[19]

2.8K 373 33
                                    

Hati yang Terbuat dari Batu

“Kakak pasti sangat marah pada kita!”

Salah satu penyamun dengan janggut yang lebat berkata. Melihat bagaimana merahnya wajah penyamun itu karena amarah, Dayu segera mengerti betapa kesalnya penyamun itu atas situasi yang kini tengah terjadi. Setelah penyamun tersebut sukses menculiknya, mereka segera membawa Sang Selir ke dalam hutan. Seluruh titik pergerakan Sang Selir sempurna dilumpuhkan hingga ia tidak bisa menyerang balik. Pergerakannya sangat terbatas, bahkan para penyamun itu saja sampai harus membawanya sepanjang perjalanan supaya Dayu tidak menghambat kecepatan mereka dalam melarikan diri.

Saat mereka sudah berjalan jauh ke tengah hutan yang lebih lebat, salah satu penyamun menyumpalkan sesuatu ke dalam mulutnya. Sang Selir bisa merasakan pahitnya cairan yang dijejalkan dalam lidahnya sebelum akhirnya cairan itu turun ke kerongkongan. Dalam sepersekian menit, Sang Selir merasakan matanya yang semakin berat. Tidak butuh waktu lama bagi Dayu untuk kehilangan kesadarannya.

Saat Sang Selir sadar, dia merasa sangat kebingungan. Kepalanya berat dan terasa sangat pening. Butuh waktu yang tak sebentar bagi otaknya untuk menyadari bahwa dirinya berada di tempat yang sama sekali tak ia kenali. Dirinya disekap dalam sebuah ruangan sempit dengan kedua tangan yang terikat. Beberapa penyamun berkumpul di depan ruangan tempat ia disekap, tampak ribut dan beradu mulut, sama sekali tidak sadar bahwa seseorang yang mereka sekap telah sadar.

Sejak awal, Sang Selir sudah menyadari bahwa ada yang tidak biasa dengan para penyamun ini. Cara mereka bertarung dengan kemampuan yang di atas rata-rata bukanlah hal yang lumrah bagi sekelompok penyamun. Karena itulah, melihat para penyamun ini membuat pikiran Dayu benar-benar terganggu. Sayangnya, Sang Selir masih belum benar-benar mengerti apa yang membuatnya terganggu.

“Jangan berani-beraninya kau menyalahkanku, Jiang Yao! Aku masih ingat kau begitu senang saat aku melontarkan ide untuk menyerang rombongan kaisar Wang tanpa sepengetahuan Kakak!” Seorang penyamun yang lain dengan luka di sepanjang pipinya berteriak pada temannya.

“Hah?! Kau yang mengacaukan rencana ini. Kau bilang akan meracuni makan malam mereka supaya para prajurit melemah. Menyerang para prajurit yang telah diracuni tentu akan sangat mudah, kita bisa dengan mudah membunuh kaisar Dinasti Wang dan Kakak pastilah akan sangat bangga pada kita. Tapi kau malah mengacaukan semuanya.”

“Bagaimana aku tahu kalau kaisar sialan itu sungguh mahir? Dia bahkan tidak kesulitan melawan kita semua dengan tangannya sendiri.”

Para penyamun itu terlihat sedikit ketakutan. Dengan mengingat percobaan serangan yang mereka lakukan pada kaisar Wang saja sudah mampu membuat mereka serasa mengalami mimpi buruk yang tak berkesudahan.

Sementara itu, Sang Selir hanya mengamati semuanya dari tempat ia duduk. Tidak sekalipun dia mengeluarkan suara yang membuat para penyamun sadar bahwa dirinya tengah memperhatikan. Jika dugaannya benar, sepertinya pemimpin sesungguhnya dari para penyamun ini bukanlah salah satu dari penyamun yang melakukan penyerangan. Walau penyamun dengan luka gores di pipi tampak sebagai pemimpin penyerangan beberapa waktu yang lalu, namun melihat mereka yang takut mengecewakan seseorang yang mereka sebut “Kakak”, maka pastilah orang itu yang merupakan pemimpin asli mereka. Tujuan mereka bukanlah merampas harta-benda seperti yang dilakukan para penyamun lain.

“Sudahlah, kita hentikan saja perdebatan yang sia-sia ini.” Penyamun yang lain berujar. “Kita harus memikirkan cara kabur dari sini. Tempat ini tidak jauh dari provinsi Jiannan. Di tempat Dinasti Wang itu memiliki banyak sekali bala bantuan. Kemungkinan terbaiknya, kaisar mungkin sudah memanggil seluruh prajuritnya untuk mengepung daerah itu dan sekitarnya. Sampai kita bisa menghubungi Kakak untuk meminta bantuan, kita tidak bisa keluar dari ini. Apalagi kita berhasil menangkap pria manis itu. Orang bodohpun tahu kalau pria itu memiliki hubungan khusus dengan kaisar. Pasti kaisar tidak akan berhenti sebelum dia berhasil memenggal kepala kita semua dengan tangannya sendiri.”

Api yang Membeku [Bahasa Vers. of Frozen Fire]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang