Chapter 11 : THE DEVIL Part 3

729 96 74
                                    

"Munafik! Berhenti membodohiku dengan kalimat seperti itu!. Aku takkan tertipu oleh muslihatmu. Aku tau kau tidak ada bedanya dengan pria tua bangka itu. Aku tau kalau diam-diam kau sedang menikmati kesengsaraanku."

==================================================================================

Suara sirine dari ambulance bersahutan membelah jalanan kota. Menandakan jika ada orang yang perlu mendapatkan penanganan darurat secepatnya. Lihatlah bagaimana mobil ini melaju dengan kecepatan diatas rata-rata bak kesetanan di tengah jalanan kota Seoul yang mulai di padati manusia yang baru memulai harinya.

Yah! Fajar barusaja menyingsing di ufuk timur. Tapi kericuhan sudah menguasai kota metropolitan ini. Karena bukan hanya ada satu mobil yang kini tengah mengejar waktu dengan mempertaruhkan nyawa. Tapi ada tiga mobil yang kini di rundung kekhawatiran karena orang di dalamnya tentusaja tidak dalam keadaan baik membuat mereka mau tidak mau harus mengambil resiko tersebut.

Ada delapan gadis yang di temukan dalam keadaan mengenaskan dan satu namja yang kini dinyatakan kritis karena ambruk tak sadarkan diri membuat suasana tegang itu begitu kentara diantara mereka.





Kini, mobil telah memasuki pelantaran rumah sakit. Ada puluhan orang berjaz putih yang telah bersiap untuk mengambil alih manusia yang berada di dalam mobil kematian itu. Dua mobil telah terparkir dengan sempurna menyalurkan ketegangan yang sama kala mobil itu perlahan terbuka. Huft! Ada sedikit rasa lega menghampiri salah satu dokter muda disana. Dimana pasien yang menghampiri penglihatannya kini merupakan para korban penculikan bukan seseorang yang ia bayangkan.

Segera ia membantu mendorong brankart yang diatasnya tergeletak seorang yeoja dengan penampilan mengenaskan serta luka gores di kedua pergelangan tangannya yang tidak bisa dianggap enteng. Yah! Yeoja itu satu diantara korban yang tidak sadarkan diri.

Baru kakinya hendak melewati pintu masuk, telinga dokter muda ini kembali menangkap suara nyaring yang biasa di bunyikan oleh sirine ambulance.

Ada lagi?

Atau kejadian lain?



Penasaran mulai menjalarinya membuat ia refleks berhenti mendorong brankart yang sebelumnya membuat dia berlari. Kekhawatiran yang sebelumnya meredup kini kembali berkobar dan mendorongnya untuk mengikuti arah suara, berharap apa yang di semogakan benar adanya. Dilihatnya petugas ambulance yang turun dengan tergesa membuka mobil yang di dalamnya terdapat orang sekarat yang sedang bertaruh nyawa.







DEG

Andwae!





Nafasnya terhenti seketika. Dia terhenyak, matanya membulat begitu kaget. Apa yang dia lihat sekarang?. Bukankah namja yang terbaring itu orang yang di kenalnya?. Bahkan satu orang yang baru saja keluar dari dalam mobil itu dengan raut ketakutanpun sangat di kenalnya. Get stuck!

Mungkin itu yang dialami dokter muda ini. Jadi benar jika salah satu dari mereka ada yang terluka?. Tapi kenapa?. Dia cukup tau kehebatan si kembar. Dan kini, kenapa harus ada yang menjadi korban juga?.

"Joongki hyung!!!!."

Panik kihyun membangunkan lamunan joongki. Ya! Dia termangu. Tak ada perintah yang keluar dari otaknya membuat dia sulit mencerna situasi macam apa ini. Hingga akhirnya dia tersadar, bahwa tindakan konyolnya ini justru hanya akan membuat dia seperti orang bodoh. Sadarkan dirimu joongki-ah!!.

Segera dia meraih brankart yang sama dengan kihyun dan mendorongnya agar melaju dengan cepat. Manik matanyapun memerah kala ia melihat kyuhyun yang kini tergolek tak berdaya dengan wajah pucat tak berwarna. Deru nafasnya yang lemah dan kerutan di keningnya yang menandakan jika dia merasakan sakit dengan sangat. _Bertahanlah, kyu!._







Cho TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang