Bab 6 : Looking Sexy

139K 12.7K 497
                                    


Adria berjalan turun dari tangga dengan penampilan yang sangat cantik, dress flower print sedikit terbuka di bagian bahu dan sepatu hak tinggi. Penampilannya sangat modis. Tanpa memedulikan Damien yang mengekorinya di belakang yang sudah mandi dan mengenakan kembali pakaianya semalam. Setelah mendapat telepon dari ibunya, Adria disuruh berusaha cuek dan jual mahal, dan dia menyetujuinya. Ketika sarapan Adria hanya diam, ketika selesai mandi dia langsung berdandan.

"Mau sampai kapan kau diam?" tanya Damien di belakangnya dengan nada santai namun dalam.

Adria berusaha tidak menjawabnya sampai mereka sudah melewati pintu utama. Ketika Damien berjalan ke mobilnya yang mewah, Adria justru berjalan lurus menuju gerbang. Saat penjaga keamanan membuka gerbangnya, Adria buru-buru keluar dan saat itulah mobil Damien juga keluar. Sesekali Adria melirik mobil Damien yang melaju lambat di sampingnya, kaca bagian peumpangnya dibuka dan Damien terlihat sedang menyeringai dengan misterius padanya.

"Mau sampai kapan kau jual mahal seperti itu?" tanya Damien lagi dengan seringai yang semakin lebar.

Adria berhenti dan menoleh, menatap Damien dengan wajah meremehkan dan dagu di angkat. "Kau bilang apa?" tanyanya.

Damien mendengkus dan keluar dari mobilnya, menghampiri Adria di pinggir jalan. Kedua tangannya di saku celana dan tatapannya sangat misterius, ketika Damien mendekat Adria mundur.

"Setelah semalam kau terlena dalam ciumanku dan meminta pelukan bodoh ala beruang, sekarang kau bersikap jual mahal? Hebat sekali kau, Adria Romanov," kata Damien dengan seringai di wajah tampanya.

Adria menjadi kesal, "Kau meninggalkanku selama lima tahun, baru bertemu sudah ingin membuat bayi, apa kau waras, Damien Romanov?"

Adria diam karena berdebat dengan Damien menguras tenaga, dia tak tahu dari mana Damien tahu dirinya sedang bersikap jual mahal. Tak mau memikirkannya, Adria pun berusaha tetap bersikap seperti itu agar Damien mau berjuang mendapatkannya kembali. Ia kembali teringat pada perkataan sang ibu padanya tadi.

"Aku sudah terlambat ke kantor," kata Adria dan bersiap akan pergi.

Damien manarik tangan Adria hingga terjatuh dalam pelukannya, lalu berbisik, "Apa yang kau inginkan?"

Adria memalingkan wajahnya, "Tidak ada."

"Apa yang Eliana katakan padamu?" tanya Damien lagi, kali ini dengan tatapan yang semakin tajam.

Adria gugup dan mendorongg dada Damien tapi terlalu sulit, "Aku tidak mau memberitahumu."

"Bagaimana jika memberitahuku setelah bercinta? Aku bisa menyewa satu kamar hotel pagi ini," bisik Damien lagi. "Aww!" Damien meringis dan melepaskan tangannya dari Adria.

Adria yang melihat Damien kesakitan pun tertawa penuh kemenangan, karena dirinya menginjak kaki Damien yang memakai sepatu kulit dengan keras. Jangan lupakan ujung stiletto-nya yang tajam yang berhasil membuat wajah datar Damien berubah mengerut.

"Kau mulai berani padaku?" bisik Damien lagi. Wajah Damien kembali berubah misterius dengan seringai yang semakin tajam. "So, kau mau bermain-main dulu denganku? Tidak masalah Baby."

"Damien kau mau apa? Wajahmu jangan seperti itu, kau seperti para pria hidung belang di rumah bordil," ujar Adria seraya mundur.

Damien menghentikan langkahnya saat mendengar Adria mengatakan itu, dia seperti tahu Adria pernah mengatakan hal itu dulu saat mereka bersama. "Kau tahu rumah bordil seperti apa?" tanya Damien.

Adria menutup mulutnya dengan sebelah tangan kemudian menggeleng, "Tidak, aku kan tidak pernah ke sana."

Tanpa membalas lagi Damien mendekati Adria, tapi Adria berteriak lebih dulu. "Stop! Jangan menggendongku lagi seperti karung beras, aku tidak mau rambutku berantakan," teriak Adria.

Mata Damien melirik rambut Adria dan seringai aneh kembali muncul, "Aku hanya ingin mengambil sesuatu di rambutmu, ada ulat kecil yang terjatuh dari pohon di atas kita."

"Akh!" Adria berteriak dan menubruk tubuh Damien sambil mengusal-ngusal kepalanya di dada Damien. Pelukannya sangat erat dan Adria menjerit ketakutan. "Damien tolong aku! Aku takut ulat!" teriak Adria.

Damien terkekeh geli melihat Adria yang tertipu olehnya, "Satu sama, karena aku sedang menipumu."

Adria melepaskan pelukannya dan mendorong dada Damien. Dia berjalan menghentakkan kakinya menuju mobil Damien kemudian masuk dan membanting pintunya. Hal itu tak lepas dari padangan Damien, dia pikir Adria akan meninggalkannya tapi wanita itu malah masuk ke mobilnya.

Sambil mengangkat kedua bahunya Damien berjalan ke kursi pengemudi dan masuk, duduk dengan tenang dan mulai menyalakan mesinya. Sebelum menginjak gas, dia melirik Adria yang sedang duduk menyilangkan kakinya hingga pahanya yang putih mulus terlihat.

Damien menggeram dalam, "Shit!" dia sangat tak suka jika bagian tubuh Adria sampai dilihat pria lain, Damien tak suka. Hanya dia yang boleh melihat bagian tubuh Adria yang terbuka, tak ada yang boleh menikmatinya. "Mulai besok aku tak ingin melihatmu mengenakan pakaian pendek lagi," ujar Damien.

Adria mengerutkan dahinya, "Memangnya kenapa?"

Damien menggeram dan sebelah tangannya menggerayang di kursi mobil, kemudian tiba di paha Adria. Mengelusnya pelan membuat Adria berjengit terkejut. Damien menyeringai dan meremas pahanya dengan keras, membuat Adria berteriak.

"Akh!" Adria berteriak geli dan merasakan sesuatu menggelenyar di dalam tubuhnya.

Bukan melepaskannya Damien justru mematikan mesin mobilnya dan menubruk tubuh Adria, membuat Adria kembali terkejut. Damien berada di atas Adria, memerangkapnya diantara kursi dan pintu mobil. Tatapan mereka beradu, dan sebelah tangan Damien berada di pipi Adria.

"Kau tahu apa jadinya jika kau mengenakan pakaian terbuka? Akan ada banyak pria yang menginginkanmu, Adria." Damien mendesis dalam dengan tatapan tajam.

Adria hendak membuka bibirnya tapi Damien lebih dulu memagutnya, mencium bibirnya dengan keras. Rasa dingin dan keras Adria rasakan dari bibir Damien, dia pun hanya menutup matanya dan menggenggam kemeja Damien. Meski dia berkali menolak, tapi sentuhan dan ciuman Damien tak bisa ditolak, seakan tubuhnya sudah terbiasa.

Ketika mereka berciuman, dan Damien yang seakan enggan melepaskan bibir menggoda Adria, tiba-tiba suara ponsel berdering memecahkan keheningan diantara deru napas mereka. Adria memukul dada Damien hingga ciuman mereka terlepas. Ketika ciuman mereka lepas, Adria mengambil ponselnya dan melihat seseorang memanggilnya.

"Adria kau di mana? Cepat kita ada meeting!" suara teriakan dari seberang line membuat Adria menjauhkan ponselnya.

"Aku masih di jalan, tunggu aku!" balas Adria kemudian mematikan ponselnya. Adria memberikan tatapan kesal pada Damien seraya merapikan rambutnya, "Jalan, aku sudah terlambat."

"Aku bukan supirmu," kata Damien.

"Damien, aku tak mungkin berjalan ke halte bis dan semakin terlambat," pinta Adria.

"Katakan dengan kata-kata manis dan rayuan."

Adria mendumal dalam hati, tapi dia menghela napasnya dan berdeham untuk mempersiapkan kalimatnya. "Damien ..."

"Sst .. itu tidak manis."

Adria semakin menggerutu kesal, dan memasang senyum manis. "Suamiku yang tampan dan ... sebenarnya jelek, seperti beruang kutub, menyebalkan, bawa aku ke kantorku sekarang juga," kata Adria dengan cengirannya.

Damien menoleh dan memberikan tatapan tajamnya. Adria buru-buru meralat perkataannya, "Suamiku yang tampan dan baik, romantis, manis dan menggoda. Puas kau?"

Damien berdeham dan mencoba agar tidak tertawa, "Baiklah, saya laksanakan, My Queen."


(^0^)(^0^)



Nih Damie kambeeeekk...
Ada beberapa yg bilang karakter Damien berubah ya?

Sebenernya nggak sama sekali, mungkin lebih terlihat dia yg suka godain Adria sih. Disini Damien lebih banyak ngomong. Kalo di Damien's Lover kan dia banyak diem.
Sebenarnya yg bikin dia lebih sering ngomong karena memang kan Adria ilang ingatan.

Aku tahu kalian pasti nangkap maksudnya kan Damien lebih banyak bicara disini ketimbang di season 1? Kalo kalian peka berarti kalian keren! Wkwkwk

The Jerk Husband✔ [END] / (TERSEDIA DI GOOGLE PLAY & KUBACA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang