"Kuharap kau tidak mengacaukannya.""Aku tau kau berusaha melalukan sesuatu dan berencana melibatkan pria tadi." lanjut Sasori.
Dan Sasori tersenyum aneh, ia pun berdiri di depan Sakura," Katakan padaku, apa dia salah satu yang kau incar? Atau kau hanya memanfaatkannya?"
"Jangan mencampuri urusanku, Sasori."
Dahi Sasori pun sedikit mengerut, " Jangan mencampuri urusanmu? Kau anggap apa aku?! Apa dia sebegitu berharga hingga aku tidak dianggap?!"
"Kau sangat menganggu sekali! Kau menjengkelkan!"
Sasori tersentak.
"Jangan berlebihan, Sasori." Sakura melirik Sasori dengan ekor matanya sebelum pergi meninggalkan kakaknya seorang diri dikamarnya sedangkan Sasori menggertakkan giginya.
..
.
.
"Hahhh haaahh Imouto!""Onii-chan...tolo-"
"SAKURA!"
Srek.
Sasori terbangun membuka matanya tiba tiba dengan nafas yang terlihat sedikit memburu akibat mimpi buruk yang baru saja dialaminya.
"Bakaro...baka!" makinya kesal sambil menyisir rambutnya yang tengah menutupi jidatnya, keringat dingin terlihat mengalir keluar dari pelipisnya.
Dia sadar, bahwa masa lalu yang buruk tidak gampang dilupakan dan akan terus menganggu mentalnya. Namun seminggu setelah mereka berlibur di pantai Watanabe sejak saat itu pula mimpi buruk tersebut semakin sering datang bahkan tiap hari.
Sayangnya setelah mereka bertengkar di liburan kemarin, sikap Sakura mulai berubah bahkan hanya untuk menatap Sasori saja sepertinya enggan. Mereka memang sering bertengkar tapi biasanya Sakura dan dirinya selalu bersikap sewajarnya dan melupakan pertengakaran itu. Tapi kali ini berbeda.
Ada yang disembunyikan adiknya.
..
.
.
Sasori melangkahkan kakinya menuju dapur dan membuka kulkas sembari mengeluarkan bahan bahan mentah untuk dimasak. Walaupun dengan mata menahan kantuk Sasori tetap berniat memasak. Jangan tanyakan apa alasanya memasak saat jam sudah mulai menunjukkan angka 11 malam.Karena di saat jam segini Sakura masih berada di luar berkumpul dengan geng nya dan dia yakin Sakura akan pulang jam dua pagi seperti biasanya. Sasori mulai nemotong bahan bahannya sembari mengaduk wajan panas yang berada di depannya.
"Apa yang sedang kau lakukan?"
Sasori hampir melayangkan spatula yang telah digenggamnya terhadap seseorang yang sekarang mencekal tangannya.
"Sa...sakura... Apa yang kau lakukan disini?"tanya Sasori kaget setengah mati.
"Are... Memangnya ada yang salah jika aku berada di rumah?"ujar Sakura santai seraya meminum minuman dingin yang entah sejak kapan ia ambil di kulkas. Melihat senyuman Sakura yang merupakan ada sesuatu yang kurang baik bagi Sasori saat ini karena adiknya itu pasti mempunyai sesuatu rencana.
"Lepaskan tanganku, Sakura." namun Sakura malah mencengkram tangan putih Sasori dengan kuat.
"Sakura, apa yang kau lakukan?!"
"Ya ampun kenapa kau begitu emosi? Padahal aku hanya melindungi diriku sendiri." tangan kanan Sasori yang dicengkram Sakura perlahan mulai melonggar.
"Aku kan tidak melakukan hal aneh padamu.." bisik Sakura yang entah sejak kapan sebuah pisau tajam sudah bertengger manis di lehernya. Satu sayatan yang akurat saja sudah dipastikan akan menghilangkan nyawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sakura (COMPLETE)
FanfictionSakura Senju gadis dingin berwajah cantik diancam dan dipindahkan ke Jepang. Sakura memasuki sekolah baru milik kakeknya dan membuat penghuni sekolah itu terpana akan kecantikan wajahnya. Akankah Sakura menemukan pujaan hatinya sedangkan dirinya mas...