Betapa beruntungnya saya. Hari ini saya jagong dengan simbah saya di salah satu daerah tempat tinggal saya. Di sana saya bertemu dengan seseorang yang sangat ingin saya temui, walau hanya bertatapan beberapa detik. Tak apa. Saya baik-baik saja. Benar.
Entahlah...
Hati ini mulai goyah, senja. Saya harus bagaimana?
Mata itu. Bulat penuh, hitam pekat yang menenggelamkan jiwa. Mungkin jikalau lama memandangnya akan tersedot habis ke dalamnya.
Baru kali ini saya melihat mata yang begitu menenangkan setelah sekian lama tak jumpa.
Senja...
Bisakah hari ini kau ijinkan saya untuk tidak menatapmu, boleh?
Karena...
Saya kira senja tak datang petang ini. Namun, pabila senja datang pasti bertemu.
Mau dimana?
Di bawah bukit barat bersama angin, ataukah di jalan bosan yang selalu saya lewati?
Pilih.
Itu tugas untukmu. Selamat mengerjakan dalam libur.
Saya akan mengikuti hasil pilihan. Jikalau tak pilih pun, tak apa. Benar. Saya tak apa.
Pilih.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA ini KAMU
Teen FictionSekadar rangkaian kata yang terbalut indah membentuk bermacam-macam kalimat seru dan menyenangkan.