Pergantian materi akan tiba sebentar lagi. Siswa siswi di dalam kelas itu sudah sangat tidak sabar menunggu suara bel yang seperti surga bagi mereka. Tidak peduli kalau Sensei di depannya itu mulai mengomel karena berisiknya mereka.
"Kapan kau selesai, Orochimaru Sensei? " Celutuk seorang wanita yang duduk di pojok ruangan. Ia selalu saja mengusir Sensei yang menurutnya sangat membosankan atau menyebalkan.
"15 menit lagi, Senju. Apa kau sangat keberatan dengan keberadaanku? "Tanya Orochimaru tanpa menolehkan wajahnya dari papan tulis. Bahkan wanita yang tidak lain adalah Senju Sakura itu tidak ingin tahu Senseinya itu sedang memberi materi apa.
"Sangat. "Jawaban singkat yang diucapkan Sakura tanpa merasa bersalah pun sontak saja membuat seisi kelas mendeathglare pada wanita itu.
"Apa? Aku juga tau kalau kalian sangat bosan sekarang." Dan setelah kata kata itu, Orochimaru menutup spidolnya, membalikkan tubuhnya sambil berkata, "Baiklah, saya rasa saya sudah selesai. Dan kau Senju... "Siswa siswi yang mendengar Senseinya sedang memanggil Sakura dengan aura tidak mengenakkan pun dengan susah payah menahan nafas.
"Bersikaplah sopan. "Lanjut Orochimaru lalu meninggalkan ruangan.
Beruntung Sakura adalah anak pemilik Sekolah dan juga murid kesayangan Orochimaru. Jadinya dia tidak akan dihukum apapun, beda lagi kalau siswa itu bukan Sakura maka Orochimaru tidak akan segan-segan memberikan hukuman yang sangat bisa memperpendek umur.
..
.
.
.
.
Sakura memasuki sebuah caffe di sekolahnya. Terlalu bosan mendengar sensei banci tadi berbicara di depan kelas tadi, beruntung kelas udah usai. Sekarang waktunya menyegarkan diri.Walau dikenal jenius, ia tetap saja manusia bukan. Butuh minum dan makan, saat lelah menjerat.
Sakura mengedarkan pandangannya, Mencari tempat untuk duduk. Emeraldnya tak sengaja menangkap sosok merah bata yang melambai padanya. Si merah tidak sendiri melainkan dengan beberapa temannya yang sudah ia kenal. Tapi sungguh dia ingin sendiri sekarang. Sekali lagi matanya mengedar, namun mungkin hari ini bukanlah keberuntungannya.
Helaan nafas ia keluarkan, kemudian beranjak menuju sosok yang melambai padanya tadi. Sebenarnya ia bisa saja mencari cafe lain tapi ia sudah terlanjur masuk ke dalam cafe ini secara sekolahnya tidak hanya memiliki satu cafe. Terasa keki jika harus keluar lagi.
Tanpa banyak bicara, ia langsung mendudukkan dirinya. Melambai memanggil pelayan cafe. Tak berselang lama, pelayan datang menghampirinya.
" Strawberry shake dan red velvet cake. "
"Tumben kau sendirian? Dimana si pemuda Sakamaki yang selalu mengikutimu itu? "
Sakura mendengar suara itu, suara yang familiar. Siapa lagi kalau bukan Sabaku Gaara sepupu jauhnya ini. Gaara tidak sendiri melainkan bersama dengan Toneri, Kao, dan si mayat Sai.
Emerald itu melirik Gaara sesaat setelahnya kembali asyik dengan ponselnya, "Kau pikir aku ibunya?"
Gaara memutar bola matanya, " Ck, kau ini selalu saja seperti ini. Aku dengar kau memutuskan si merah Sakamaki?"
Sakura menatap pesanannya yang diletakkan oleh pelayan diatas meja. Tatapannya beralih pada Gaara dan yang lainnya yang menampilkan wajah penasaran.
"Dari mana kau tahu? "
Toneri ingin saja menjitak kepala merah muda di sebelahnya ini yang malah balik tanya jika tidak memikirkan nasibnya nanti di tangan Indra. Benar benar adik kesayangan Indra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sakura (COMPLETE)
FanfictionSakura Senju gadis dingin berwajah cantik diancam dan dipindahkan ke Jepang. Sakura memasuki sekolah baru milik kakeknya dan membuat penghuni sekolah itu terpana akan kecantikan wajahnya. Akankah Sakura menemukan pujaan hatinya sedangkan dirinya mas...