21. The Jeon

408 61 22
                                    

Klek..

"Masih ingat pulang?" Sambut nyonya Saeri sambil menatap tajam putranya.

"Apa perlu aku pergi lagi?" Sinis Jungkook.

"Cukup!! Berhenti bertingkah seenaknya! Tidak bisakah kau sekali saja tidak mempermalukan keluarga Jeon!"

"Apa aku lahir hanya mempermalukan mu. . Kehadiran kita lah yang sungguh memalukan!"

"Jungkook.." ibu Jungkook menghela nafas panjang dan mengelola emosinya. Ia harus mengatakan inti dari untuk apa ia memanggil anaknya pulang.

"Bersiaplah lusa kau ke Amerika, ibu sudah mempersiapkan segalanya."

"Eommaa!! Aku tidak ingin pergi! Sudah kukatakan aku tidak akan keluar negeri atau kemana pun! Apa kau tidak mendengarku lagi!"

"Ini bukan sesuatu yang dapat kita diskusikan Jungkook, dewasalah kau harus belajar membantu ayahmu dan menguasai segalanya."

"Tidak mau! Tidak akan pernah!"

"Berhentilah membantah!"

"Sebegitu inginkah ibu mendorongku untuk pergi?! Belum cukupkah aku menjauh dari kehidupanmu selama ini?!"

"Ini demi masa depanmu Jung."

"Masa depanku atau masa depan Ibu?! Cukup jangan buat aku menjadi lebih jahat lagi ibu, Aku tidak mau tidak akan pernah sekalipun mencurangi Jeon Wonwoo seorang anak yang ibu hancurkan kebahagiaan nya!"

Plak!

Tanpa sadar Nyonya Saeri menampar Jungkook. Keduanya terkejut dengan keadaan yang terjadi.

"Jung.. maaf ibu tidak bermaksud.."

Jungkook menepis tangan ibunya yang ingin mengelus pipinya.

"Cukup ibu.. cukup.. tidak cukupkah ibu hanya memilikiku saja?" Mohon Jungkook dengan suara bergetar hatinya sesak.

"Jika ibu menginginkan aku pergi maka aku lebih memilih tidak lagi muncul di hadapan ibu." Jungkook berbalik meninggalkan ibunya.

"Jungkook sampai kapan kau salah paham dengan segalanya.."lirih nyonya Saeri menunduk dan menangis tersedu. Ia sudah lama kehilangan putranya yang manis yang terjebak membencinya.

Jungkook keluar dari pintu utama rumahnya. Ia muak bertemu ibunya, semua berubah semenjak mereka pindah ke rumah besar ini. Ibunya tak sehangat dulu, saat mereka tinggal di apartemen kecil namun kebahagiaan mereka terasa mewah. Keserakahan telah menggerogoti segala bentuk rasa sayang.

"Jungkook.. kau akan kemana lagi?" Sapa Jeon Wonwoo sang putra sebenarnya.

"Urus urusanmu sendiri." Ketus Jungkook hendak melanjutkan langkahnya kembali.

"Pastikan kau masih dalam pengawasan ku, Jung."

Jungkook mendesah kasar berbalik menatap seorang yang seharusnya ia panggil hyung tajam, marah malu, dan kecewa.

"Aku lebih suka kau memukulku habis-habisan, berteriak dan marah padaku! Daripada seolah memperdulikan ku seperti ini! Aku sungguh tidak ada muka untuk menghadapi mu!" Segera Jungkook pergi setelah mengungkapkan perasaannya.

"Aku yang seharusnya tidak ada muka menghadapi mu." Lirih Jeon Wonwoo menatapi kepergian adiknya, atau hanya ia ingin menganggapnya demikian.

***

Kalut itu yang di rasakan Jungkook kali ini, ia terus berjalan menjauhi rumahnya yang bak istana, megah namun dingin sebuah ruang sel yang begitu kokoh mengekang jiwanya. Langit pun mengikuti suasana hati Jungkook yang lebur. Meneteskan rinai mengaburkan tetes pilu di mata Jungkook.

Love Your SelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang