Roovelas √

6. Ruangan Asing

Dugaan itu benar-benar terjadi.

Semenjak peristiwa itu aku menjadi sering kehilangan kendali tubuhku sendiri dan digantikan oleh makhluk lain.

Entah mengapa aku tidak bisa mencegah itu terjadi.

Puncaknya ketika sosok jahat menyerang dan mengambil kendali seluruh ragaku.

Sedangkan jiwaku terperangkap di sebuah ruangan asing seperti kurungan.

Hanya ada satu kursi tua yang sedang kududuki, satu lilin, dan pecahan kaca.

Susah sekali rasanya menangkap oksigen disini, jantungku berebar keras, aku panik, oksigen dalam paruku benar benar akan habis...

Kemudian aku merasa ringan dan melayang, apakah ini akhir kehidupanku?

-------

Aku telah membuka mata kemudian melihat wali kelas berada disampingku.

Garis  khawatir yang tergurat jelas pada wajahnya.

“Mam Ririn..” ucapku lega terbebas dari tempat menyeramkan itu.

Namun beberapa detik kemudian aku merasa kembali ditarik dengan kuat.

Rasanya seperti ketika mimpi terjatuh dalam jurang dan seketika membuka mata berada di ranjang.

Sialnya kali ini aku bangun terduduk di ruangan terkutuk tadi.

Aku telah berada ditempat lain setelah mengerjapkan mata.

Tempat yang sangat gelap dan hening membuatku tidak bisa melihat sama sekali.

Rasa takut dan panik mulai menggerogoti diriku ketika telinga mulai berdengung akibat dari hening yang mencekam.

Membuatku terisak semakin lama semakin meraung ketakutan.

Hingga tengkukku terasa ditarik ke atas dan mengembalikan jiwa pada tubuhku. 

Seorang guru menceritakan semua yang terjadi pada tubuhku selama jiwaku tidak berada didalamnya.

Membuat kacau satu sekolah hingga kegiatan belajar mengajar hari itu harus dihentikan.

Beliau memerintah agar aku tidak berteman lagi dengan makhluk yang berbeda dimensi dengan manusia.

Ini demi keselamatanku sendiri.

Membuatku teringat dengan perkataan Lucas.

“Kita berbeda, kita tidak seharusnya bersama-sama. Sadarlah. Tolong pahami itu dan cobalah berpikir dengan benar.”

"Haha.. Kau benar Lucas." ucapku lirih.