Chapter 9 : THE DEVIL

1K 92 36
                                    

"Inilah dosaku. Dosa yang harus ku tanggung. Tapi kenapa?. Kenapa justru dia yang menanggung semua kesakitan itu?. Tuhan! Aku tau kau sangat adil, bolehkah jika kau sedikit mengurangi luka di hatinya?. Berikanlah luka itu padaku."

=================================================================

­­­TAP

TAP

TAP

Kembali namja ini menapakan kaki ketempat menyedihkan ini. Tempat dimana warna putih terlihat dominan dengan bau obat yang menyengat. Dengan hafal dia langsung menuju ruangan tanpa meminta arah di nurse station layaknya orang yang baru datang. Karena kenyataannya, sebagian orang di dalam sini sudah mengenal orang ini. Sayangnya, statusnya sebagai cucu dari pemilik rumah sakit bukanlah hal yang menyenangkan. Karena di saat yang bersamaan, orang-orang juga mengenalnya sebagai wali pasien. Miris. Yah kenapa harus tittle itu yang di sandangnya?.

CEKLEK

Dengan gerakan begitu pelan, ia membuka handle pintu berwarna kecoklatan itu. Langkahnya yang seakan melayang karena tanpa suara membuatnya tenang karena tak perlu takut membangunkan orang yang kini terbaring di dalamnya.

Manik matanya kembali memerah begitu seseorang yang sangat di kenalnya kini terbaring di atas brankart dengan mata terpejam begitu damai. Hatinya begitu teriris kala netranya menangkap pemandangan memilukan dimana orang yang tengah terpejam itu terlilit nasal oksigen yang menghalangi kihyun melihat betapa tampannya orang itu. Diraihnya lengan yang kini tertancap selang infus. Ingin sekali kihyun mengutuki orang yang telah melakukan ini pada adiknya. Lihatlah betapa tidak nyamannya saat kihyun melihat beberapa elektroda menempel di bidang dada adiknya, tidakkah benda itu mengganggu?. Tapi nyatanya, adiknya tetap beristirahat dengan tenang.

"Kau pasti lelah."

Diusapnya pelan kepala sang adik sayang. Sementara fikirannya kembali melayang kemasalalu. Masa dimana semua keluarganya terpuruk, begitu perasaan takut itu kembali menyerang relung kihyun. Takut jika adik tercintanya menyerah dan memilih untuk bersama kedua orang tuanya, meninggalkannya sendiri di dunia ini.

Aku mungkin kakak yang tidak berguna, tapi ku mohon jangan tinggalkan aku




    [[ Semua berawal dari sepuluh tahun lalu. Saat dimana kihyun kecil harus kehilangan kedua orang tuanya secara mengenaskan. Anak kecil yang di anugrahi ke jeniusan itu sudah cukup tau apa artinya kehilangan di usianya yang masih lima tahun. Dia di tinggalkan.

Yah dia hanya memiliki kakeknya yang masih berada disampingnya untuk memberinya dukungan dan ketenangan disaat dialah satu-satunya keluarga yang bisa berdiri menyaksikan kedua orang tuanya yang telah membiru itu dimakamkan. Serasa belum cukup penderitaan yang kihyun dapatkan, iapun harus kembali menerima kenyataan jika adik tersayangnya harus terbaring koma di ranjang pesakitan. Penderitaan?. Tidak. Alih-alih menganggap itu sebagai penderitaan, kihyun lebih menganggap jika itu adalah pengampunan. Pengampunan dari tuhan yang masih mengabulkan permintaan dari si pendosa satu ini.

"Kyu! Bangunlah. Jikapun kau akan membenci hyung seumur hidupmu, aku akan menerimanya."

Lengan mungil itupun menyentuh jemari adiknya yang dingin. Airmatanya tak kuasa tumpah tiap dia mendapati adiknya yang tak kunjung bangun.

Sebulan lamanya kihyun menunggui adiknya dengan penuh ketakutan. Berulangkali ia menyaksikan bagaimana adiknya drop seakan dunia ingin runtuh. Tapi, beruntung nyawa kyuhyun sang adik masih bisa terselamatkan. Hingga suatu hari, kedua kelopak mata indah dari namja kecil bersurai kecoklatan itu terbuka. Kihyunpun langsung menyunggingkan senyum yang selama ini tidak ia keluarkan. Dia benar-benar bersyukur karena kyuhyun masih berkenan menemani harinya. Tapi, kebahagiaannya tak berlangsung lama. Karena kenyataan yang menyatakan jika adiknya terkena trauma berat membuat sang adik terus terdiam layaknya mayat hidup lagi-lagi membuat airmata kihyun kecil terjatuh pahit.

Cho TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang