Nadine sedang berada di dalam kamarnya, terlihat dia sedang mengerjakan sesuatu. Lalu terdengar ketukan dipintu Nadine, ia pun mempersilahkan masuk. Ayahnya kemudian masuk dan duduk di dekat nadine, "ayah boleh ngobrol sebentar sama kamu?" Tanya ayahnya itu, dan nadine pun langsung menghentikan kegiatannya dan berbalik untuk melihat ayahnya.
"Ada apa yah? Tumben" heran nadine karena jarang ayahnya mengajak ngobrol padanya dengan nada serius.
"Ayah to the point aja ya, yang tadi itu... pacar kamu nad?" Tanya ayahnya langsung tanpa basa basi.
Raut wajah Nadine pun berubah, mungkin dia sedikit kesal sekarang karena pertanyaan ulang itu, "Kan udah nanad bilang yah, dia cuman kaka kelas nanad yang nganterin pulang, ga lebih. Kenapa sih yah?" Yaa panggilan nadine dari dulu oleh keluarganya memang 'nanad', sejak dia masih kecil, dia sudah terbiasa dengan panggilan 'nanad' nya itu. Orang yang pertama memanggilnya nanad adalah nenek nya, beliau bilang agar tidak repot memanggil 'nadine' yang menurutnya ribet.
"Ayah cuman mastiin doang kok, kenapa kamu marah??" Ayahnya bingung karena sepertinya nadine sedikit sensi jika membahas ini.
"Nanad juga ngerti kok ayah sama mamah gamau aku pacaran kan? Jadi yaudah aku ikutin kemauan kalian. Aku gapacaran sama dia, dia cuman kaka kelas nanad yang lagi baik mau nganterin nanad pulang."
Nadine pun melanjutkan setelah diam beberapa saat, "cukup waktu itu aja aku ngelanggarnya, cukup sekali, itupun setelahnya kalian kan.... (nadine hanya tersenyum sedih) Aku gaakan ngulang hal yang sama lagi kok yah, kalian berdua tenang aja," lirih nadine sambil tersenyum getir. Sepertinya dia mengingat sesuatu yang membuatnya sedih.
"Ayah ga maksud kaya gitu nad, dan lagi soal yang dulu, kamu harusnya sekarang udah bisa ngertiin kenapa dulu kita berdua ngelarang kamu, menentang nya mentah-mentah, harusnya kamu sadar nad!" Ayahnya seperti sedikit kesal pada putri semata wayangnya itu.
Nadine hanya menatap ayahnya dengan sendu, tapi juga tersirat rasa penasaran di matanya, ia seperti memandang sambil mengatakan 'apa alasannya yah? Bisa jelasin ke nanad, jujur nanad gangerti yah' setelahnya nadine hanya menunduk.
Ayahnya yang sepertinya mengerti maksud pandangan putrinya tadi kemudian menghela nafas panjang lalu mulai mengatakan sesuatu.
"Ayah bakal jelasin ke kamu, tapi dengan syarat kamu gaboleh marah abis ini! Karena yang lalu udah berlalu, dan biarlah itu berlalu, kamu cukup melupakannya setelah itu".
Nadine hanya mengangguk singkat.
"Waktu itu kamu kelas 9 SMP kan? Malah itu taun kemaren, gakerasa yah" kekehan ayahnya singkat, kemudian melanjutkan,
"Waktu itu kami pikir umur segitu masih aneh dan tidak ada gunanya jika berpacaran, tapi saat itu kamu pulang kerumah sambil bertingkah aneh seperti kesenangan, lalu saat mamah kamu nanya kamu bilang kalo kamu baru aja pacaran. Itu bikin kami berdua jelas kaget lah"."Iya bahkan aku lebih kaget ngeliat perubahan di wajah kalian berdua yah, keliatan jelas gasuka nya" timpal nadine sambil terkekeh mengingat itu, mungkin sedikit menyindir juga.
"Yaiyalah seumur kamu bukannya mikirin UN dan mau masuk SMA mana, ini malah pacaran. Jelas kita berdua gaterlalu setuju lah. Apalagi tiba tiba pacaran, kamu gapernah cerita ke mamah atau ayah kalo kamu dideketin cowo, ga ngenalin juga lagi".
"Tapi asal ayah tau, dia cinta pertama nanad yah..." lirih nadine pelan,
kemudian melanjutkan
"mungkin ini kedengeran lebay atau apalah itu, tapi jujur dari sebelum nanad ketemu dan kenal dia, nanad gapernah tuh ngerasain yang namanya suka, kagum, deg deg an, bahkan cinta monyet mungkin(?), Dia bikin nanad beda yah. Lagian kita deket nya juga secara baik, gakaya orang lain yang pegangan tangan, jalan jalan, nonton. Kita berdua cuman belajar bareng, ngapalin bareng kalo ada ulangan, saling suport satu sama lain, ya semacam itu yah." Jelas nadine menceritakan semuanya, mungkin terlambat, tapi ayahnya pun harus tau itu.Terdengar helaan nafas dari ayah nya, dia seperti sedang merenungkan sesuatu,
"Yaa abis mau gimana lagi nad, semua udah berlalu kan?""Hmm" nadine hanya mengangguk sembari bergumam
"Lagian niat ayah tadi nanyain hal yang awal, ayah mau bilang sama kamu kalo ayah ngijinin kamu pacaran sama dia," tutur ayahnya yang membuat nadine sedikit terkejut juga tidak percaya"Kenapa tiba tiba yah? Aneh jadinya,"
"Dasar kamu, di ga setujuin marah, diijinin dibilang aneh, apasih mau kamu, dasar cewe!" Ayahnya pun menjitak sedikit dahi nya nadine membuat anak itu meringis tetapi juga tersenyum pada ayahnya.
"Iyaiya, nadine cuman butuh alesan doang yah."
"Kamu sekarang udah SMA, tapi memang gabisa dibilang cukup umur juga. Tapi ayah tau kok hati kamu juga butuh hiburan, butuh seseorang yang selalu suport kamu dan lainnya. Yaa semacam itulah," kemudian ayahnya melanjutkan
"Lagian kaka kelas yang tadi masuk kriteria baik menurut ayah, bela belain nganterin kamu pulang dan sampai gerbang depan rumah, itu cukup gentle loh." ayahnya kemudian bangkit dari duduk hendak pergi, tapi kemudian dia teringat sesuatu dan menepuk pundak nadine.
"Cuman ayah yang baru ngijinin kamu, gatau mamah kamu gimana." Ia pun tersenyum dan langsung pergi keluar kamar nadine.
Nadine menatap punggung ayahnya yang berlalu keluar kamar lalu setelahnya memandangi pintu kamarnya yang sudah tertutup.
Ia pun kembali teringat pada "seseorang".
Tiba-tiba ada suara notif di handphone nya.
Ka Adit: nad, lagi apa?
Nadine sedikit terkejut dengan pesan itu, pasalnya orang yang tadi ia bicarakan dengan ayahnya tiba tiba mengirim pesan padanya, seperti sebuah telepati, pikir nadine.
Nadine: lagi nyelesain pr ka, kenapa?
Ka Adit: gapapa. Nanya aja. Ga deh, ada yang mau di tanyain, tapi takut ganggu lo yang lagi ngerjain pr.
Nadine: nanya apa? Gapapa sih, dikit lagi beres ko.
Ka Adit: tadikan orangtu lo nanya 'itu' terus mereka kaya kaget gitu, gapapa? Gue mikirnya lo dimarahin abis itu?
Nadine: ka adit kepikiran itu?
Ka Adit: iyalah, gue kepikiran terus, gatau kenapa
Nadine: wkwkkwk, gapapa ko kak, gadimarahin. Mereka juga cuman kaget doang, aku kan emang gapernah dianter pulang cowo, jadi sekalinya dianter mereka ngira yang lain.
Ka Adit: oh sukur deh,
Nadine: hmm iya.
Ka Adit: udah beres pr nya?
Nadine: belum lah,- dari tadi ngebalesin chat ka adit terus
Ka Adit: pantes fast respon, hehe=))
Nadine pun salah tingkah dan memilih mengakhiri chat nya.
Nadine: engga jugaa,- yaudah ka, aku ngerjain pr lagi ya
Ka Adit: cepet beresin!
Nadine: oke ka
ReadSetelahnya Nadine menyelesaikan pr nya.
Tidak terasa hari sudah mulai gelap, mungkin dari mulai dia mengerjakan pr sampai ngobrol dengan ayahnya, hingga dia tidak sadar waktu.Ibu nya pun memanggilnya untuk segera makan malam. Lalu Nadine pun turun ke bawah setelah membereskan perlengkapan untuk besok, tidak lupa buku pr nya tadi.
Ia pun menyimpan handphone nya di nakas, lalu turun kebawah.
Tiba tiba handphone nya berbunyi, seseorang menelfonnya. Namun karena tidak ada respon, akhirnya panggilannya terputus.
1 missed call from ka adit
**
makasih banget sama yang masih menanti cerita ini❤❤ ayaflu😘😘
Pokonya tetep setia ya baca ceritanya, pasti tetep dilanjut ko.
votment juga🌟 sangat berarti buat bikin aku semangat nulis hehe😋❤Garugi ko kalo mencet bintang🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Bad Senior
Dla nastolatków[Hiatus sampai waktu yang belum ditentukan] Mohon maaf🙏🏻 Disaat menjadi murid baru, orang pertama yang nadine kenal bukannya senior 'good boy' yang bisa membimbing nya dengan baik, tapi malah seorang senior 'bad boy'. Lelaki yang baju seragamnya k...