Author POV
Namun setelah berpamitan di hari yang sama, beberapa hari setelah nya Jungkook tidak kembali. Menyisakan ruang yang disesaki rindu di hati Jisoo. Mereka baru mengakui perasaan masing-masing namun Jungkook meninggalkan Jisoo tanpa memberi kabar. Ia tidak muncul di rumah dan disekolah, ia tidak memiliki nomor kontaknya. Sangat bodoh kekasih macam apa dia, apakah prianya baik-baik saja ia tidak tahu.
Ia hanya menatap kosong melalui jendela apartemen pagi ini, ia kembali hanya sarapan susu sisa antarannya dan memakan ramen dari waktu ke waktu. Ketidak hadiran Jungkook mempengaruhi segalanya. Cuaca semakin dingin di bulan Desember turun salju tipis menghujani Seoul, membuat Jisoo semakin membeku di flat kecilnya.
"Kau dimana? Bukankah kau berjanji akan kembali? Tidak pernah meninggalkan ku?" Tanya Jisoo pada udara.
***
Pagi itu berbeda saat Jisoo kembali menginjak kan kaki nya ke sekolah. Ia sudah terbiasa dianggap tidak ada dan pandangan menghina dari penghuni sekolah lainnya. Tapi kali ini lebih parah. Pandangan itu lebih menghujam, lebih memandangnya jijik bahkan Jisoo yakin mereka tidak segan-segan meludahinya saat ini juga.
Hal serupa terjadi dengan lokernya, bukan hanya sampah atau kaleng bekas. Tapi..
Bangkai Tikus
Dengan tulisan darah
Pergi Kau ke Neraka, Jalang!
Brak!!!
Jisoo berusaha mengabaikan itu semua, ini sangat menyakitkan. Bukan sekedar Bullyan biasa akibat cemburu buta Irene, ini teror. Jisoo benar-benar buta dan ingin tuli saat itu saat ia menginjakkan kaki di kelasnya kata-kata mendengung di udara.
"Tidak tau diri."
"Jalang!"
"Pembunuh."
"Pelacur."
"Hina."
Ya Tuhan ada rumor apa yang tersebar.
Tentu saja Jisoo tidak bisa mengetahui hal yang mereka rumor kan tentang dirinya. Bukan melalui Mading sekolah atau media cetak lainnya, melainkan melalui media sosial. Terbukti dari mereka melihat smartphone masing-masing sambil melirik ke arahnya serta tidak lupa mengumpat dengan manis. Tahan Jisoo tahan. Seingatnya ia tidak melakukan kesalahan apapun, oh salah keberadaannya di sekolah ini sudah menjadi kesalahan. Ia cukup menghiraukannya saja, dan semua akan kembali seperti biasa.
Brak!
Prang!!!Piring makan Jisoo terlempar, Jisoo hanya mendesis kesal. Untuk kesekian kalinya ia kehilangan jatah makan siangnya.
"Bisa-bisanya mulutmu masih dapat mengunyah makanan setelah membunuh." Ucapan pedas dimulai dari tak lain tak bukan Irene.
Jisoo terkejut tidak biasanya Irene mempermalukan nya di depan umum di depan khalayak banyak. Ia pasti menyeretnya ke tempat yang masih dapat menyelamatkan image perinya.
"Berhentilah mengusikku." Balas Jisoo tajam.
Byur!
Dengan cepat Irene mengambil orange jus milik siswa terdekat dan menyemburkan ke wajah Jisoo. Ia sangat berkilat marah.
"Makhluk menjijikkan! Sebaiknya kau persiapkan dirimu, kau benar-benar tamat kali ini!"
Jisoo menahan tangis, ia menjadi pusat perhatian di lecehkan dan tidak ada yang membelanya. Hanya tatapan menghina dan menghakimi. Ia berlari menghindar ia tidak mengerti dan di toilet perempuan ia berakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Your Self
FanfictionIni tentang kisah seorang anak laki- laki yang di juluki " Mimpi Buruk Bagi Orang Dewasa" dan anak perempuan yang selalu berharap hidupnya hanyalah mimpi buruk. Frustasi dengan kisah masing- masing dengan dirinya masing-masing, di pertemukan dan me...