Until The End (23)

1.1K 73 15
                                    

Akhirnya ide gila pun muncul, sudah tak ada waktu lagi, dan keadaan sekarang ini sangat genting. Yang ada di otak Sooyoung hanya keselamatan calon keponakan dan kakak iparnya.

Sooyoung keluar dari mobil meninggalkan Hajoon yang kesakitan dan Jangmi yang terus menangis. Dia berlari beberapa meter menuju ambulan yang datang untuk evakuasi korban kecelakan.

"Ahjussi tolong kakak ku, dia mau melahirkan", Sooyoung berbicara pada para medis. Merasa dirinya abaikan, si gila Sooyoung kembali lagi.

Sooyoung Side

Dengan kesal aku mengambil kursi roda di samping ambulan. Persetan dengan apa yang akan terjadi nantinya, aku membawa lari kursi roda menuju mobil ku.

"Ya!!! Ahjumma apa yang kau lakukan!!", seorang menyadari perbuatan ku, dan berusaha mengejar ku.

"Hajoon-ah, cepat keluar", aku membuka pintu dan membantu Hajoon untuk duduk di kursi roda.

"Ahjumm- astaga!!", salah seorang paramedis terlihat sama bingungnya seperti aku.

"Ahjussi, tolong kakak ku. Aku akan menggendong anak ku."

*

Aku duduk dengan Jangmi yang ada di pelukan ku, harap harap cemas dengan apa yang terjadi di dalam, ini sudah 5 jam setelah Hajoon masuk keruang bersalin.

Terakhir yang ku tangkap dokter mengatakan Hajoon bisa melahirkan secara normal, hanya menunggu beberapa lama lagi karena pembukaan untuk sang anak.

Seseorang berlari ke arah ku, dasinya terpasang tapi tak serapi biasanya, kemeja putih yang lengannya sudah di gulung sebatas siku, jas hitam yang ada di tangan dan jangan lupa keringat dari pelipis nya.

"Oppa", ucap ku. Mencoba sepelan mungkin karena Jangmi yang baru saja tertidur. "Masuklah, Hajoon menunggu mu", Chanyeol mengangguk lalu masuk menemui istrinya yang sedang berjuang.

Tangan ku menepuk punggung Jangmi pelan, berusaha membuatnya tertidur dengan nyenyak. Dan saat itu pula erangan dan teriakan mulai terdengar lagi. Dalam hati aku bedoa agar mereka selamat, termasuk Chanyeol yang akan jadi bulan bulanan istrinya.

Flashback

"MANA YOOK SUNGJAE!!! PANGGILKAN DIA KU MOHON!!", rengek ku, aku tak tahan. Pasalnya aku sudah menahan lebih dari 3 jam. Rasanya seluruh tubuh ku bisa hancur dan melebur walau dengan terpaan nafas. "YAKK", beberapa perawat mencoba menenangkan ku.

"Bertahanlah nyonya, ini baru bukaan 5"

Kepala ku menggeleng, aku tak kuat lagi, tenaga ku sudah habis. Ini ke 3 kalinya suster itu mengatakan 5.

"Ya Tuhan", keluh ku.

Aku hampir saja hilang kesadaran, kalau bukan karena pintu terbuka dan menampakkan Pria dengan jas putihnya.

"Sooyoung-ah, gwenchana?", tanya nya lembut. Suami ku sudah datang rupanya. Aku tersenyum saat melihat Sungjae disini bersama ku, setidaknya aku tidak akan takut, dan dia tak akan menyesal kalau saja hal buruk terjadi pada ku.

Mata ku mulai memberat, nafas ku semakin memberat.

"Sooyoung-ah, oppa disini sayang", ku rasakan Sungjae menghapus keringat di kening ku. Dia memegang erat tangan kanan ku. "Sooyoung-ah, Bertahanlah, ku mohon", tangan kiri ku terangkat untuk membelai surai kecoklatan milik suami ku.

Dan

"SIALAN KAU!! KENAPA LAMA SEKALI? TAU TIDAK? ANAK MU TAK MAU KELUAR TANPA MU HAH!!!" ,ku jambak Rambut Sungjae dengan sisa kekuatan ku.

Reply Me 2013 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang