Bagaimana jadinya jika bulan membenci malam?
"Bagaimana keadaan anak saya dok?" setelah mengetahui ada dokter yang berdiri di sampingnya. Lamunan bunda seketika terganti oleh rasa penasaran.
"Putri ibu baik baik saja,dia hanya kesulitan, sepertinya tadi ia mencoba dan berusaha mengingat ngingat hal yang terlihat dalam benak nya."
"maksudnya dok?"
"mungkin bisa jadi ada seseorang yang mengingatkan pada anak ibu tentang masa lalu nya. Setelah itu dia sepertinya terus berusaha agar mengetahui apa yang ada di benaknya. Dia terus berusaha memikirkan apa yang ia tidak fahami, tentang omongan orang lain mungkin. Fikirannya hanya lelah. Hanya tidak sanggup mencerna apa yang memang seharusnya tidak di paksakan seperti tadi. Sebaiknya setelah ini,putri ibu jangan terlalu banyak fikiran karena akan menggangu kesehatannya. Jauhkan ia dari hal hal yang membuat ia berfikir keras. Hal hal yang berhubungan dengan sesuatu yang sulit ia fahami. Baiklah saya permisi terimakasih" ucap dokter panjang lebar
Bunda semakin terisak. Bagaimana tidak,putri kesayangannya kini tengah terbaring belum sadar dalam kamar yang serba serbinya berwarna putih.
---apa gue kasih tau Ell aja ya~Batin Raihan.
Ia terus saja memutar mutarkan handphone nya,Raihan masih bingung apa harus ia memberitahukan hal ini pada Ell.
Akhirnya keputusan Raihan adalah memberitahukan Ell dengan menelponnya.
Tutt tuttt tuttt
Telepon tersambung~"Iya Han?" suara diseberang sana membuat Raihan kembali ragu
"Han" katanya lagi.
"Jadi gini Ell"
Ell yang mendengar suara Raihan yang gemetar jadi panik sendiri.
"apa Han,jangan ngomong set-"
"Adik gue masuk rumah sakit" jawab Raihan cepat."share alamatnya sekarang,Gue siap siap"
Telepon di tutup sebelah pihak. Raihan mengelus wajahnya kasar,ia sebenarnya khawatir akan keadaan Raina jika ada Ell. Tapi harus bagaimana lagi
Disebrang sana. Ell juga mengusap wajah kasar,ia masih menunggu alamat Rumah sakit yang akan di kirim Raihan.
Drettt drett.
Saat Handphone terasa bergetar secepat mungkin Ell membuka pesan tersebut. Benar saja isi pesannya adalah yang ia tunggu tunggu. Alamat rumah sakit tempat orang yang teramat ia sayang.
Tanpa sepatah kata apapun lagi Ell melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tidak kurang dari 30 menit mobil nya sudah terparkir di deretan mobil penghuni rumah sakit. Entah apa yang merasuki Ell yang jelas ia terus berlari tanpa henti hingga mencapai apa yang ia tuju. Sekarang dia lantai 3 rumah sakit lah Ell berdiri. Melihat perempuah paruh baya tengah menangis tersendu sendu. Betapa sangat teriris hati Ell melihat semuanya. Ia merasa sangat bersalah.
"Tan, Assalamualaikum" ucap Ell serasa meraih tangan Nadya
"Waalaikumsalam"
"gimana keadaan Raina tan? Dia baik baik aja kan"
"Dia akan baik baik aja kalo kita terus berdoa agar dia baik baik saja" ucap Nadya mengelus bahu Ell"lo udah dateng?" Ucap Raihan menepuk bahu Ell
"Baru aja Han"Sekarang perasaannya mulai sedikit tenang. Apalagi setelah Nadya menjelaskan hal tadi. Tapi sungguh Ell masih benar benar cemas atas keadaannya.
"keluarga Raina sudah di perbolehkan Masuk. Tapi di harap jangan mengganggu pasien istirahat." salah satu suster memberi tahukan hal tersebut. Bunda yang mendengar itu langsung bangkit dan masuk.
Setelah beberapa saat menunggu bunda. Akhirnya bunda keluar dengan raut wajah yang lebih tenang.
"Ell bisa tante bicara?"
"Bisa tante" jawab Ell yang langsung bangkit dari duduknya.
Bunda berjalan didepan yang di ikuti Ell dibelakang. Ternyata tempat yang di tujunya adalah balkon Rumah sakit.•••
Setelah beberapa hari di rumah sakit,Rasanya sangat rindu dengan susana rumah dan sekolah. Tentu saja mana mungkin ada orang yang betah berlama lama disana. Bersama orang orang yang sakit dan berbagai bau obat obatan."bun aku berangkat dulu ya" setelah selesai sarapan Raina pergi bergegas berangkat ke sekolah.
"Raina. Ayo sini lo nebeng sama gue" Raihan yang sudah pada kemudi memanggil manggil Raina
"Tapikan gue nungg-" keceplosan lagi~Batin
Tanpa basa basi lagi. Raina masuk ke dalam mobil Raihan dan mulai berjalan.Setelah hening beberapa lama. Akhirnya Raihan membuka percakapan antara keduanya
"de"
"hm" lirik Raina pada sumber suara
"lo mau cerita sesuatu ga?" tanya Raihan hati hati
"loh? Tumbem lo bang haha" seketika tawa Raina menggema di setiap sudut mobil.
"sakit lo de gila" Raihan benar benar memperlihatkan mimik wajah jijik nya.
"jahat gila lo sama gue"
"eh tapi ya bang gue kayanya beneran butuh tempat cerita" sambung Raina yang mulai merendahkan nada bicaranyaSekarang perasaan Raina memang berada pada fase bimbang. Ia ingin sedikit berbagi. Ingin menumpahkan sedikit kebimbangan nya. Hanya saja Ia ingin mencari seseorang yang memang benar benar mengertinya. Tanpa harus menjelaskan segalanya. Intinya Ia ingin di fahami tanpa Raina menjelaskan bertele tele. Bagaimana bisa Raina menjelaskan apa yang Ia rasakan. Dirinya sendiripun tidak mengerti apa yang kini Ia rasakan.
Sepertinya. Ini adalah waktu yang tepat,dimana Ia menemukan seseorang yang menawarkan diri untuk dibagi. Terlebih lagi,Ia adalah saudaranya sendiri. Kakak nya sendiri. Raina berfikir,mungkin Raihan akan sedikit mengerti dan faham apa yang Raina rasa. Karna setiap daeah yang mengalir di antara keduanya sama. Begitu fikir Raina. Mungkin lebih tepatnya Raina berfikir jika mungkin ada ikatan batin yang menyatu antara mereka.
"gue bingung" akhirnya Raina memutuskan untuk memulai curahan nya dengan memberi tahu apa yang Ia rasakan.
Wajah Raihan yang semakin serius dan mendengarkan dengan baik semakin membuat Raina yakin ini adalah tepat.
"gue bingung sama semua yang terjadi di kehidupan gue. Apa bisa lo jelasin semuanya? Apa bisa lo ceritain segala sesuatu yang terjadi sama gue secara detail?" matanya mulai berkaca kaca. Sungguh,Raina rapuh.
Seketika Raihan cemas dengan apa yang harus ia jawab kepada adik nya ini. Raihan tau bahwa Raina rapuh. Tapi tidak kah lebih baik jika semuanya berjalan seperti air yang mengalir?
"Hidup lo baik baik aja Ra. Sama seperti yang gue jalanin. Gue emang ga ngerasain jadi lo. Tapi disini gue abang lo. Mungkin bisa dibilang gue orang terdekat setelah bunda. Jadi. Gue siap lo jadiin tempat nangis setiap ada hal yang ngebuat lo nangis. Gue akan berusaha jadi orang pertama yang marah saat lo di sakitin orang lain. Gue janji" seulas senyum terlihat di bibir keduanya. Bahkan Raina semakin terharu dengan ucapan kakaknya itu. Raihan memang begitu. Di balik segala hal yang membuat dirinya buruk. Ia tidak pernah menyakiti hati seorang perempuan. Karna prinsipnya. (jika saya menyakiti hati perempuan. Maka saya tidak mensyukuri lahirnya saya ke bumi ini)"udah lo gausa galau. Balik sekola gue beliin eskrim" Ucap Raihan yang langsung membukakan pintu untuk Raina.
"rasa matcha" sambung Raihan
"lo janji kan bang?"
"untuk apa?"
"untuk apa yang tadi lo bilang ke gue" jawab raina
"dan untuk Eskrim Matcha"
"iyaiya gue janji. Kalo gue ga nepatin salah satunya. Ingetin aja gue. Kalo perlu sleding. Gue ikhlas" kata Raihan sambil menaik turunkan alisnya.
"bye deh gue masuk duluan, bay abang ganteng"
Dengan sangat terpaksa. Akhirnya Raihan melambaikan tangan kepada adik nya itu.•••
Ketemu lagi hehe. Maaf nih kalo banyak typo. Belum di edit. Langsung aku salin😂
Gatau kenapa ngerasa ga sempet terus setiap mau nulis. Gapapa deh hehe. Aku belajar. Semoga sukses amin. Gasusah ko pencet bintang✨Bonus quotes nih.
Aku mencintaimu. Itu sebabnya aku tetap diam. Aku tidak ingin tenggelam seperti yang pernah aku alami. Begitu mendalam. Bahkan terlalu mendalam. Sehingga aku lupa cara melupakan):
Jadi biarkan aku tetap disini. Dengan perasaan cinta. Agar tidak berujung kecewa.Selamat malam~
![](https://img.wattpad.com/cover/115531711-288-k812625.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURLIGHT. (Hiatus)
Novela JuvenilSeorang gadis yang mengalami kecelakaan terburuk dalam hidupnya. Mengharuskan dirinya tertidur lumayan panjang. Setelah bangun pun ia berada pada waktu yang terbilang jauh dari hari pada saat ia terbangun. Ia hanya mampu mengingat kejadian 3 tahun s...