nasib buruk

35K 945 38
                                    

"Aku ingin kau menjadi kekasihku"
Ucap seorang lelaki yang tengah menghisap rokoknya dengan santai dihadapan seorang gadis cantik yang tengah gugup dan mulai berkeringat dingin. Rara menggigit bibir bawahnya dan sesekali berkomat-kamit agar seseorang menculiknya detik ini juga.

Lian, siswa paling nakal di sekolahnya dengan percaya dirinya yang tinggi meminta Rara agar menjadi kekasihnya. Padahal mereka belum pernah bertegur sapa sekalipun.

Lian termasuk dalam most wanted disekolahnya. Namun karena kenakalan nya banyak gadis yang memilih untuk tidak menjadikan Lian sebagai sosok idola.

Lelaki dengan tiga piercing di telinganya itu kini sedang berkacak pinggang menunggu jawaban Rara.

"Ahh gimana yaa kak".
Gumam Rara pelan karena nyalinya yang semakin menciut.

"Bagaimana? Aku menunggu jawabanmu cantik".
Ucap Lian santai sambil menginjak-injak rokoknya. Melihat aksi Lian menginjak rokok itu berhasil membuat Rara semakin ketakutan.

'Kalo ditolak pasti ni cowok bakal mukul gue abis abisan'
Ucap batin Rara was-was

"Ck! Cepatlah".
Lian berdecak sebal karena ia sudah berdiri setengah jam hanya untuk melihat Rara diam dengan keringat dingin di dahinya.

 Lian berdecak sebal karena ia sudah berdiri setengah jam hanya untuk melihat Rara diam dengan keringat dingin di dahinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ingin sekali Rara berlari menjauhi Lian namun nyatanya kakinya sedikitpun tak mau diajak kerjasama.

"Hmm ya-yaudah deh a-aku mmaaau jaa-jadi pacar kakak".
Mendengar jawaban Rara, senyum idiot berandalan itu langsung menghiasi wajah tampan Lian.

Lian memang tampan. Alis tebal, mata tajam, dan rahang yang kukuh, tapi sayangnya Lian tidak masuk dalam kategori lelaki idaman Rara karena kenakalannya. Bahkan Rara sudah memiliki idola sendiri disekolahnya yang tentunya lelaki itu bukanlah Lian

"Senangnya.... Oh ya karena kita sudah menjadi sepasang kekasih jadi berhentilah memanggilku kakak, mulai hari ini panggil aku Liyang 'Lian sayang' ".

Ucap Lian dengan wajah idiotnya sedangkan Rara hanya menganga lebar tak percaya. Berandal seperti Lian mempunya tingkat ke alay-an yang sangat tinggi.

"Iya Lii...yang".
Jawab Rara pelan dengan suara gagap karena ketakutan. Wajah Rara memerah sempurna belum pernah ia memanggil seorang lelaki semanis itu dan kini ia harus memanggil sebutan sayang untuk kekasihnya sendiri. Kekasih?!

"Baiklah mana hp mu kamu harus mempunyai nomorku sayang".
Ucap Lian dengan rahang yang semakin kukuh. Dengan cepat Lian menarik tas ransel Rara dan menggeledahnya.
Tanpa memperdulikan wajah Rara yang semakin memerah.

"Aku sudah menyimpan nomor mu dalam ponselku. Nanti malam telpon aku ya".
Ucap Lian santai kemudian melenggang pergi meninggalkan Rara setelah mengecup singkat dahi Rara.

Setelah kesadarannya kembali penuh barulah Rara berlari memasuki mobilnya dan menancap gas dalam-dalam karena takut Lian akan menguntitnya dari belakang.
Rara bahkan mengunci pagar, pintu rumah dan pintu kamar sekaligus. Gadis cantik itu langsung merobohkan tubuhnya diatas ranjang dengan tatapan kosong.

"Huwaaaaa udah gila gue. Gimana bisa gue jadi pacar cowok barbar kayak Lian"
Rara menjerit sejadi-jadinya. Gadis cantik itu tengah meloncat loncat frustasi diatas ranjangnya. Beruntunglah keluarga Rara tengah pergi keluar kota untuk berlibur jadi hanya ada Rara dirumahnya.

Rara melempar ponselnya ke sisi ranjang karena sejak 10 menit yang lalu ponsel itu terus bergetar. Rara menutup telinganya dengan bantal. Rasa cemas menyelimuti hatinya.

"Angkat ponselnya atau kubunuh kau".
Tiba-tiba saja bayangan wajah kejam Lian dengan mata bersinar bak seorang ultraman melintas dipikiran Rara. Rara segera berlari mengambil ponselnya.

'Lian sayang'
Rara bergidik ngeri melihat nama yang sedari tadi menelpon dirinya. Sudah pasti itu adalah Lian yang dengan sesuka hati menyimpan nomornya sendiri kedalam ponsel Rara.

Lian sayang is calling....
"Huwaaa". Rara menjerit terkejut dan tanpa sengaja melemparkan ponselnya ke atas. Setelah mengumpulkan keberaniannya Rara memutuskan akan mengangkat telepon dari 'kekasihnya'.

"Siapa?"

"Ini aku Liyang. Kau sedang apa?".

"Lagi nonton tv Li-liyang"

Hening beberapa saat dan Rara mulai bingung kenapa Lian berhenti mengoceh.

"Halo kak? Kok diem?"

"Ck! Aku menunggu agar kau menanyakan kegiatanku saat ini dan jangan panggil aku kakak!".

Terdengar suara bentakan dari Lian hingga Rara harus menjauhkan ponsel itu dari telinganya.

"Ah maaf sa-sayang kamu lagi apa"

"Menunggu panggilan sayang"

"Ha?".

"Aku sedang balapan saat ini sepertinya aku akan dipanggil".

Rara langsung menganga lebar setelah mendengar ucapan Lian. Dia benar-benar seorang berandal.

"Tenang saja aku tidak suka cabe-cabe an sayang"

'Mau lo sama cabe kek, jalang kek, bodo amat. Cepet putusin gue bangsat!'
Maki Rara dalam hati.

"Aku percaya kamu".
Jawab Rara setelah bersusah payah memeras otaknya untuk memberi jawaban yang pas untuk Lian.

"Baiklah aku dipanggil. Aku sayang padamu".

"Iya kak".

Rara langsung mematikan ponselnya tanpa memperdulikan suara Lian yang mungkin meneriakinya karna memanggilnya dengan sebutan 'kakak'.
Dan juga tidak membalas ucapan cinta dari Lian karena sejujurnya Rara sama sekali tidak mencintai Lian bahkan tidak pernah terlintas dipikirannya menjadi kekasih dari seorang berandal seperti Lian.

"Kenapa bukan Morgan aja sih yang jadi pacar gue".
Rara kembali berguling-guling diatas ranjangnya sambil terus merutuki nasib malang yang menimpa dirinya.





hai hai semua buat pembaca baru or lama cerita ini nggak ku ubah kok. Berhubung lagi ada musibah covid 19 yang mengharuskan kita semua untuk isolasi diri dirumah. Jadi daripada nganggur gabut mending aku revisi kata kata nya yang semula kurang baku/kata kata nya yang kurang konsisten. Makasih dan jaga kesehatan ya kalian dirumah🖤


Crazy Handsome BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang