Tanpa terasa hari Minggu pun menjelang, itu berarti telah genap tujuh hari Daniel bekerja sebagai manajer dari kedai kopi kecil bernama Monochrome.
Belum genap, sebetulnya. Karena sekarang baru menginjak pukul setengah satu siang.
Jam makan siang di akhir pekan merupakan tantangan besar bagi orang-orang yang profesinya berkenaan dengan usaha kuliner. Secepat yang mereka bisa, seluruh pelanggan harus dilayani dengan tingkat kesalahan diusahakan seminimal mungkin.
Serupa dengan hari-hari sebelumnya, tak ada yang tahu kapan batang hidung Ong Seongwoo akan muncul di café, termasuk Jisung yang notabene karyawan terlama sekalipun.
"Tidak usah dipikirkan, dia memang selalu begitu," tutur Jisung saat Daniel tanyai tempo hari. "Mungkin dia ada urusan bisnis dengan entah siapa di luar sana, namanya juga pengusaha. Paling-paling nanti sore atau besok dia akan kembali hadir."
Meski demikian, Daniel tak serta-merta puas dengan jawaban itu. Hal yang sama kini ditanyakannya lagi pada Daehwi di dapur.
"Dulu juga begini, bahkan pernah sampai berhari-hari dia lenyap tanpa kabar. Tapi ada juga saat di mana Seongwoo hyung tak pernah absen datang kemari. Benar 'kan, Woojin hyung?"
Park Woojinㅡrekan Daehwi sesama pekerja paruh waktuㅡmengangguk tanpa mengalihkan pandang dari keju yang tengah dia parut.
Dia menimpali, "Kalau tidak salah, terakhir kalinya Seongwoo hyung terus-terusan masuk kurang lebih beberapa hari menjelang hyung mulai bekerja di sini."
Baru saja Daniel ingin menanyakan hal lain, mendadak dia rasakan ponselnya bergetar.
'Ada untungnya juga aku lupa menonaktifkan mode vibrate semalam, jadi deringnya tidak mengagetkan orang-orang di sini,' pikirnya seraya mengisyaratkan pada Daehwi dan Woojin kalau dia hendak keluar dari dapur.
Tanpa sedikit pun melihat siapa yang meneleponnya, Daniel menempelkan ponsel ke telinga.
"Halo?"
"Halo, Nyel-ie. Bisa beritahu aku berapa nomor rekening bankmu?"
Alis Daniel terangkat. Siapa juga yang tak bingung jika langsung ditodong pertanyaan sepribadi itu?
Diliriknya identitas penelepon yang tertera pada layar ponsel. Tidak tercantum nama, cuma ada nomor asing yang baru kali ini dia lihat.
"Kau ini penipu ya? Mau coba-coba menghipnotisku supaya mendapat akses untuk membobol tabungan?" tuding Daniel.
"Buat apa? Bukankah uangmu ludes sampai-sampai nyaris menunggak pembayaran sewa?" Si penelepon tergelak. "Oh ayolah, masa kau tidak sadar juga? Sejauh ini belum banyak yang memanggilmu dengan sebutan 'Nyel' lho."
Seluruh kalimat yang dilontarkan lawan bicaranya menyebabkan bohlam khayalan di atas kepala Daniel menyala terang.
"Ong Seongwoo?"
"Oho, cerdas juga kau," decak Seongwoo penuh kekaguman.
"Kau tahu nomor HP-ku dari mana?"
"Dari Jisung hyung."
"Kenapa tidak langsung minta saja padaku?"
"Karena aku tahu kau pasti tidak mau memberikannya."
Daniel jadi memijat pelipisnya yang mulai berdenyut. "Okay, back to the topic. Mau apa kau dengan nomor rekeningku?"
"Kau butuh uang 'kan? Tampaknya beberapa hari ke depan aku tidak bisa datang ke Monochrome, jadi akan ku transfer gajimu sekarang."
Semakin dalamlah kerutan di kening Daniel. 'Aku 'kan baru bekerja seminggu, masa sudah gajian?'
"Memangnya ada apa denganmu? Kau sakit keras?"
"Tidak."
"Lalu?"
"None of your business~" ujar Seongwoo dengan nada riang yang terkesan dibuat-buat.
"..... Nanti akan ku kirimkan nomornya melalui pesan."
"Baiklah, ditunggu secepatnya."
🌙🌙🌙
Selepas menerima telepon, Daniel langsung mengklaim jatah istirahat makan siangnya pada hari itu.
Mengikuti saran Seongwoo, dia bersantap sekaligus merokok di atap bangunan Monochrome. Di sana pula dia mengirimkan pesan berisi nomor rekening banknya kepada Seongwoo.
Tatkala usai, Daniel berinisiatif menggantikan Jisung. Jadi sekarang Daniel yang menjaga mesin kasir dengan didampingi oleh Jisung.
"Terima kasih atas kunjungan Anda!" seru Daniel pada customer terakhir yang membayar pesanan sebelum dia mengalihkan perhatian pada Jisung. "Hyung, hyung."
"Ada apa?" tanya si yang lebih tua, dia sibuk mengonsumsi sandwich isi daging ayam serta mayones.
Mengetahui kalau yang akan dia bahas agak bersifat rahasia, Daniel berbisik, "Memangnya upah pegawai Monochrome dibayarkan per minggu ya?"
"Tidak, memangnya kenapa?"
"Tadi Ong Seongwoo menghubungiku dan bilang kalau dia hendak mentransfer gajiku sekarang karena besok-besok dia tidak bisa hadir. Aku 'kan baru bekerja tujuh hari."
Saking bingungnya, Jisung sampai berhenti mengunyah.
"Aneh, biasanya kami menerima gaji setiap akhir bulan danㅡ Oh!"
Untunglah tak ada pembeli di dekat konter mereka, karena mendadak Jisung memekik.
Seutas senyum ganjil kini terpatri pada wajah lelaki tersebut.
"Entah dugaanku benar atau tidak, tapi ku rasa dia membayarmu per minggu karena kau adalah kliennya."
"Lalu kenapa? Ada hubungan apa antara statusku yang satu itu dengan upah mingguan?"
"Rahasia~" Jisung membuat gestur menutup rapat-rapat resleting tak kasat mata di bibirnya, mengundang erangan mengeluh dari mulut Daniel.
"Seingatku dulu hyung tidak begini, apa jangan-jangan hyung jadi tertular sifat misterius Seongwoo semenjak tahu seluk-beluk rahasia yang dia pegang?" protesnya.
Jisung cuma tertawa, tetapi Daniel tidak.
Tak ingin kelepasan marah-marah kepada sahabat lamanya, Daniel lebih memilih bungkam dan mulai menangani pelanggan yang baru saja muncul untuk memesan caramel frappuccino.
Sebetulnya Jisung sadar kalau Daniel sedang bersikap acuh tak acuh, namun dibiarkannya dulu hingga roti isinya tandas.
"Ya sudah, atau begini saja."
Celetukan tersebut kontan mengundang Daniel untuk menengok, dilihatnya Jisung berkata demikian sambil mengunyah apel sebagai makanan penutup.
"Kalau kau bersikeras ingin tahu, bekerjalah dengan giat seharian ini. Seongwoo bilang dia tidak akan datang 'kan?"
Daniel mengangguk.
"Jika ku nilai hasil kerjamu memuaskan, maka akan ku beritahu jawaban dari pertanyaanmu begitu café tutup."
Baru sekarang Daniel berhenti cemberut dan kembali menyeringai.
"Challenge accepted."
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Feline⚫ongniel
FanficTerombang-ambing dalam sisi kehidupan nan kelam, Kang Daniel mengira bahwa hanya alkohol dan rokok yang dapat menghiburnya hingga dia bertemu dengan Ong Seongwoo, laki-laki dengan senyuman penuh misteri yang kerap menjelma menjadi seekor kucing hita...