TLNE-12

163 13 5
                                        

Part sebelumnya...
"Mau ngapain?" Tanya David ragu

"Mau cek kepanasan" Jawaban yang rumit dimengerti.

Part 12
Selamat membaca❤

Harris kembali mengarahkan tangannya ke dahi David. Namun dengan cepat David menangkalnya. Saat bersamaan Risa dan Zura masuk ke kamar David membawa banyak minuman.

"Eh lu, bantuin itu cewe gue kasian" pinta David kepada Aldi.

Aldi dan Juna segera menghampiri mereka dan menggantikan posisi mereka. Risa berpamitan untuk kembali ke bawah. Aldi dan Juna menaruh minuman itu di meja depan tv yang ada di dalam kamar David.

Zura mendekati David dan duduk di sebelah David. "Kemarin Kak David kehujanan ya?, aku minta maaf ya kak, harusnya Kak David ga usah nganterin aku kemarin" katanya.

"Santai aja ra, apa sih yang engga buat kamu" Jawab David tersenyum.

"HADEHH, daripada nontonin mereka pacaran mending maen ps aja" sahut Harris yang disetujui oleh Vika,Aldi, dan Juna.

"Yaudah sono ps!" Timpal David sedangkan gadis disebelahnya tersipu malu.

Zura menyentuh dahi David untuk merasakan suhu tubuh pria itu. David hanya tersenyum sembari memejamkan matanya ketika dahinya disentuh oleh Zura.

"Yeee tadi gue mau check lo tepis, giliran Zura yang ngecheck senyum-senyum lo"

"Sirik aja lo" timpal David.

Zura mengambil kompres yang ada diatas nakas kemudian dia mulai mengompres David karena suhu tubuhnya masih panas. David menatap Zura secara intens. Zura terlihat salah tingkah lalu dia segera menempelkan handuknya di dahi David. David pun hanya terkekeh melihat ekspresi Zura. Sangat berubah yang dulunya ketika ia menatapnya, Zura terlihat biasa saja malahn lebih menantang. Tetapi sekarang, Zura terlihat salah tingkah jika David menatapnya. Apakah Zura mulai menyukai David? Entahlah kita lihat saja wkwk.

"Kak aku ke toilet dulu ya" Kata Zura berlalu.

Zura berjalan menuju toilet kamar David. Setelah mengunci rapat-rapat, dia berdiri di depan cermin.

"Kenapa sekarang aku jadi salah tingkah kalo Kak David menatapku sih?" Gerutunya dalam hati

Zura bercermin, melihat mukanya yang merah merona. Zura menghidupkan air lalu membasuh mukanya agar terlihat fres. Setelah beberapa menit, Zura keluar.

"Ra kau mau pulang nggak?" Suara Aldi terdengar sangat keras. Aldi dan Juna sudah selesai bermain dan sudah membereskan alat-alatnya. Mereka sekarang duduk di ranjang David. Sedangkan Vika dan Harris masih stay di sofa.

"Pulanglah" Jawab Zura berjalan mengambil tasnya di sofa.

Mereka semua berdiri kecuali David. So pasti kan David lagi sakit. Setelah pamit semuanya meninggalkan rumah David. Seperti tadi saat berangkat. Juna harus bertanggung jawab atas Zura. Juna yang harus memulangkan Zura sampai rumah dengan selamat.

Karena rumah Zura dan Vika searah. Kini mereka mereka seperti convoy. Hari pun juga sudah mulai malam. Sebentar lagi sudah maghrib.

Zura dan Juna berpisah dengan Aldi, Harris, dan Vika di perempatan jalan sebelum menuju arah komplek rumah Zura. Juna menghentikan motornya didepan rumah Zura. Awalnya Zura menolak untuk diantar sampai depan rumah. Tetapi Juna yang mengotot untuk mengantar Zura sampai depan rumah mengingat ini sudah malam dan Zura menjadi tanggung jawabnya. Juna meninggalkan Zura setelah mengantarkannya hingga selamat.

Setelah pulang dari rumah David. Zura segera mandi dan menyelesaikan tugas rumah. Tugas yang diberikan oleh gurunya sangat menumpuk. Zura menuju meja belajarnya. Dia membuka laptopnya. Tiba-tiba....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRUE LOVE NEVER ENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang