35.

977 37 1
                                    

Semua yang temen aurel bahkan teman rafael pun merutuki dirinya mengapa dia mempunyai teman sepolos diri aurel.

Setelah aurel menceritakan semuanya akhirnya semuanya mengerti bahkan dia sangat sangat kesal,seharusnya kan gak boleh berbohong tapi kenapa mereka memarahi aurel.

"Kalian disini berapa lama?" tanya papa anisa.

"Sampai anisa sadar" ucap rafael,semua orang yang berada didalam ruangan menatap rafael intens.

"Lalu kalian mau tinggal dimana?" tanya audri

Mereka pun bingung ingin jawab apa,tujuan mereka kan kesini ingin jenguk anisa,jadi mana mungkin mereka kepikiran tempat mereka buat tidur.

"Kita bingung ka audri,soalnya kita kesini ingin jenguk anisa,bahkan kita gak kepikiran kita mau tidur dimana" ucap aurel

"Iya tante maaff" ucap nabila yang memulai membuka Suara.

Semuanya terpaksa menginap di rumah sakit yang sudah disiapkan ruang inapan.

Dulu gua pernah ngajak lu solat duha bareng"gumam rafael.

"Tante kapan anisa sadar?" ucap rafael sambil menatap gadis nya itu.

"Tidak tau rafael"

Rafael kini sedang menjaga anisa sendirian diruangan bersama anisa yang sedang terbaring lemah.

"Kenapa ? Kenapa elo kayak gini? Gua tau gua salah, tapi lo harus sadar dulu biar gua bisa minta maaf sama lo,gua gak mau kehilangan orang yang gua sayang, gua masih sama nis,gua disini masih sama,masih mencintai lo dengan tulus, elo harus bangun,bangkit! Lawan penyakit lo! Lawan semuanya! Katanya elo gak mau buat semua orang yang lo sayang khawatir! Tapi apa? Tapi apa..elo malahan buat kita semua khawatir! Bangun nis,,gua mohonn! Bangkit dari koma lo" disinilah rafael menangis sekejar mungkin,atau karena dia sudah kangen sekali dengan gadis adik kelas kesayangannya.

"Anisaa bangun anisaa" ucap rafael lagi sambil memegang tangan adik kelasnya itu, rafael berharap ada sebuah keajaiban yang membuat anisa tersadar dari koma.

Tapi faktanya anisa tidak kunjung sadar

"Ka rafael? Jangan nangis" ucap seseorang yang mengagetkan rafael.

Lalu rafael menoleh kearah sumber suara itu,siapa dia?

"Aurel?" gumam rafael

"Ka rafael kalo anisa liat ka rafael nangis pasti anisa bakalan bilang gini'jangan nangis dong ka rafael nanti gantengnya ilang' gituuu" ucap aurel,

"Gk lucu rel" ucap rafael.

"Aurel baru pertama kali tauu liat ka rafael nangis" ucap aurel.

"Sana deh lo pergi,ganggu tau gak" ucap rafael

Entahlah sejak anisa seperti ini rafael jadi bersikap dingin begini.

"Uh dasarr ka rafael judes! Lagi PMS ya marah marah terus" ucap aurel lalu pergi ninggalin anisa dan rafael berdua.

Bunyi telfon memecahkan kehening seketika,telfon itu milik rafael dan langsung menangkatnya.

"Hallo?"

"Kamu sudah sampai el?" tanya maminya yang berada diserbang telfon

"Iya mi"

"Kapan pulang"

"Gak tau,nunggu anisa sadar"

"Kalo udah masuk sekolah,segera pulang"

"Iya mi"

Telfon matii

Ceklekk....

Pintu ruangan terbuka muncul lah sosok gadis cantik yang hampir mirip dengan anisa. Dia adalah audri kakak nya anisa.

"Makan dulu gih,raf"

Rafael hanya menggelengkan kepalanya menandakan bahwa dirinya menolak.

"Nanti kamu sakit, biar aku yang jaga in anisa kali ini" ujar audri lagi, kali ini rafael menjawab sambil menggelengkan kepalanya.

"Tidak ka"

"Doa in anisa ya semoga cepet sadar" ucapan itu keluar dari mulut milik audri,membuat rafael menganggukan kepalanya.

"Kamu sayang banget sama anisa?" tanya audri.

"Rafael gak tau, yang pasti saat ini ada rasa sakit ketika ngeliat orang yang disayang terbaring lemah" ucap rafael.

Audri hanya tersenyum manis tehadap rafael.








Happy reading
Jangan lupa vote..
Maaf kalo alur ceritanya gak jelas.

My Junior Love In SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang