Pagi... Senja...
Hari ini tak temu senja, yang ku dapat hanya hujan hebat. Benar kata orang. Hujan itu bahaya. Kenangan akan masa yang katanya satu tingkat lebih indah itu terulang bak film dokumenter. Masa yang katanya satu tingkat lebih indah dari apapun. Dan. Mengingatkanku akan mie. Menghangatkan, membuat perut kenyang.
Senja...
Hujan hari ini beda. Dingin. Hujan ingin peluk katanya. Pagi ini masih hujan dan saya masih dibalik selimut kedinginan.
Mungkin ini yang dikatakan tiba-tiba rindu. Dan saya tak tahu bagaimana mengekspresikannya. Mungkin kalau senja disini akan membantu saya mengenang masa-masa itu. Sudikah?
Namun, saya kira itu hanya angan belaka. Senja masih di bawah naungan ruang yang mengharuskannya ikut. Tidak boleh bolos ataupun menyelinap pergi hanya sekadar memberi kabar. Berkacap via pesan teks saja jarang. Karena jarang itupun saya suka. Ini cara senja agar saya menambah volume dalam ruang ini.
Senja...
Saya...
Sedang ingin rindu,
yang dirindu hilang.
Bukan hilang, hanya memberikan ruang agar rindu makin bertambah setiap detiknya.Dan sepertinya senja tak sengaja bertemu senja. Di persimpangan jalan tepatnya di salah satu jalan bosan. Senang. Terima kasih telah temu. Detik itu terbayar sebagian, karena sebagian lagi masih piutang.
Minggu, 03.10 p.m 01212018
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA ini KAMU
Novela JuvenilSekadar rangkaian kata yang terbalut indah membentuk bermacam-macam kalimat seru dan menyenangkan.