Day 14
"Oh, ayolah. Untuk orang-orang sibuk seperti kita bukankah lebih baik menggunakan gelas kertas? Lebih praktis dan menghemat pemakaian air karena tak perlu dicuci lagi."
"Tapi bagaimana dengan sampahnya, bodoh? Gelas kaca 'kan bisa dipakai berulang kali. Kecuali kau membuang-buangnya dengan sengaja, sekedar mencuci satu gelas tidak akan menghabiskan banyak air."
"Berhenti memanggilku 'bodoh', hyung bodoh."
"Memang kenyataannya kau bodoh kok."
"Kalian berdua sama-sama bodoh, jadi hentikan perdebatan konyol ini."
Jisung menyudahi adu pendapat yang melibatkan Daniel dan Sungwoon dengan cara berdiri di tengah-tengah mereka lalu menaruh piring berisi potongan kue blueberry tepat di hadapan Daniel.
"Antarkan ini ke meja nomor sembilan sekarang juga," titah Jisung.
"Kenapa harus aku?!"
Malah Sungwoon yang menimpali, "Karena kau yang paling sering makan gaji buta di sini."
"Sungwoon-ah..."
Yang dipanggil hanya tertawa kendati Jisung memberi peringatan dengan nada mengancam serta bola mata mendelik.
"Cuma bercanda, hyung."
Merasa lebih baik kembali berkutat dengan mesin kopinya, Sungwoon berlalu meninggalkan Daniel dan Jisung berdua di balik konter utama.
Si tertua di antara seluruh karyawan Monochrome sempat menghela napas sebelum menyambung, "Tapi Sungwoon ada benarnya. Untuk sekarang hanya kau yang sedang agak senggang, jadi... tolong bantu aku."
"Kenapa harus diantarkan ke meja? Tamu V.I.P lagi?" Masih tergambar jelas dalam benak Daniel pertemuannya dengan Hwang Minhyun yang berakhir kurang baik.
"Bukan. Tadi kue ini belum siap untuk dipajang di etalase, tapi mereka sangat ingin membelinya dan bersedia menunggu."
Membantu mengambilkan nampan serta struk berisi nama pemesan dan detail pesanan, Jisung mendorong Daniel supaya cepat beranjak. "Sudah sana pergilah, tidak usah banyak tanya. Jangan sampai kita mendapat komplain dari pelanggan."
"Iya, hyung, iya."
Semakin cepat dia bergerak, semakin cepat pula dia berhenti direcoki Jisung. Dilandasi pemikiran itulah Daniel memindahkan semuanya ke atas nampan untuk dia bawa menuju meja yang dimaksud.
Jumat sore begini café dipadati oleh muda-mudi yang mampir sepulang sekolah atau kuliah. Ada yang datang seorang diri, bersama pasangan, atau dengan teman-teman mereka.
"Permisi, permisi." Tak Daniel tanggapi gerombolan mahasiswi yang terkikik saat dia melintasi meja nomor tujuh, tipikal perempuan heboh yang langsung memperbincangkan setiap pria menarik yang lewat di depan mata.
Mendekati meja nomor sembilan, pemuda itu melirik nama yang tercantum di struk untuk dia panggil.
'Jangan sampai aku memberikan kue ini ke konsumen yang salah.'
"Satu potong blueberry cake atas nama Kang Miㅡ"
Mendadak napas Daniel tercekat, apa yang dia dapati menyebabkannya tak sanggup meneruskan sisa kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Feline⚫ongniel
FanfictionTerombang-ambing dalam sisi kehidupan nan kelam, Kang Daniel mengira bahwa hanya alkohol dan rokok yang dapat menghiburnya hingga dia bertemu dengan Ong Seongwoo, laki-laki dengan senyuman penuh misteri yang kerap menjelma menjadi seekor kucing hita...