31.

990 42 0
                                    

Author pov

Kalo seandainya rafael tau kehidupan ini sad ending dia tidak mau berperan menjadi seseorang yang berjuang sendirian.

Tapi mau gak mau dia harus menjalani perannya dan menerima alur cerita ini seperti aliran sungai.

"Darimana aja lo?" tanya angel.

"Taman" ucap singkat rafael.

"Tadi aurel dan temen anisa lainnya kesini nanyain lo" ucap angel.

"Gak perduli" ucap singkat rafael yang berlalu pergi begitu saja meninggalkan angel.

"Jangan bikin gua kesal sama sikap bodoh lo raafael!" teriak angel.

"Kenapa sih? Salah gua apa?" ucap rafael.

"Kalian ini ribut mulu kerjaanya" ucap maminya menengah

"Ka angel nya mi yang gangguin rafael" ucap rafael yang langsung berlalu pergi.

Setelah masuk kekamarnya rafael langsung berlalu tidur ke alam mimpinya menghilangkan semua beban yang ada dipikirannya,kenapa dia jadi sesengsara gini.

"Anisa?" ucap rafael,melihat sosok yang dia rindukan selama ini.

"Lo kemana aja?" ucap rafael lagi,sambil menghampiri adik kelas cantiknya.

Kini mereka berdua berhadapan saling menatap satu sama lain.

"Jangan pergi ke singapur lagi ya, gua janji, gua bakal berjuang demi lo" ucap rafael.

"Ka rafael jadiin anisa junior in school ka rafael, gak ada yang lebih," ucap anisa.

"Kenapa lo ngomong kayak gitu? Salama ini gua berjuang demi lo, berjuang mendapat kan cinta lo,gua berjuang demi lo anisa" ucap rafael.

"Gua sayang sama lo," lirih rafael.

"Anisa gak mau kalo karafael bakal kecewa sama anisa" ucap anisa

"Tanpa lo sadari dengan lo nolak gua,lo udah buat gua kecewa nis, lo udah buat kecewa" ucap rafael.

"Jadiin anisa junior in school ka rafael karena itu lebih baik" ucap anisa, tiba tiba saja bayangan anisa mulai memudar.

"Nis? Kenapa lo memudar? Lo kemana?" teriak rafael

"Anisa?"

"Anisaaa"

Hingga pada akhirnya rafael hanya bermimpi, dia sangat rindu akan sosok adik kelasnya itu.

Ka angel menyuruh ketiga teman anisa kemarin menaruh semua laptop milik anisa berserta surat yang anisa tulis itu ditaro dimeja milik rafael, agar dia tau dengan sendirinya dengan petunjuk yang selama ini sudah dikasih tau tapi respon anak bodoh itu tidak perduli.

Dan pada akhirnya setelah seminggu kepergian anisa ke singapur rafael telah melihat sebuah laptop yang tidak dia ketahui milik siapa serta kertas kertas yang menyampahi meja miliknya.

"Apaan itu?" gumam rafael sembari menghampiri nya.

Singapure....

Diposisi anisa...

Semakin hari kondisi anisa semakin buruk, anisa semakin sulit untuk bernafas hingga pada akhirnya dia harus memakai selang dihidungnya lagi untuk yang kedua kalinya, dia juga selalu memilih berbaring ditempat tidur tanpa banyak berbicara.

Anisa yang pendiam kini telah terbaring lemah di ranjang rumah sakit,dengan ditemani oleh papa,mama, audri,ari dan adri keluarga tercintanya, walau ramai tetapi suasana disana hening, semua hanya menatap gadis yang terbaring lemah itu.

My Junior Love In SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang