Suaranya tetap sama, sama sama sendu. Alunan nadanya beriringan dengan tetes hujan. Tenang namun menyakitkan. Ingat saat kita saling menggenggam erat jari jemari. Takut saling melepaskan. Kini hujan datang lagi. Memunculkan kembali kenangan yang ter...
Aku selalu yakin, aku mengenalmu lebih dari yang lain. ***
Daun gugur tersibak angin. Rumput hijau tersenyum menyihir basahnya embun pagi. Suasananya berbeda, semua menyambutnya dengan suka cita.
Telah berakhir ujian di semester ganjil. Dimana seluruh warga sekolah menghabiskan setiap detiknya untuk belajar. Lelah semuanya, tapi kini setiap kelas bahu membahu untuk menampilkan yang terbaik. Program kerja OSIS diakhir semester diadakan classmeeting selama 4 hari.
"Guys aku harap partisipasi kalian diacara classmeet besok. Dan semoga tim tim kita dapat menampilkan yang terbaik." Ucap Brian ketua kelas XI IPA 4.
Semua penghuni kelas XI IPA 4 bersorak dan melakukan tos untuk membangkitkan semangat. Adrina masuk tim basket sedangkan Jessy tim voli.
"Semangat juga bebeb kuh." balas Adrina. "Yuk ke GOR nonton kak Abra pasti keren deh." Celoteh Jessy.
"Keren si, tapi kerenan Kak Gandi." balas Adrina. "Oke ayo kita buktikan." tantang Jessy mengangkat mukanya.
Adrina dan Jessy memilih duduk di tribun selatan baris kedua. Karena tribun selatan sangat strategis untuk melihat cogan cogan pemain futsal saat istirahat. Mereka menikmati pertandingan sambil bersorak ria.
"Mari kita saksikan pertandingan selanjutnya dari kelas XII IPA 3 melawan XII IPS 5." panggil panitia futsal. Para pemain bersiap siap memasuki lapangan dan melakukan pemanasan di tepi lapangan.
"Kak Abra.. Kak Gandi.. semangat kak." sorak suporter menyemangati keduanya. Adrina muak mendengar mereka meneriaki Gandi dan Shella yang duduk di kursi pemain. Adrina mencoba mengatur nafasnya dan mencoba menganggap semua baik baik saja. Sampai Gandi tersenyum kepada Adrina dilanjutkan Abra yang melambai memintanya turun tapi Adrina menggelengkan kepala.
"Na, ayo kesana aja. Biar bisa liat Kak Abra dari deket." paksa Jessy "Kalau kamu mau kesana, aku balik kelas aja." jawab Adrina.
"Yaudah deh, nurut aja." balas Jessy yang sedikit kesal.
Pertandingan berlangsung sengit. Adrina menatap Gandi lekat. Adrina takut setiap kali Gandi jatuh. Tapi tatapan Gandi selalu menenangkan Adrina.
"Na, pegangin aku pliss." pinta Jessy.
"Kamu kenapa? Sakit?"
"Cuma lemes aja. Kok Kak Abra bisa ganteng gitu. Ini dari tadi deg degan liat Kak Abra. Senyumnnya bikin aku meleleh."
"Dasar! Aku bilangin Kak Abra ah..." ledek Adrina.
"Jangan! Malu lah. Adrina!!" mohon Jessy dengan wajah berbinar.
"Iya deh enggak." tawa Adrina lepas saat itu juga. Sampai semua mata tertuju pada mereka. Adrina dan Jessy bertatapan dan wajahnya memerah karena malu. Mereka menutupi wajah mereka dan berjalan menuruni tribun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.