura sampi ditempat penurunannya. Kemudian di membayar ongkosnya. "Selamat berjuang kakiku, harus kuat ya!!" Zura mengelus-elus kakinya lalu tersenyum memberi semangat untuk dirinya sendiri.
Zura berjalan santai menyusuri jalan yang tak pernah sepi. Tak lama kemudia dia sudah memasuki daerah kompleknya. Melewati taman komplek penuh sejarah. Iya, sejarah antara dia dengan sahabatnya dulu.
Flashback mode on
"Kak david kita jadiin hari ini hari persahabatan kita ya!" Seorang gadis kecil berusia sebelas tahun memohon kepada sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE NEVER ENDS
Novela JuvenilSahabat yang harus terpisah karena pekerjaan orang tuanya. Bersatu kembali setelah beberapa tahun. David dan Zura yang dulunya bersahabat. Harus berpisah karena orangtua Zura mendapat pekerjaan di luar kota. Beberapa tahun kemudian.... Zura kembal...