36.

1K 46 4
                                    

"Ka? Anisa takut,tuhan manggil anisa" keluh anisa kepada audri kakak perempuannya.

"Kamu gak boleh berfikiran seperti itu anisa" ucap ka audri sambil mengelus kepala milik anisa.

"Anisa udah gak kuat ka, sakit dikepala anisa buat anisa gak kuat" lirihnya,kali ini audri mengeluarkan air matanya didepan adiknya yang sedang terbaring rapuh.

"Kakak tau kamu sakit banget,tapi kamu harus percaya kepada tuhan,kalo kamu bisa lewatin ini semua anisa" ucap audri.

Lagi lagi audri bermimpi tentang adiknya, selalu ingat sama kata kata itu yang membuat audri putus asa akan kesadaran adiknya, kapan adik kesayangannya sadar.

Tuuutttt

Tiba tiba bunyi alat yang menandakan garis lurus itu membuat audri semakin khawatir dan memanggil berteriak nama dokter,agar cepat menghampirinya.

Semuanya mendengar teriakan audri dan langsung melihat apa yang terjadi.

Kaget

Itu yang semuanya rasain.

"Yaallah tolong selamatin anisa" ucap aurel sambil mengeluarkan air matanya, dan dirangkulnya oleh rifal agar tidak menangis.

"Dokter tolong selamatin anak saya dokter,saya mohon" ucap mama anisa sambil memohon kepada dokter diva yang merawat anisa.

"Tolong selamatin adik saya dokter" ucap ari,kini semuanya dipenuhi dengan tangis yang membuat kebisingan.

"Semua hharap keluar" ucap dokter diva lalu semuanya pun menurut untuk keluar.

"Dokter diva,tolong selamatin anisa,saya bermohon kepada anda" ucap audri sambil menatap dokter diva penuh permohonan.

"Saya akan berusaha yang terbaik" ucap dokter diva.

"Saya mau nemenin anisa disini!" ucapan itu keluar dari mulut rafael,lalu ditatap nya semua orang ke arah rafael.

"Pliss raf,dokter butuh konsentrasi" ucap briyan

"Iya raf elo harus keluar"timpal risky

" gua mau disini"kekeh rafael

"Saya mohon dokter, biarkan saya nemenin anisa" ucap rafael lagi.

Dijawab anggukan oleh dokter diva dan semuanya kembali sunyi.

"Kenapa berisik banget?" ucap seorang gadis,

"Kenapa suara nangis itu memenuhi ketenangan ini" ucapnya lagi

"Kenapa semua orang itu memanggil nama aku?"

"Ada apa sebenernya"

"Anissaa bangun,gua ada disini! Jangan tinggalin gua" ucap rafael,tak henti henti rafael membacakan surat surat pendek agar adik kelasnya itu sadar, dia sedang berada diujung kematian.

Antara mati dan hidup

Antara gelap dan terang

"Saya tidak mengerti dokter,kenapa pasien bisa kekurangan darah" ucap seorang perawat. Jantung anisa mulai berdetak lagi, dan apa yang terjadi anisa membuka matanya yang sedikit melemah.

"Anisa sadar dari koma" ucap dokter diva dan membuat orang kesayangan anisa tersenyum manis.

Semuanya dapat melihat anisa,yang masih tak kunjung berbicara.

"Anisa? Ini ada teman teman kamu mau jengukin kamu" jelas mamanya.

Aurel ? Yang biasanya banyak bicara kini dia diam mematung.
Sama seperti yang lainnya.

Anisa gak kuat dengan keadaan yang seperti ini, bahkan anisa bingung kenapa disaat anisa tertidur lelap anisa tidak merasakan sakit dan ketika anisa membuka mata selalu sakit dibagian kepalanya.

"Sakitt ma" ucapan itu keluar dari mulut anisa yang sangat lemas,dengan matanya yang sudah dibanjiri air mata.

"Apa yang sakit,hemm?" tanya mama sambil mengelus rambut halus milik anisa.

"Kepala anisa" ucap anisa lagi.

Rafael masih menatap gadis kecil nya,adik kelasnya, menatapnya dengan air mata yang akan keluar.

"Aurel gak kuat liat anisaa" ucap aurel yang langsung memeluk intan dan nabila.

Ketiga sahabatnya itu menangis diluar ruangan, diikuti ketiga teman rafael,hanya rafael lah yang berada diruangan bersama keluarga anisa.

Anisa selalu mengeluh kesakitan disetiap kali dia membuka matanya.

My junior love in school

Sebuah cinta yang dipertemukan saat masa sekolah putih abu abu.

Sebuah cinta yang jatuh pada sosok adik kelas.

Sebuah cinta yang diperjuangkan oleh sosok kakak kelas.

Aku adalah kakak kelasnya.

Ketika semua orang menyerah akan semua perjuangannya tak terbalas kan, aku disini masih percaya kalo semuanya akan baik baik saja.

Ketika semua orang percaya bahwa setiap pertemuan pasti ada perpisahan, aku adalah sosok yang sama sekali tidak percaya.

Karena menurut ku,perpisahan saat ini sangat menyakitkan, menurut ku itu bukanlah perpisahan tapi sebuah kesedihan, walau perpisahan itu adalah kesedihan itu sama saja menyakitkan.

Kini rafael sudah mengeluarkan air matanya,dia sangat rindu akan kehadiran anisa adik kelasnya.

Tiba tiba rafael mendekatkan dirinya ke anisa dan langsung menggenggam tangan anisa yang putih pucat itu.

"Sesakit apapun penyakit yang lo rasain,gua disini bakalan doain lo supaya rasa sakit itu hilang dan bahkan semua penyakit yang lo derita hilang,walau gua gk yakin tapi gua berusaha yakin dan gua percaya tuhan bakal tolongin hamba nya yang mau berusaha yakin, karena gua ngerasain gimana rasanya ketika orang yang disayang itu tersakiti" ucap rafael sambil menatap mata anisa yang kini menatap anisa.

"Sakitt ka" suara lirih itu lagi yang kian anisa ucapkan.

"Jangan pernah bilang sakit, karena setiap apa yang ucapakan adalah doa,Nikmati dan Syukuri, gua bakal lakuin apapun demi lo" ucap rafael lagi, kini anisa diem, rasanya dia sangat sulit untuk bernafas.

"Anisa harus segera oparasi" ucap Dokter diva yang tiba tiba datang.

"Dan saya sangat membutuhkan darah" ucap nya lagi.

"Ambil Darah aurel dokter" ucap Aurel dengan cepat, semua orang mengarah ke arah sumber suara itu.

"Rel,lo serius,?" tanya rifal dan dijawab anggukan oleh aurel.

"Jangan dokter,ambil darah saya aja" ucap rafael

"Ka rafael apaan sih! Aurel duluan" ucap aurel yang sedikit tidak suka.

"Rel,biar ka rafael aja ya" ucap nabila.

"Enggak, ayo dokter, ambil darah aurel" ucal aurel,lalu langsung dibawa nya aurel.

Semua menatap kepergian aurel.














😰😰😰😰😰😰😰
Oohhh cerita ini sangat jelek sedunia.
Makin gak jelas pula
😭😭😭😭😭😭
Udah yang liat makin dikit,jadi gak semangat ngetiknya😭😭😭

Happy reading ya,maaf gak updet updet:v

Maaf kalo typo juga

Aku updet 2 part kan?:v

My Junior Love In SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang