7. Hilang

119 11 1
                                    

Aku sadar sekarang.

Sebagian besar waktu kuhabiskan bersama teman-temanku yang beda dimensi daripada teman manusiaku.

Aku juga sadar bahwa itu berbahaya untukku.

"Besok pergilah temui teman-temanmu itu, katakan semuanya dan berilah salam perpisahan."

Beliau menyarankan agar aku menemui Lucas dan yang lain.

Hahaha... sanggupkah aku?

Kini mereka telah berada di hadapanku dengan wajah bersinarnya.

Aku menatap mereka satu persatu.

Sebab ini terakhir kalinya aku bisa melihat wajah-wajah itu.

Lucasku yang tampan dan dewasa.

Twins dua balita laki-laki kecil yang menggemaskan.

Michael anak laki-laki yang lucu.

Dan Michelle anak perempuan yang sangat cantik dengan rambut pirangnya.

Bibir ini masih tetap terkunci tak mau mengeluarkan kalimat.

Ayolah Ret semakin lama diam akan semakin susah melepas mereka..

"Aku menyayangi kalian... Aku sadar kita tidak seharusnya berteman."

Raut wajah yang berseri itu telah berganti mendung.

Twins yang akan menangis.

Michael dan Michelle yang marah dan ..

Lucasku..

Yang tetap tak menunjukkan ekspresi apapun as always.

Sedetik kemudian mereka menghilang dari hadapanku.

Meninggalkan aku yang belum mampu menata perasaan setelah mengatakan kalimat itu sendirian.

Air mata mulai keluar satu persatu hingga menjadi beberapa aliran deras.

"Bahkan kita belum saling mengucapkan selamat tinggal...." gumamku disela-sela isakan yang semakin menjadi-jadi.

Isakan itu kini berubah menjadi raungan.

Tubuhku beringsut ke lantai tak ada tenaga untuk menopangnya berdiri tegak.

Keadaanku tetap seperti itu hingga aku lelah sendiri, merasa cukup untuk menangisi semua ini lalu pulang ke rumah.

------

Aku tidak pernah melihat mereka lagi seberapa besar pun keinginanku untuk bertemu.

Biasanya bila aku rindu sedikit saja mereka langsung datang menampakkan wujudnya.

Namun kini tidak lagi, semua sudah berbeda.

Bukankah ini yang kau mau Ret..

Lalu kenapa kau sendiri yang kalut hingga seperti ini ...

Kenapa kau marah kepada semua orang yang menyuruhmu melakukan semua ini...

"Ini demi kebaikanku tapi mengapa malah menyakitiku.."

Raga ini tanpa lelah kembali meraung untuk kesekian kalinya.

Raga yang menginginkan kekasihnya kembali.

Raga yang menginginkan mataharinya menyinari lagi.

"Aku mau Lucasku..." raungku.

Ya.. Hari ini aku kembali menangisi keputusan yang aku buat sendiri..

Roovelas √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang