Kemarin sore saya pulang, senja. Tempat itu selalu saya lewati, sudah terlalu sering, dan sudah mulai bosan.
Ayo kita jumpa. Di pinggir jalan pun tak apa asal dengan kamu, iya kamu, senja.
Hanya secangkir teh pahit juga tak apa. Karena kehidupan ini jauh lebih pahit dari secangkir teh pahit.Maukah?
Atau hanya saya?
Mengapa?
Hanya melihat senja saya sudah senang, tak perlu bicara karena sudah terwakilkan oleh angin yang melambai mesra. Sudah terwakilkan oleh matahari yang tersenyum cerah. Sudah terwakilkan oleh awan yang membuat teduh.
Kalau tidak hari ini apakah lusa? Ataukan tahun depan? Atau kapan?
Ayo.
Saya tunggu di tempat biasa. Tempat dimana bisa melihat senja dengan indah dan menawan, menyejukkan hati.
Asal dengan kamu itupun sudah cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA ini KAMU
Novela JuvenilSekadar rangkaian kata yang terbalut indah membentuk bermacam-macam kalimat seru dan menyenangkan.