1. Mimpi Buruk
"Papa, aku mimpi buruk..."
Aku mengedipkan mata, berusaha mengusir kantuk yang menggelayutinya. Aku melirik jam dinding dan saat itu masih pukul 3 malam. "Kenapa, Nak? Sini naik, ceritakan mimpimu..."
"Tidak mau..."
Kejanggalan situasi itu membuatku terjaga penuh. Sosok pucat anakku samar-samar terlihat dalam kamarku yang gelap. "Kok tidak mau, Nak?"
"Karena dalam mimpiku, ketika aku menceritakannya kepada Papa, makhluk yang memakai kulit Mama itu bangun..." bisiknya lirih.
Hatiku mencelos, aku terkesiap. Selama beberapa saat aku mematung, jantung berdebar hebat, mataku tak bisa berhenti menatap nanar sosok anakku. Sedetik kemudian selimut di belakangku bergerak...
2. Slideshow
Saking senangnya, jariku gemetar saat membuka bungkus kamera yang kudapat dengan harga miring dari lelang di pasar online. Sebuah kotak dengan label pengiriman yang bertuliskan namaku. Gembiraku tak terbendung ketika menyadari kamera itu jauh lebih bagus dari harga yang aku bayarkan. Ah, tapi rupanya pemilik sebelumnya lupa melepas memory cardkamera itu.
Sebelum mengirimkan email untuk memberi tahu bahwa memory card-nya masih tertinggal di kameraku, aku memutuskan untuk iseng melihat-lihat isi galeri foto yang sudah ada di dalamnya. Aku memasang mode slideshow dan satu per satu foto di dalamnya muncul dalam layar display.
Gambar pertama merupakan foto label pengiriman pada bagian depan paket, alamatnya ditujukan kepada seseorang. Namun foto berikutnya membuat kebingunganku berubah jadi ngeri, ada gambar mayat seseorang yang terbunuh dengan tragis. Foto ketiga kembali memuat foto label pengiriman, kali ini kepada alamat yang berbeda. Foto keempat lagi-lagi menunjukkan mayat orang lain yang dibantai dengan kejam. Begitu terus sampai foto ke sembilan...
Aku melihat foto label pengiriman pada bungkus paket yang dialamatkan kepada diriku sendiri.
3. Lukisan
Ada seorang pemburu yang berada di tengah hutan lebat setelah kelelahan berburu sepanjang hari. Hari sudah senja dan karena ia kehilangan sebagian peralatannya, sang pemburu terpaksa harus bermalam di hutan. Ia pun mencari tempat yang bisa dijadikannya persinggahan. Setelah berjalan selama satu jam menemukan gubuk tua tak berpenghuni.
Pintu gubuk itu terbuka, sehingga ia dapat masuk dengan mudah. Ada sebuah dipan di dalamnya, dia pun segera merebahkan diri di sana. Sesaat kemudian sang pemburu sadar bahwa dinding gubuk itu dipenuhi lukisan sangat realistis dengan gambar wajah-wajah seram yang tampak melotot dan memandangnya dengan bengis. Begitu detilnya sampai lukisan-lukisan itu terlihat nyata.
Sang pemburu kaget dan merasa tak nyaman. Namun, saking letihnya, memilih untuk mengacuhkannya dan tidur menghadap tembok yang polos tanpa lukisan.
Keesokan paginya, sang pemburu terbangun karena sinar matahari yang begitu terang. Dengan keheranan ia bangkit dari rebahnya dan memandang sekeliling gubuk. Lalu menyadari bahwa tidak ada banyak lukisan wajah dalam gubuk itu...
Hanya ada banyak jendela yang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Fear" Ghost Horor STORY
HorrorKumpulan cerita horror, urban legend, mitos, dll. Banyak cerita diambil dari google