[5]

4.1K 497 46
                                    

Penjara

Malam itu bagaikan malam terpanjang dalam hidupnya. Setelah apa yang terjadi di tenda sang Kaisar, mereka membawanya ke sebuah tenda yang jauh lebih kecil. Sekali lagi, Dayu menemukan dirinya tidak dapat jatuh tertidur sama sekali. Hal yang berbeda hanyalah kali ini bukan dia sendiri yang tak bisa tertidur. Para gadis juga tak bisa.

Lin Er dan temannya yang baru Dayu ketahui bernama Qian Yue menatap Dayu dengan tatapan benci sepanjang malam. Jelas sekali mereka marah karena mereka harus terkena hukuman atas sesuatu yang bukan kesalahan mereka. Sementara Xiao Li tak berkata apa-apa. Hanya saja kali ini dia tak lagi berusaha mendekati Dayu. Dia kira, Xiao Li juga marah kepadanya.

Menjelang subuh, beberapa orang penjaga masuk ke dalam tenda dan menyeret mereka keluar. Mereka dimasukkan ke dalam sebuah kereta kuda. Ketika Dayu mencoba mengamati keadaan di sekelilingnya, dia menyadari bahwa para prajurit telah bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Tenda-tenda dilipat dan disimpan. Ratusan ekor kuda berbaris dalam satu barisan panjang. Para prajurit telah mengenakan kembali seragam perang mereka. Sebagian dari mereka menunggang kuda dan sebagian lagi dengan jabatan lebih rendah akan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Mereka terlihat sangat siap untuk pulang.

Di ujung paling belakang barisan, ada beberapa kereta kuda. Kereta-kereta itu berisikan barang-baran, senjata, harta rampasan perang dan para tahanan. Dayu beserta para gadis ada di salah satu kereta tersebut.

"Atas nama para Dewi, ke mana mereka akan membawa kita?" Qian Yue bertanya dengan panik saat kereta kuda mulai bergerak maju.

"Bodoh." Lin Er menggerutu. "Apa kau tak dengar apa yang dikatakan Yang Mulia Kaisar? Mereka akan membawa kita ke penjara. Penjara itu berada di istana di Kota Terlarang." Ketika ia selesai bicara, Lin Er menoleh dengan tatapan benci pada Dayu.

Dayu duduk dalam diam. Dia duduk lebih jauh ke pojok kereta. Dia tahu dia bersalah dalam hal ini, tetapi bisakah dia mengulang sesuatu yang telah terlanjur terjadi? Orang-orang mengatakan, para tahanan lebih memilih mati dibandingkan harus terkurung dalam penjara di Kota Terlarang. Dayu tak tahu apa yang akan terjadi pada mereka.

Dia telah mencoba membunuh Kaisar dan dia mendengar banyak cerita bahwa tak ada satupun dari orang yang telah mencoba membunuh kaisar akan lolos dari tebasan pedang sang Kaisar. Tapi kenapa dia masih hidup? Kenapa Kaisar tak membunuhnya?

'Lalu... kenapa tak kau lakukan saja apa yang biasa kau lakukan. Ambil saja pedangmu sekarang.'

Dayu meminta sang Kaisar untuk membunuhnya. Tetapi yang ia dapatkan hanyalah jawaban rancu.

'Aku ingin berbuat demikian, tetapi aku tak bisa,'

Mengapa ia tak bisa membunuh Dayu?

'Aku tahu kau membenciku, tetapi aku sama sekali tak membencimu.'

Dayu ingat benar setiap perkataan sang Kaisar, tetapi apa sesungguhnya maksud dari semua perkataannya? Dayu mendengus. Kaisar terkutuk itu benar-benar memiliki cara pemikiran yang gila, tidak mengherankan jika dia memiliki angan-angan untuk menghancurkan setiap kerajaan yang ada di hadapannya.

-

Mereka sampai di Kota Terlarang dua hari kemudian. Dayu mendengar para gadis terkesiap nyaring saat mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri betapa megahnya istana-istana yang ada di Kota Terlarang. Untuk sejenak, mereka seolah lupa bahwa mereka saat ini tak lebih dari sekadar para tahanan dengan nasib yang tak jelas.

Ini juga adalah pertama kalinya Dayu sampai ke Kota Terlarang, namun ia menahan dirinya untuk tidak merasa takjub pada sebuah kemegahan yang dibangun di atas penderitaan kerajaan-kerajaan lain. Para bangsawan di istana Kota Terlarang pastilah selalu disuguhkan dengan makanan-makanan paling lezat, namun berapa banyak orang-orang yang kerajaan mereka telah dihancurkan yang saat ini sedang sekarat karena kelaparan dan mengemis-ngemis hanya untuk sepotong roti? Para bangsawan di istana ini mengenakan pakaian-pakaian yang mahal dan tidur di tempat tidur yang nyaman, sementara begitu banyak anak kecil di luar sana yang orang tua mereka tewas dalam perang dan sekarang mereka harus tidur di jalanan dengan sepotong pakaian tipis dan lusuh tanpa adanya orang tua untuk memeluk mereka lagi.

Api yang Membeku [Bahasa Vers. of Frozen Fire]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang