Jika anda menemukan typo atau hal aneh lainnya, silahkan protes di komentar. Terimakasih.Happy Reading
•
•
•
•
•
•"Aku tidak akan membunuh kalian, asalkan kalian dengan sukarela memberikan kekuatan kalian kepadaku." kata Jisoo sambil mengikat kaki griffin dengan rantai yang kuat.
"Hah! Jadi kau melakukan ini hanya demi kekuatan?! Dasar gila!" kata Mingyu sambil menggenggam tangannya kuat-kuat, saat melihat Griffinnya kesakitan.
"Jisoo hyung, hentikan! Kenapa kau lakukan ini!!?" teriak Wonwoo. Air matanya entah sejak kapan sudah membanjiri wajahnya. Wonwoo tidak menyangka akan mendapatkan pengkhianatan dari orang terdekatnya.
Jisoo kini menatap mereka berdua lalu tersenyum kecil.
"Kau tanya kenapa? Aku hanya ingin kekuatan dan kekuasaan, hanya itu." kata Jisoo sambil berjalan mendekati mereka berdua.
"Apa? Itu sebabnya kau lakukan semua ini? Hanya karena itu?!" kata Mingyu, emosinya kini sudah mulai memuncak. Hampir saja dia lepas kendali.
"Jisoo hyung, kau dulu tidak seperti ini. Kenapa kau bisa berubah seperti ini? Kenapa.... Hiks.." kata Wonwoo masih menangis di samping Mingyu
"Hah.....Ternyata kalian sama bodohnya dengan orang tua kalian itu." Jisoo berdiri sekitar 4 meter di depan mereka.
"Apa kau bilang?!" Andai saja Wonwoo tidak sedang memegang ujung celananya saat ini, mungkin dia sudah berlari dan menghajar wajah Jisoo.
Jisoo segera mengambil kesempatan saat melihat Wonwoo yang semakin terpuruk. Jisoo benar-benar benci dengan Wonwoo, jadi dia ingin menyakiti Wonwoo terlebih dahulu sebelum membunuhnya.
"Wonu, kau ingat kejadian saat kau membunuh ibumu sendiri?"
Wonwoo seperti tersambar petir, mulai mengingat kejadian bertahun-tahu lalu. Badannya sangat lemas mengingat kejadian tersebut. Walaupun ayahnya terus berkata Wonwoo tidak membunuh ibunya, tapi tetap saja, diotaknya terus mengatakan kalau dialah pembunuhnya.
Jisoo tersenyum sinis saat melihat keadaan Wonwoo yang semakin menderita.
"Kau membunuhnya Wonwoo, kau membunuh ibumu sendiri. Kau tidak pantas hidup di dunia ini. KAU PEMBUNUH. KAU HARUS MATI."
Setelah Jisoo berkata seperti itu, Wonwoo seketika seperti orang gila. Dia menjambak rambutnya sendiri dan terus berkata 'Aku pembunuh! Aku tidak pantas hidup!' sambil menangis.
"Bisikan iblis!" Batin Mingyu.
Baru saja tangan Mingyu hendak menggapai tubuh Wonwoo, tiba-tiba saja sebuah sulur tajam menusuk bagian atas dadanya.
Darah mengalir deras di mulut dan dada Mingyu, tubuhnya langsung terjatuh saat mendapat serangan dari Jisoo.
Belum puas sampai disana, Jisoo langsung mengarahkan sulurnya untuk membelit tubuh Mingyu dan melemparnya sangat jauh. Bahkan tubuh Mingyu tidak terlihat di dekat sana. Meninggalkan Wonwoo sendirian.
"Satu serangga sudah hilang, tersisa kita berdua saja Wonwoo sayang." Jisoo berjalan mendekati Wonwoo dan memeluknya.
Wonwoo yang masih dalam pengaruh bisikan iblis, tidak dapat berbuat apa-apa. Yang dia lakukan hanya menangis sambil menjambak rambutnya.
"Hushh.... Ini tidak akan menyakitkan.. Hanya seperti di gigit kawanan serigala." kata Jisoo tersenyum sinis.
Tangan kanannya memegang setangkai Mawar merah yang dililitkan sebuah kalung liontin berwarna putih. Ujung tangkainya sangat tajam, bahkan bisa membunuh orang dewasa dengan sekali tusuk di titik vitalnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE MOON [Seventeen]✔
FantasyHighest rank: #47 in fantasy #6 in seoksoo #28 in meanie Disaat 2 kerajaan yang sangat berbeda tiba-tiba bersatu karena pemimpin mereka saling jatuh Cinta. Apakah hubungan mereka akan berhasil? Atau tidak? lalu, siapakah sang kelopak?