Lorraine yang berhasil masuk ke Universitas yang diinginkannya merasa sangat senang. Lorraine mendapatkan kamar yang kecil di dekat sekolah yang akan ditempatinya. Dia pun menghias kamarnya.
Di Jendela yang kecil, dia memasang gorden berwarna ungu. Dia juga membeli mesin kopi yang cocok dengan dapurnya. Kemudian, di atas meja belajarnya diletakkan laptop bergambar kucing. Dia juga meletakkan barang-barang kesayangannya di dalam lemari kecil berlaci.
Namun, kehidupan sekolahnya sangat tidak mudah. Tugas kuliahnya banyak. Dia pulang setiap malam hari karena mengerjakan tugasnya itu.
Setelah dua bulan, Lorraine sudah mulai nyaman dengan kehidupan sekolahnya dan memiliki banyak teman. Seperti hari biasa, Lorraine selalu pulang malam hari.
Lorraine menjatuhkan badannya ke kasur. Tiba-tiba terdengar suara bel.
"Siapa,ya, yang datang malam-malam?"
Saat melihat melalui jendela, di depan pintu ada seorang pengirim paket.
"Ada paket untuk anda. Tolong buka pintunya." Ujarnya.
"Aneh, sepertinya aku tidak membeli apapun yang dikirim melalui paket. Terus, kenapa paketnya datang malam-malam begini?" Pikir Lorraine.
Tiba-tiba terdengar lagi suara pengantar paket itu yang seakan-akan dapat membaca pikiran Lorraine.
"Paketnya terlambat karena banyak paket yang diantar hari ini. Mohon cepat buka pintunya karena masih banyak paket yang harus saya antar." Ucapnya.
Meskipun sedikit khawatir, Lorraine melihat jam terlebih dahulu yang menunjukkan pukul 21.27. Suara pengantar paket kembali terdengar. Lorraine akhirnya membuka pintu karena suara pengantar paket yang mendesak sekali.
Setelah itu, ia menuju kamarnya. Lorraine membuka paket itu karena penasaran.
"Apa ini? Kaset Video?"
"Memangnya masih ada orang yang menonton video seperti ini? Sebenarnya siapa yang kirim?" Pikir Lorraine.
Keesokan harinya, Lorraine memperlihatkan kaset video itu kepada teman-temannya di kampus.
"Tidak tahu. Aku dapat dari paket tadi malam!" Ucap Lorraine.
"Kaset video? Ini benar-benar barang antik. Di zaman modern sekarang, mana bisa menemukan barang seperti ini." Ucap Vania, teman Lorraine.
"Oh, aku tahu. Mungkin kita disuruh menyiapkan pemutar video di ruang audiovisual.
Lorraine termenung sejenak. Dia tidak tahu isi video itu dan tidak punya alasan untuk melihat isinya. Dan entah mengapa ia merasa gelisah. Namun, teman-temannya mulai tertarik pada kaset video itu.
"Apa jangan-jangan ini film horror?" Ucap Cassandra.
"Aku tidak suka sesuatu yang menakutkan...." ucap Gladys perlahan.
"Sudah tidak usah takut! Kita tonton bersama-sama saja yuk!" Ajak Merin.
Teman-teman Lorraine berkumpul dan bermaksud menonton videonya. Lorraine dan teman-temannya masuk ke ruang audiovisual di lantai 5 gedung perpustakaan. Lorraine memasukkan kaset video itu ke pemutarnya.
Muncul suara berdengung dan layarnya menyala.
Seorang laki-laki yang duduk di hadapan meja rias suatu kamar. Siapapun yang melihatnya pasti beranggapan kalau kamar itu cantik dan dihias dengan menarik, seperti kamar seorang perempuan. Namun, laki-laki itu menemukan barang-barang dengan terampil.
Laki-laki itu meletakkan cermin diatas meja rias. Dia mengambil make up di dalam lemari berlaci lalu berdandan. Laki-laki aneh yang sudah berdandan itu meletakkan barang-barang ke tempat semula tanpa salah.
Laki-laki yang sebelumnya diam itu berbicara sesuatu.
"Halo baik-baik ya. Besok aku akan datang lagi!" Ucapnya.
Kaset video itu selesai. Teman-teman Lorraine langsung bergosip tentang laki-laki aneh yang berdandan seperti perempuan itu. Lorraine menyadari sesuatu dan merinding. Teman-teman Lorraine terkejut melihat tingkat Lorraine. Mereka bertanya pada Lorraine.
"Kenapa? Apa itu menakutkan?" Tanya Vania.
"Apa kamu kenal dia?" Tanya Gladys.
Lorraine yang memucat dan menangis kemudian berkata....
"I,itu...itu kamarku."
KAMU SEDANG MEMBACA
"Fear" Ghost Horor STORY
HorrorKumpulan cerita horror, urban legend, mitos, dll. Banyak cerita diambil dari google