[26]

4.1K 413 71
                                    

Abu

Kaisar menyeka keringat yang tak berhenti keluar dari pori-pori selirnya dengan sehelai kain. Dia menggeser pria manis itu sedikit, mencoba mencari posisi tidur yang paling nyaman bagi selir yang kini tengah tertidur dalam pelukannya. Napas selirnya terengah dan berat, seolah ada yang sedang mencekik saluran pernapasannya. Matanya mengerjap sesaat sebelum akhirnya menutup lagi, kembali dalam ketidak-sadarannya.

Kaisar tidak tahu apa yang sedang ia rasakan pada detik itu. Mungkin campuran antara kesedihan, kekhawatiran dan kemarahan. Sudah jelas, ada sesuatu yang salah dengan selirnya, namun tabib kerajaan tidak bisa memastikan penyakit apa yang tengah diderita oleh selirnya. Hidup seluruh tabib kerajaan dipertaruhkan sampai mereka semua berhasil menemukan apa yang menyebabkan Selir Yu sakit. Kaisar bersumpah akan membunuh mereka semua jika mereka gagal menyembuhkan selir tersayangnya.

"Sayang, bukalah matamu... katakan padaku mana yang sakit, tolonglah..." Kaisar terdengar seolah memohon. Cengkeramannya semakin erat, seolah ia tak ingin berpisah sedetikpun dengan selirnya.

Pemandangan itu membuat hati siapapun yang berada di ruangan itu hancur. Mereka tidak pernah melihat kaisar memohon ataupun terisak. Dia adalah kaisar terkuat yang pernah dimiliki oleh Dinasti Wang yang selalu menolak menunjukkan kelemahannya di hadapan orang lain. Namun saat ini, kaisar terlihat semakin jatuh dalam jurang keputus-asaan akibat selirnya yang jatuh sakit.

Namun, tak peduli seberapa keras tabib istana berusaha menyembuhkan penyakit Sang Selir, mereka tetap gagal. Sepertinya demam tinggi yang merupakan gejala dari penyakit Sang Selir semakin parah. Demam tinggi itu bukanlah demam biasa karena sesekali Sang Selir akan terbatuk dan mengeluarkan darah. Begitulah pendapat dari tabib tertua kerajaan saat memberanikan diri menghadap kaisar untuk mengatakan yang sejujurnya.

"Yang Mulia, maafkan atas kelancangan hamba yang kecil ini, namun ada sesuatu yang cukup mengganggu pikiran hamba terkait keadaan Yang Mulia Selir Yu." Tabib tua itu berkata dengan hati-hati.

Kaisar menatap sekilas tabib tua itu. Tangannya masih menolak untuk terlepas dari jemari dingin selirnya. "Silahkan bicara," perintah kaisar dengan nada dingin yang membuat siapapun yang mendengarnya gemetar. Selir tersayangnya yang kini terbaring tak berdaya di atas ranjang membuat suasana hati kaisar menjadi semakin kacau.

"Yang Mulia, saya khawatir jika Selir Yu telah diracuni."

Mendengar pendapat tabib tua itu, tubuh kaisar seketika membeku. Dia melihat tabib tua dengan raut wajah ketakutan. "Bagaimana bisa kau menyimpulkan demikian?" tanyanya dengan nada suara yang tercekat.

"Sepertinya memang terlihat seolah demam biasa, namun Selir Yu telah berkali-kali sadar dan tak sadar. Selir Yu juga beberapa kali batuk berdarah. Sepertinya ini semua disebabkan oleh racun. Namun sayangnya, hamba tidak mampu mengidentifikasi racun jenis apa yang berada dalam tubuh Yang Mulia Selir Yu. Bisa jadi racunnya adalah racun yang sangat langka atau racun yang baru ditemukan."

Kaisar segera mengeraskan rahangnya dan tanpa sadar mengepalkan tangannya dengan kencang sampai kuku-kuku tangannya memutih.

Racun! Bagaimana ini semua bisa terjadi? Apa ini upaya selirnya untuk bunuh diri? Ataukah ada seseorang yang ingin membunuh selirnya?

Kaisar bersumpah, jika ini karena perbuatan orang lain, dia akan menemukan pelakunya dan akan membunuh orang itu dengan tangannya sendiri. Dia akan memberinya kematian yang paling sakit yang pernah ada dalam sejarah.

Mata kaisar terpaku pada selirnya yang kini tengah tak sadarkan diri. Dia menatap penuh sayang pada selir prianya yang manis. "Aku tidak akan membiarkanmu pergi dari dunia ini, Sayang. Aku tidak akan bisa melanjutkan hidup tanpamu." Bisiknya. Ia lalu meletakkan tubuh selirnya di atas ranjang dan menyelimutinya hingga tubuh selirnya sempurna tertutup. Sang Kaisar lalu berdiri.

Api yang Membeku [Bahasa Vers. of Frozen Fire]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang