TLNE-6

246 22 0
                                        

Setelah pembelajaran selesai di kelas XI IPA 7. Harris keluar, dia pengen ke perpustakaan. Udah biasa dia kesana, tapi ga sering. Sedangkan Juna mengambil ponsel miliknya di laci.

Sebuah pesan masuk dari grub kelas.

XI IPA 7 ASOYYY
Pak Kadir "Kelas terpilih bazar yaitu X IPA 4, XI IPA 7, XI IPA 6, dan X IPA 7, untuk kelompoknya terdiri dari 8 anak untuk satu bazar, jadi nanti totalnya ada 18 bazar, 9 untuk bazar kerajinan yang ada dalam pameran, dan 9 untuk food court yang ada di luar pameran, untuk food court terdiri dari
-kelompok 1: X IPA 4 Shinta, Vika
                                       Zura, Sindy
                        XI IPA 7 Aldi, David
                                       Harris, Juna
Lihat selengkapnya....

"Liat whatsapp bro!!" Kata Juna

"Ono opo Jun?" Tanya Aldi

"Udah liat aja"

Tanpa biacara David mengambil ponselnya dan melihat whatsapp sesuai instruksi Juna.

"Kita satu kelompok sama tu cewe" Kata Juna lagi

"Zura?, bukannya yang itu to, ketemu ning kantin?" Tanya Aldi

"Iyo" Kata Juna meledek Aldi

Juna tertawa sedangkan Aldi hanya tersenyum miring.

David tak berkomentar sedikutpun baginya. Satu kelompok dengan siapa pun tak penting baginya.

***

"Vik, ke perpus kuy!" Ajak Zura

Vika menghela nafas pasalnya dia lagi mager parah. Sedari tadi dia hanya menelungkupkan wajahnya.

"Mager ra, beneran"

Zura bersikekeh untuk mengajak Vika. Ke perpus sendirian? Kaya orang linglung.
"Ih ayo cepetan, mumpung lagi jamkos ni" Ucapnya

"Iya ayo" dengan keterpaksaan yang mendalam, Vika mengiyakan ajakan Zura.

Ngapain juga ke perpus orang dikelas enak bisa tiduran.

Mereka berdua berjalan menuju perpustakaan. Di sana lumayan banyak siswa siswi. Setelah memasuki perpustakaan, Zura memilih buku novel yang ada di rak pojok kanan. Sedangkan Vika entah mencari buku apa dia pun tidak tahu. Dia berjalan ke rak-rak sebelah kiri. Dengan bermalas-malasan dan tanpa arah akhirnya dia menemukan buku yang menarik perhatiannya.

"Ini buk...." saat tangannya ingin meraih buku tersebut. Tiba-tiba sebuah tangan yang lebih besar darinya berada di punggung tangannya.

Vika menengok sebelahnya. Dia kepo tangan siapa yang berani-beraninya memegang tangan bersih nan suci miliknya itu.
"Ka Harris" batinnya

Berbeda dengan sebelumnya. Sebelum mengetahui orang tersebut rasanya dia ingin memarahinya. Tetapi apa ini, Vika merasakan jantungnya lagi dugem. Pipinya merona, dia jadi salting seketika. Dengen bergegas Vika menarik tangan mungilnya.

Keduanya terlihat canggung. Tetapi kemudian Harris memberanikan bersuara.

"Vika ya?, yang waktu di kantin satu meja sama gue dan temen-temen gue kan?" Tanya Harris

"Eh.. iya kak"

Harris mengangguk
"Ini bukunya buat kamu aja" dia menyodorkan buku itu.

"Buat kakak aja, ehm.. eh aku duluan ya kak" dia kebingungan.
Sebelum jantungnya copot, Vika dengan salah tingkah yang mencapai angka 95% itu akhirnya meninggalkan Harris.

TRUE LOVE NEVER ENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang