Nyanyian Perpisahan
Kaisar diam saja membiarkan selirnya membantu mengenakan pakaian kerajaannya untuk hari ini. Selir manisnya itu hampir tak pernah mengangkat wajahnya karena terlalu fokus dengan apa yang sedang dia lakukan. Setelah dia selesai membantu kaisar mengenakan jubah hitam panjang dengan sulaman naga, Sang Selir melangkah mundur, puas karena kaisarnya kini siap untuk menghadiri pertemuan kerajaan.
Kaisar tersenyum penuh terima kasih sambil berujar, "Terima kasih sayang," dan dijawab oleh selirnya dengan anggukan sederhana.
"Malam ini aku akan pulang terlambat. Aku harus menghadiri inspeksi ke kota. Kau tidak perlu menungguku untuk makan, ya." Kata kaisar. Sekali lagi, Sang Selir dengan patuhnya hanya menganggukkan kepalanya.
Di belakang pasangan tersebut, Xiao Guizi menampakkan diri. Kasim tua itu membungkuk penuh hormat sebelum akhirnya mengingatkan bahwa waktu untuk kaisar menghadiri pertemuan kerajaan telah tiba. Kaisar memandang selirnya kembali, seperti ingin mengatakan sesuatu namun perkataannya hilang di ujung lidah. Pada akhirnya, dia hanya membalikkan tubuhnya dan mengikuti Xiao Guizi keluar dari ruangan.
Sang Selir juga tidak jauh berbeda. Walau kaisarnya sudah menghilang di balik pintu, dia tetap memandang ke arah pintu dengan pandangan merindu. Ada banyak hal yang ingin dia katakan pada kaisar untuk terakhir kalinya namun dia tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat.
"Ada apa, Yang Mulia?" tanya Xiao Guizi pada kaisar. Mereka pada akhirnya sudah keluar dari Istana Hong. Ada usungan yang telah menunggu kaisar untuk membawanya ke Istana Utama. Namun pria itu tiba-tiba menghentikan langkahnya tiba-tiba.
Kaisar mengabaikan pertanyaan kasimnya. Dia mengisyaratkan salah satu penjaganya untuk mendekat. "Tetaplah di sini, jangan biarkan siapapun masuk ke Istana Hong. Jalankan perintahku, jangan sampai terjadi apa-apa pada selirku." setelah berkata begitu, kaisar masuk ke dalam usungan dengan menatap Istana Hong untuk terakhir kalinya sebelum ia berangkat.
Kali ini, Xiao Guizi tidak bertanya lebih lanjut. Dia tahu bahwa pada akhirnya, hari ini akan tiba juga. Dia tidak akan mengganggu Sang Kaisar karena beban kaisar sekarang pastilah sangat berat. Dia hanya bisa memohon lirih pada dewa dan dewi di kahyangan agar semuanya baik-baik saja.
.
Cheng Guo Wei bersembunyi di balik sebuah lorong gelap. Pakaian kerajaannya sama sekali tidak terlihat ia kenakan. Hari ini, dia berpakaian layaknya rakyat jelata, membiarkan dirinya berbaur dengan para penduduk yang berada di pasar yang penuh sesak ini.
Tidak jauh dari tempatnya berdiri, namun tidak terlalu jauh dari batas pandangnya, kaisar dan para pengikutnya tengah berdiri di depan sebuah kios pasar.
Penasihat kerajaan itu lantas menyeringai. Ini adalah kesempatan yang telah ditunggunya selama bertahun-tahun. Butuh banyak waktu baginya untuk mempersiapkan semuanya. Namun, perjalanan kaisar beberapa waktu lalu memberinya cukup waktu untuk bergerak bebas di dalam istana, menelusup ke dalam jajaran penjaga kepercayaan kaisar untuk mencari sekutu. Dia telah menyusun rencana untuk membunuh Sang Kaisar.
Di sebuah tempat di sudut pasar, tiga orang pembunuh bayaran yang terlatih telah menunggu isyarat penyerangan dari penjaga kaisar yang merupakan sekutu mereka.
Sebenarnya, ini bukanlah rencana awal yang telah disusun oleh penasihat kerajaan itu. Selir Yu mengatakan bahwa ia ingin membunuh kaisar dengan tangannya sendiri. Dia tahu bahwa kemampuan selir itu jauh di bawah keahlian bertarung Sang Kaisar, jadi Cheng Guo Wei mempersiapkan sebuah racun tanpa penawar dan menuangkannya pada sarapan Sang Kaisar. Dia memberi tahu Selir Yu, dengan racun itu, maka dirinya bisa melihat Sang Kaisar mati di depan mata kepalanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Api yang Membeku [Bahasa Vers. of Frozen Fire]
Historical FictionVersi Bahasa dari Frozen Fire - Feng Jianyu bahkan belum genap empat belas tahun ketika kerajaan kecilnya yang damai diserang oleh Kerajaan Wang. Seluruh keluarganya terbunuh di tangan kaisar Wang yang kejam. Kerajaan dan rakyatnya disiksa dengan ke...